Ceramah Master Cheng Yen : Menyebarkan Ajaran Kebenaran untuk Menyucikan Dunia
Buddha mengatakan bahwa zaman sekarang, dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan. Baik perubahan iklim yang ekstrem maupun ketidakselarasan pikiran manusia yang menimbulkan bencana akibat ulah manusia, semuanya terjadi di dunia yang penuh dengan Lima Kekeruhan ini.
Semakin lama, manusia semakin sulit dibimbing. Sungguh, kita perlu menyebarkan informasi yang positif untuk menyucikan hati manusia dan menyelaraskan pikiran setiap orang. Janganlah kita membiarkan hidup kita lepas kendali karena itu akan membuat pikiran manusia semakin bergejolak. Jika demikian, maka pikiran manusia zaman sekarang akan semakin sulit diselaraskan.
Sungguh, Buddha berharap setiap orang dapat membabarkan ajaran kebenaran. Namun, di dunia Saha ini, manusia sangat keras kepala dan sombong sehingga sulit untuk dibimbing. Murid-murid Buddha memahami bahwa Buddha sangat khawatir Dharma tidak bisa diwariskan. Karena itu, mereka berikrar membabarkan Dharma guna membimbing semua makhluk.
Jadi, sebagian murid Buddha berikrar untuk membabarkan Dharma. Namun, ikrar mereka bukanlah membabarkan Dharma di dunia ini, melainkan di dunia lain. Ini karena mereka percaya pada ajaran Buddha bahwa ada dunia lain. Namun, mereka bukan berikrar untuk membabarkan Dharma di dunia ini karena manusia di sini terlalu keras kepala. Terlebih lagi, pada zaman sekarang, dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan.
Dunia ini telah menjadi dunia yang penuh dengan Lima Kekeruhan dan mara bahaya. Karena itu, mereka tidak ingin membabarkan Dharma di dunia ini, melainkan di dunia lain. Sungguh, di Bumi tempat kita tinggal, kini kondisi iklim sangat tidak bersahabat.
Kita bisa melihat Filipina diguncang gempa bumi. Insan Tzu Chi sudah menyurvei kondisi bencana dan mulai mempersiapkan penyaluran bantuan bencana. “Ketakutan masih terasa kuat di sini. Di sini turun hujan sepanjang hari. Bayangkan saja, mereka tidur di luar tanpa barang bantuan ataupun tenda. Kita juga akan memberikan selimut karena cuaca sangat dingin dan basah. Jadi, selimut akan sangat penting bagi mereka,” ujar Anton Lim (21), relawan Tzu Chi Yang kita lihat tadi adalah koordinator Tzu Chi dari Zamboanga.
Kita juga melihat koordinator Tzu Chi dari Cebu. Mereka telah tiba di lokasi bencana. Selain itu, juga ada relawan dari Pulau Bohol dan provinsi lainnya yang berkumpul untuk menyurvei kondisi bencana. Insan Tzu Chi telah menyaksikan banyaknya bencana yang terjadi di seluruh dunia. Kita menjadi saksi sejarah zaman sekarang dan mengukir sejarah bagi dunia.
Dunia ini penuh dengan bencana. Dengan adanya siaran berita tentang tempat-tempat yang dilanda penderitaan, barulah kita bisa mengetahuinya dan menggerakkan relawan di wilayah terdekat untuk memberikan bantuan. Semua itu harus disiarkan. Jika berita tidak tersiar, maka orang yang menderita tidak akan tertolong. Siaran berita yang positif sangatlah penting. Mengapa terjadi begitu banyak bencana? Di masa mendatang, bencana akan semakin kerap terjadi. Ini semua karena pikiran manusia. Bencana alam bermula dari perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang terus terakumulasi.
Kini wabah flu burung telah merebak di berbagai tempat. Begitu muncul wabah flu burung, unggas-unggas dibunuh secara massal. Sungguh, saya sangat tidak tega melihatnya. Memperoleh nutrisi yang cukup tidaklah sulit. Bumi adalah penopang kehidupan manusia. Dengan mengonsumsi tanaman pangan, manusia bisa memperoleh kesehatan fisik dan batin. Jadi, kita bisa membina kebijaksanaan sekaligus menjaga kesehatan.
Singkat kata, kita harus mengasihi bumi sekaligus meringankan penderitaan di dunia ini. Bagaimana cara mengasihi bumi? Kita harus menggalakkan konsep daur ulang dan menghargai sumber daya agar barang-barang bisa digunakan lebih lama. Jangan selalu mengganti yang lama dengan yang baru. Untuk itu, kita harus menyucikan hati manusia. Kita bisa melihat banyak bencana alam terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur. Kita harus menyucikan hati manusia, baru bisa melenyapkan bencana. Kehidupan tidaklah kekal. Jangan terbuai dalam ketersesatan.
Lihatlah seorang perempuan di Penghu. Saat dia berusia belasan tahun, ayahnya yang merupakan buruh bangunan terjatuh dari sebuah bangunan. Berhubung tidak tega melihat kondisi ayahnya, maka sejak belasan tahun lalu, dia menjadi tulang punggung keluarga. Insan Tzu Chi sangat tersentuh dan terus mendampingi keluarga ini. Jadi, di dunia ini juga ada orang baik sepertinya. Tidak semua orang keras kepala dan sulit dibimbing. Dia melakukan semuanya tanpa berkeluh kesah. Dia sangat berterima kasih pada orang tuanya, terutama ibunya.
“Dengan kondisi keluarga seperti ini, ibu saya bisa saja kabur setelah dua atau tiga tahun dan meninggalkan kami di sini, tetapi Ibu terus bersama kami. Saya merasa Ibu sangat mulia. Selama hampir 17 tahun dari tahun pertama ayah saya mengalami musibah hingga sekarang, perhatian relawan Tzu Chi tidak pernah terputus,” ungkap Lin Xing-yi.
Dia bersyukur pada ibunya yang tetap tinggal bersama mereka. Dia juga bersyukur pada ayahnya yang bekerja keras mencari nafkah. Meski mengalami hal seperti ini, dia tetap berpikiran positif dan membina hati penuh rasa syukur. Ini sungguh kisah hidup yang inspiratif. Kisah seperti ini juga harus disiarkan. Meski terbaring di atas ranjang, tetapi berkat kesungguhan hati dan perhatian insan Tzu Chi, sang ayah juga ingin menjadi anggota komite. Dia juga memegang buku donasi.
Saat ada yang menjenguknya, meski terbaring di atas ranjang, dia juga berusaha menggalang donasi. Dia bisa menonton Da Ai TV. Meski tidak keluar rumah dan hanya terbaring di atas ranjang, tetapi dia bisa menonton Da Ai TV. Di dunia ini tetap ada orang yang berpikiran benar. Karena itu, kita harus lebih bersungguh hati untuk memahami orang-orang yang menderita di seluruh dunia.
Baiklah. Melaporkan kebenaran di dunia ini dan membimbing ke arah yang benar, inilah yang Buddha inginkan. Ucapan baik harus disebarkan dan ajaran kebenaran harus dibabarkan. Dengan menyucikan hati manusia, dunia baru memiliki harapan.
Perubahan iklim yang ekstrem menimbulkan bencana
Melaporkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar untuk menghimpun cinta kasih
Menghargai sumber daya dan melakukan kebajikan besar
Menyebarkan ajaran kebenaran untuk menyucikan dunia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Februari 2017