Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Ajaran Benar dan Membangkitkan Ikrar Welas Asih


“Saat turun menggalang cinta kasih, kami menemukan kisah yang penuh kehangatan. Seorang pemilik toko makanan kecil memberi tahu kepada kami bahwa dahulu dia adalah penerima bantuan Tzu Chi dan dia sangat senang dapat menaruh celengan bambu di tokonya. Kami juga sangat senang melihat penerima bantuan dapat berubah menjadi pemberi bantuan. Selain toko, kami juga menggalang cinta kasih dari Biro Jalan Umum, kantor polisi, dan Asosiasi Petani. Kantor RT dan lurah bahkan juga bersedia untuk menaruh celengan bambu di tempat mereka. Jadi, celengan bambu cinta kasih tidak hanya sebatas ada di toko-toko, melainkan ada di banyak tempat,”
kata Chen Hui-zhen relawan Tzu Chi.

“Selain menggalang celengan bambu, kami juga membagikan berbagai metode. Seperti halnya pemilik restoran sarapan ini, ketika ada pelanggan yang meminta kantong plastik, dia akan meminta mereka untuk memasukkan satu dolar NT (500 rupiah) ke dalam celengan bambu dan memberi tahu mereka tentang pelestarian lingkungan agar mereka dapat membawa kantong sendiri. Jadi, sambil menggalang cinta kasih, dia juga menyebarkan ajaran bajik,” pungkas Chen Hui-zhen relawan Tzu Chi.

“Biasanya, saya akan mengendarai sepeda untuk pergi ke tempat saya menggalang cinta kasih. Saya akan memarkir sepeda dan berjalan ke beberapa toko. Berkeliling ke semua toko akan menghabiskan waktu sekitar 2 hingga 3 jam. Saya menganggap ini seperti melakukan pradaksina. Saya juga melakukannya dengan semangat Enam Paramita. Inilah salah satu cara melatih diri,” kata Xu Jin-que relawan Tzu Chi.

“Tim ‘Toko Cinta Kasih’ wilayah Utara berjanji di hadapan Master. Tahun depan, kita akan menggalang cinta kasih dengan konsep ‘Satu Orang Satu Kebajikan’. Kami akan melanjutkan ‘Toko Cinta Kasih’. Tahun 2024, ‘Toko Cinta Kasih’ bertambah 10 ribu. Kita semua bersatu hati. Go! Go! Go!”


Saya sangat tersentuh. Ini semua tentang cinta kasih. Cinta kasih adalah harapan. Dunia ini membutuhkan harapan. Khususnya, di era kemunduran Dharma ini, kita perlu membangkitkan Dharma yang benar. Ajaran Buddha mengajarkan setiap orang untuk berada di arah yang benar. Saat menggalang cinta kasih di jalan, kita tidak hanya memegang kotak cinta kasih dan menyerukan kepada orang-orang untuk berdonasi. Sesungguhnya, apa tujuan kita menggalang dana?

Kita harus memberi tahu orang-orang tujuan penggalangan dana yang kita lakukan. Misalnya, tujuan kita ialah untuk bantuan darurat bencana. Ketika terjadi bencana, kita harus memberi tahu di mana terjadi gempa, di mana terjadi badai, di mana terjadi banjir atau di mana terjadi bencana akibat ulah manusia. Bencana terdiri atas berbagai kategori, yakni bencana akibat ulah manusia dan bencana alam. Semua ini adalah penderitaan di dunia. Kita perlu memberi tahu orang-orang secara jelas. Bantuan bisa juga merupakan bantuan bencana internasional yang menjangkau berbagai negara.

Ketika sumbangan kecil masuk ke dalam celengan, itu bagaikan tetesan air yang mengalir ke lautan. Ketika ada yang membutuhkan, kita dapat segera bergerak dan bersumbangsih. Tujuan penggalangan dana bergantung pada program bantuan apa yang sedang dijalankan Tzu Chi saat itu. Jika tidak ada program bantuan bencana, kita dapat mengenalkan orang-orang dengan cinta kasih Tzu Chi.

Ada pepatah mengatakan, "Saat hari cerah, kumpulkan bekal untuk hari hujan." Hal terpenting ialah mengingatkan orang-orang untuk segera menghimpun cinta kasih setiap saat. Selain mengumpulkan sumbangan, kita harus memberi tahu masyarakat tentang Tzu Chi. Intinya, setiap orang harus tahu apa yang Tzu Chi lakukan.

Tzu Chi memiliki empat misi, yaitu misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis. Setiap orang dapat menentukan misi mana yang ingin mereka bantu. Kita juga memiliki misi bantuan bencana internasional dan setiap orang dapat berpartisipasi di dalamnya.

Kita semua adalah makhluk awam. Sesungguhnya, sedikit demi sedikit sumbangan yang terhimpun, dapat membantu orang lain. Berapa banyak orang yang bisa saya bantu dengan 100 dolar NT (50 ribu rupiah) saya? Jika setiap orang menyumbangkan 100 dolar (50 ribu rupiah), kita akan menciptakan kekuatan tak terbatas untuk mewujudkan cinta kasih agung. Jika telah memahami konsep ini, kita harus memberi tahu orang lain juga.


Baru saja, saya melihat tentang "Toko Cinta Kasih". Ketika kita menyediakan celengan bambu di toko, para pemilik toko akan mengenalkannya kepada pelanggan tetap mereka. Ketika pelanggan itu datang kembali, mereka akan tahu mereka dapat memasukkan koin ke sana. Mereka dapat mengungkapkan syukur dan doa di sana. Hendaknya kita membangkitkan cinta kasih dengan kekuatan kita. Ini semua bukan demi uang. Hal yang paling penting ialah setiap orang dapat mengenal ajaran yang benar.

Semua orang pada hakikatnya memiliki hakikat kebuddhaan. Buddha memiliki cinta kasih dan welas asih yang tidak sampai hati melihat makhluk menderita. Tzu Chi selalu berusaha untuk membantu mereka yang membutuhkan dan memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Apakah semuanya mengerti? (Mengerti.) Baik. Kalian semua sangat bersungguh hati. Sangat banyak kisah yang ada dalam sejarah Tzu Chi. Belakangan ini, saya senantiasa berkata bahwa mulai saat ini, kita harus memperhatikan kitab sejarah Tzu Chi.

Insan Tzu Chi sekalian, hendaknya kita menginventarisasi kehidupan. Sudah berapa lama kita berada di Tzu Chi? Jalinan jodoh apa yang mempertemukan kita dengan Tzu Chi? Selama menjalankan misi di Tzu Chi, kita bertemu banyak kelompok Bodhisatwa. Mereka adalah teman bagi kita dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Bagaimana kita bersatu untuk menjalankan misi-misi Tzu Chi? Tahun, bulan, dan hari apa Anda bergabung dengan Tzu Chi? Jalinan jodoh apa yang membuat kita bergabung dengan Tzu Chi?


“Selama 7 tahun terakhir, saya tidak mengikuti kegiatan Tzu Chi. Saya kembali ke sini pada bulan November tahun lalu. Setelah kembali, saya memiliki beban di hati karena saya kehilangan kontak semua donatur saya. Kebetulan, karena saya bertanggung jawab atas program celengan bambu ‘Toko Cinta Kasih’, saya mengajak putri saya untuk turut berpartisipasi dan kami berhasil mengajak beberapa took,”
kata Lin Yi-ling relawan Tzu Chi.

“Suatu hari, saya pergi membeli makan malam bersama adik perempuan saya dan saya memberanikan diri untuk berkata kepada pemilik toko, ‘Saya adalah relawan Tzu Chi. Saat ini, Tzu Chi tengah mendorong semangat celengan bambu. Apakah Anda bersedia jika kami menaruh celengan ini di toko Anda?’ Saat itu, toko pertama menolak saya. Saya merasa tidak masalah karena saya masih akan mengunjungi toko berikutnya,” kata Guo Zi-yu relawan muda Tzu Chi.

“Hari itu, saya pergi ke 4 toko dan 3 toko pertama menolak saya. Toko ke-4 adalah toko alat tulis dan pemilik toko tersebut menyetujuinya. Saat itu, saya merasa sangat senang. Saat ini, saya telah menggalang 5 ‘toko cinta kasih’. Saya berharap bahwa ke depannya, saya dapat menggalang lebih banyak toko. Saya juga berikrar untuk mengikuti pelatihan dan berharap dapat dilantik oleh Kakek Guru,” pungkas Guo Zi-yu.

Saya telah mendengar bahwa dia berhenti menjadi relawan untuk sementara waktu dan saat ini telah menjalankan misi Tzu Chi kembali. Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan perjalanan di Tzu Chi yang dapat dicatat. Saat ini, saya berencana untuk menerbitkan sebuah buku yang berisikan sejarah Tzu Chi.

Saya sering memberi tahu bahwa sejarah terdiri atas waktu, ruang, dan hubungan antarmanusia. Jika berbicara tentang Tzu Chi, tahun ini Tzu Chi telah memasuki usia ke-57 tahun dan tahun depan akan menjadi 58 tahun. Tzu Chi memiliki sejarah yang sangat panjang. Hendaklah kalian mencatat sejak tahun berapa kalian bergabung dengan Tzu Chi dan apa saja yang telah kalian lakukan. Kalian juga dapat memperkenalkan keluarga kalian. Inilah cara kita mewariskan jiwa kebijaksanaan di dunia hingga ribuan tahun.

Relawan Tzu Chi ibarat sebatang pohon besar. Bagaimana agar pohon ini menumbuhkan cabang dan daun? Kita semua dapat melakukannya. Jadi, inilah saatnya untuk kalian membagikan kisah kalian masing-masing. Kalian dapat mencatat sejarah kalian dan mengumpulkannya. Ini akan menjadi bagian dari kitab sejarah Tzu Chi yang berisi sejarah masa kini. 

Menyebarkan ajaran benar dan membangkitkan ikrar welas asih
Menghimpun pahala lewat tetes-tetes kebajikan kecil
Mewariskan jiwa kebijaksanaan di dunia
Mempraktikkan kebajikan dan mencatat kitab sejarah Tzu Chi 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 25 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 27 Desember 2023
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -