Ceramah Master Cheng Yen: Menyatukan Tekad untuk Menolong Semua Makhluk

Bagi insan Tzu Chi, saat satu tangan bergerak, ribuan tangan ikut bergerak. Saat satu orang bertekad, puluhan ribu orang akan turut bertekad. Seberapa banyak orang yang bersama-sama membangun tekad di dunia ini, sebanyak itulah kekuatan untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita.

Kita melihat keindahan dan kebaikan di dunia. Di manakah letak keindahannya? Di dalam batin. Hati semua orang bersatu dan mengarah ke satu arah yang sama, yaitu turut merasakan penderitaan semua makhluk yang menderita dan mengasihi semua makhluk di dunia. Mereka memandang semua makhluk bagaikan anak sendiri.

Namun, kita juga melihat ada orang yang tinggal satu atap dan merupakan ibu dan anak, tetapi memiliki masalah yang tak kunjung terurai. Sang putri selalu memandang ibunya bagaikan musuh atau lawan. Insan Tzu Chi terus-menerus memberi perhatian bagi keluarganya dan perlahan-lahan memperbaiki kondisinya sehingga kembali penuh harapan. Sang putri yang tadinya selalu menganggap ibunya sebagai musuh, kini dapat merangkul ibunya dan mengungkapkan pertobatan atas kesalahannya selama bertahun-tahun. Semua ini terwujud berkat kesabaran dan cinta kasih yang pantang menyerah.

Bodhisatwa tak pernah menyerah atas satu pun makhluk yang menderita. Relawan Tzu Chi setahap demi setahap membantu mereka mengurai belenggu batin sehingga ketulusan mengalir dalam hati mereka. Jika melihat kondisi keluarga itu saat ini, kita sulit membayangkan bagaimana kondisinya saat relawan Tzu Chi pertama kali datang. Para relawan mendampingi mereka dengan penuh kesabaran dan cinta kasih.

Kita juga melihat kondisi di Afrika Timur. Karena bencana Siklon Idai kali ini, jalinan jodoh Tzu Chi mulai terjalin dengan daerah itu. Kita bisa membantu warga setempat. Saya juga terus mengatakan bahwa selama kaki kita dapat menjangkau tempat itu, kita pasti akan memikirkan cara agar orang-orang di sana berkesempatan untuk memperoleh bantuan demi memperbaiki kondisi kehidupan mereka agar mereka dapat hidup tanpa kerisauan.

Ada seorang pengusaha yang secara khusus berkata kepada saya, "Master, Anda begitu khawatir. Saya memiliki lahan di sana." Saya berkata, "Saya memohon pada Anda untuk mengalokasikan sebagian lahan dan membuat pengajuan kepada Pemerintah agar mengubah peruntukannya untuk membangun permukiman bagi warga. Kita ingin membantu warga  membangun permukiman. Dapatkah Anda juga mengalokasikan sebagian lahan untuk membangun pabrik? Di sana Anda memiliki lahan yang direncanakan untuk pertanian. Sesuai perencanaan Anda, dapatkah Anda membuka lapangan kerja bagi warga di lahan pertanian ini agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup?" Demikianlah kita mencari cara bagi mereka.

Jika jalinan jodoh matang, para warga setempat yang dapat dibantu oleh insan Tzu Chi termasuk beruntung karena berkesempatan untuk mengubah kondisi kehidupan mereka. Ada pula yang kurang beruntung sehingga kita belum dapat menjangkau mereka dan tidak dapat membantu mereka. Semoga kita dapat menjangkau dan menolong orang-orang yang menderita. Semoga kita dapat menjangkau daerah yang lebih luas lagi. Inilah harapan kita. Dengan adanya tekad Bodhisatwa, tiada hal yang tak dapat dilakukan.

Pada bencana yang melanda tiga negara di Afrika Timur kali ini, saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi dari Afrika Selatan yang segera menyalurkan bantuan ke Malawi. Saya juga berterima kasih kepada beberapa relawan dari Malaysia yang turut datang ke Zimbabwe karena jumlah relawan di sana terbatas. Mereka meninjau kondisi bencana di sana dan mengirimkan laporan ke Taiwan sehingga kita dapat memahami kondisinya dan menentukan arah bantuan yang tepat.

Selain itu, beberapa relawan di Mozambik, meski harus menempuh perjalanan sejauh lebih dari 1.200 kilometer, bersedia untuk pindah ke daerah bencana demi menjadi benih relawan Tzu Chi di sana. Mereka bersedia pindah ke daerah yang jauh demi menjadi benih relawan Tzu Chi.

“Terima kasih atas segala ajaran Master Cheng Yen kepada kami. Saya tahu saya belum cukup baik, tetapi saya akan berusaha menjadi lebih baik. Setiap hari, saya akan giat belajar untuk menjadi lebih baik. Saya akan berusaha untuk menyelaraskan hati saya. Terima kasih atas kesempatan yang Master berikan pada saya.

Mohon agar Master tidak khawatir. Saya bertekad untuk pindah ke Nhamatanda dan mengajak lebih banyak saudara untuk menyebarkan benih cinta kasih. Terima kasih,” tutur Olinda, Relawan asal Maputo.

“Setelah misi ini selesai, saya akan kembali ke Maputo untuk menjemput keluarga saya dan pindah kemari. Saya rasa saya memiliki misi untuk tinggal di tempat ini dan terus membantu warga,” ujar Delma, Relawan Tzu Chi.

Mereka bertekad untuk membimbing warga setempat agar turut menjadi relawan Tzu Chi dan dapat memberi perhatian dengan jangkauan yang lebih luas. Semua ini adalah jalinan jodoh. Jadi, setiap tempat memerlukan adanya Bodhisatwa. Saat jalinan jodoh setempat belum matang, relawan dari tempat yang jauh bisa datang untuk menciptakan berkah di sana dan menolong orang-orang yang menderita.

Bodhisatwa sekalian, janganlah menyerah. Bagaimanapun, tetes demi tetes sumbangsih yang kecil dapat terhimpun menjadi kekuatan besar. Semua orang hendaknya bertekad untuk turut bersumbangsih tanpa ketinggalan. Betapa pun kecilnya sumbangsih kalian, sebutir, dua butir, atau segenggam benih cinta kasih kalian telah tertanam di sana dan akan tumbuh menjadi tak terhingga. Untuk dapat bersumbangsih dengan tenang, gembira, dan damai, dibutuhkan ketulusan hati. Dengan hati yang tulus, kita menciptakan berkah bagi dunia.

 

Saat satu orang bertekad, seribu tangan turut mendukung

Memberi perhatian dengan tulus tanpa membeda-bedakan

Jalinan jodoh baik mengubah kehidupan

Bodhisatwa pantang menyerah untuk menyebarkan benih kebajikan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 26 Mei 2019

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -