Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Aliran Jernih dengan Tekad yang Tak Tergoyahkan
Insan Tzu Chi di Yordania dengan sepenuh hati mengunjungi tempat penampungan pengungsi untuk menghibur anak-anak itu. Relawan kita berusaha untuk membawa kegembiraan bagi anak-anak itu dan menghapus ingatan-ingatan yang mengerikan dalam pikiran mereka. Relawan kita berharap dapat menggunakan kekuatan cinta kasih untuk mengobati luka batin anak-anak. Sumbangsih mereka sungguh mengagumkan. Semoga perang di Suriah dapat segera berakhir agar para warga yang mengungsi dapat kembali ke kampung halaman dan membangun kembali rumah mereka. Sungguh, peperangan sangat mengerikan. Jika dapat hidup berdampingan dengan damai, barulah kita bisa menciptakan berkah.
Kita bisa melihat bahwa dunia yang damai selalu penuh cinta kasih. Dalam ramah tamah Tahun Baru Imlek di Fujian, kita melihat para relawan daur ulang yang sudah lansia berbagi bagaimana mereka mengasihi dan melindungi bumi. Kini empat unsur alam sudah tidak selaras. Demi melindungi bumi dan menyelamatkan generasi penerus kita, saya pun melakukan daur ulang. Lihatlah betapa menggemaskannya para lansia ini. Setiap kata yang mereka bagikan penuh dengan kebijaksanaan dan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih mereka sungguh membuat orang tersentuh. Kita terus berharap dapat menyelamatkan bumi dan menciptakan lingkungan yang baik bagi manusia. Karena itu, kita terus menyosialisasikan konsep menjaga kebersihan dari sumbernya agar orang-orang memahami konsep pelestarian lingkungan. Akan tetapi, kita harus lebih bekerja keras. Apa pun yang terjadi, kita harus tetap teguh pada tekad kita. Kini seluruh dunia telah sepaham tentang pemanasan global, tetapi kita terlebih harus mencapai kesepakatan. Selain itu, yang lebih penting adalah mengulurkan tangan untuk bertindak bersama. Kita membutuhkan sumbangsih setiap orang dengan kekuatan cinta kasih.
Dalam suasana Tahun Baru Imlek, Tainan malah dilanda bencana besar. Banyak orang yang memberikan bantuan dan mengesampingkan perayaan Tahun Baru Imlek. Karena itu, setelah petugas pemadam kebakaran dan anggota tim penyelamat menyelesaikan tugas mereka, insan Tzu Chi di Nantou mengadakan acara makan bersama bagi mereka sebagai wujud rasa terima kasih. Inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Orang yang bersumbangsih patut mendapatkan pujian. Dengan adanya pujian, barulah mereka dapat memiliki kekuatan untuk terus bersumbangsih. Di tengah masyarakat, jika kita tidak sanggup melakukan sesuatu, kita hendaknya memuji orang yang melakukannya. Jika antarmanusia dapat saling memuji dan saling memperhatikan, maka jalinan kasih sayang di masyarakat kita akan bertahan untuk selamanya dan jalan cinta kasih akan terbentang. Kita harus mengakui dan mendukung orang yang penuh cinta kasih. Janganlah kita melupakan sejarah kita.
Pemandangan yang kita lihat adalah drama musikal tentang Kali Angke yang kisahnya dimulai pada tahun 2002. Tanpa adanya perubahan di Kali Angke pada waktu itu, entah bagaimana kondisi di sana sekarang. Kali Angke mungkin masih tetap kotor dan berantakan. Warga mungkin tetap tinggal di bangunan kumuh di pinggir kali. Anak-anak mungkin tetap bermain di sana dengan kaki telanjang dan tidak tahu bagaimana masa depan mereka. Namun, lihatlah, kini semuanya telah berubah. Di Cengkareng, didirikan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Warga yang dahulu tinggal di Kali Angke telah pindah ke sana. Di sana juga didirikan sekolah dan sekolah menengah sehingga anak-anak memperoleh pendidikan yang baik. Aktivitas manusia dapat menimbulkan pertikaian, kemiskinan, dan ketidaktenteraman di tengah masyarakat yang membuat banyak orang menderita. Namun, kini kehidupan dan kondisi ekonomi warga di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi sudah membaik. Anak-anak dapat memperoleh pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK kita di Cengkareng.
Kini, insan Tzu Chi Indonesia kembali merencanakan proyek pembangunan di Kompleks Tzu Chi Indonesia. Mereka telah mendirikan TK, SD, SMP, dan berencana mendirikan universitas. Mereka sudah mulai membangun rumah sakit. Mereka ingin mendirikan sebuah rumah sakit berkualitas tinggi di Indonesia. Demi menggalang dana untuk pembangunan rumah sakit, guru dan murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menulis naskah tentang kisah Kali Angke. Ada murid yang berkata bahwa saat itu mereka baru berusia dua tahun. Ada pula yang baru berusia empat bulan. Jadi, mereka memainkan peran sebagai kakek dan orang tua mereka. Mereka berkata bahwa drama musikal itu meninggalkan kesan yang mendalam bagi mereka. Mereka sangat bersyukur kini dapat tinggal dan belajar di lingkungan yang begitu baik. Hati mereka dipenuhi rasa syukur.
Jadi, segala sesuatu di dunia ini bergantung pada tindakan manusia. Kita harus mengetahui sejarah kita. Jika tidak kembali mempresentasikan kisah ini lewat drama musikal, anak-anak itu mungkin sudah melupakannya. Jadi, mereka telah memahami sejarah mereka. Kini, mereka turut menggalang dana untuk pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi Indonesia. Setelah memahami bahwa kehidupan mereka sekarang sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan dahulu, mereka sangat bersyukur.
Mengobati luka batin anak-anak pengungsi dan menabur benih kebajikan
Mengasihi sumber daya alam dengan tekad yang tak tergoyahkan
Memuji perbuatan baik orang lain dengan dilandasi cinta kasih dan welas asih
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Februari 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 25 Februari 2016