Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Budaya Humanis untuk Menyucikan Hati Manusia
Dalam kehidupan sehari-hari, pikiran manusia selalu bergejolak. Waktu berlalu secepat kilat. Contohnya, setiap hari, saat saya berjalan keluar di subuh hari, di luar masih gelap dan matahari belum terbit. Saya lalu berjalan selangkah demi selangkah ke dalam aula. Setelah duduk dan memandang ke luar, kondisi di luar berubah lagi. Langit yang tadinya masih gelap mulai memancarkan cahaya remang-remang. Saat saya akan mulai memberikan ceramah, langit sepertinya menjadi lebih terang lagi. Kecerahan langit berubah dengan sangat cepat. Usai saya memberikan ceramah, cahaya matahari telah menyusup ke dalam aula. Saat cahaya matahari menyinari mata kita, kita merasa sangat silau. Jadi, tanpa disadari, kondisi lingkungan mengalami perubahan. Perubahan terjadi sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.
Begitu pula dengan
metabolisme tubuh. Metabolisme merupakan perubahan yang terjadi di dalam tubuh
kita sehingga tubuh kita terus mengalami perubahan dari bayi hingga lanjut
usia. Tanpa disadari, tubuh kita mengalami perubahan seperti alam semesta yang
mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Semua benda materi di
alam semesta mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Inilah
yang disebut proses perubahan. Alam semesta mengalami perubahan, tubuh kita
juga mengalami perubahan, yakni lahir, tua, sakit, dan mati. Bukan hanya tubuh
kita, pikiran kita juga mengalami perubahan. Yang paling merepotkan adalah
pikiran yang mengalami fase timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap.
Niat baik yang timbul sangat mudah terpengaruh dan lenyap. Pikiran yang tidak stabil membuat sikap seseorang bisa berubah dengan cepat. Berhubung pikiran terus mengalami perubahan, maka satu kata yang tidak disengaja saja bisa membuat seseorang sangat marah dan melakukan hal yang akan mendatangkan penyesalan. Satu kata juga bisa menimbulkan pikiran yang tidak baik. Semuanya bergantung pada pikiran. Singkat kata, kita harus bersungguh-sungguh menjaga pikiran dan tubuh kita. Kita harus memanfaatkan pikiran dan tubuh yang sehat untuk mempraktikkan Dharma dan berbuat baik. Sungguh, berbuat baik akan membuat kita sangat gembira dan dipenuhi sukacita. Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah bersumbangsih.
Kita juga melihat lingkungan yang menyenangkan di Beijing. Toko Buku Jing Si, Beijing diresmikan pada tanggal 20 April. Saya sangat tersentuh melihat Bapak Lou hadir di sana. Beliau terkenal sebagai tokoh yang memiliki pengetahuan mendalam terhadap ajaran Buddha. Tahun lalu, saat kita mengadakan forum di Taipei, beliau juga mengajak sekelompok professor untuk ikut serta dalam forum tersebut. Setelah itu, beliau juga datang ke Hualien dan berkata pada saya bahwa mazhab Tzu Chi harus diteguhkan. Pada zaman sekarang, mazhab Tzu Chi harus diteguhkan dan terus diwariskan hingga masa mendatang. Beliau menyampaikan sebanyak tiga kali bahwa beliau berharap saya dapat meneguhkan mazhab Tzu Chi. Karena itu, tahun lalu, saya mulai meneguhkan mazhab Tzu Chi secara resmi. Kini, saat melihat beliau, saya merasa sangat dekat dengan beliau. Beliau menghadiri peresmian Toko Buku Jing Si meski sangat sibuk. Meski sudah berusia 80 tahun lebih, dia tetap sibuk bekerja. Meski demikian, dia tetap menghadiri peresmian Toko Buku Jing Si.
Kita juga melihat generasi kesembilan dari Kaisar Yongzheng yang tahun ini telah berusia 80 tahun lebih. Beliau memahami kebenaran hidup dan ajaran Buddha. Beliau juga menyalin Sutra dengan tulisan yang sangat indah. Beliau juga hadir dalam peresmian Toko Buku Jing Si. Selain itu, juga ada Bapak Liu Xiaoguang yang merupakan pemain igo profesional. Beliau menampilkan karya seni dengan igo yang mengandung makna kesatuan hati dan keharmonisan. Karya seni beliau menunjukkan bahwa Tzu Chi membuat dunia ini menjadi harmonis. Jadi, karya seni yang ditampilkannya mengandung makna keharmonisan. Saya sangat tersentuh melihatnya. Mengundang mereka tidaklah mudah, tetapi mereka bersedia hadir dalam peresmian Toko Buku Jing Si.
Bapak Chen Yun-lin dan
istrinya juga turut hadir dalam acara yang sangat bermakna itu. Peresmian Toko
Buku Jing Si di Beijing bertepatan dengan hari ulang tahun Tzu Chi yang ke-51. Ini
sungguh sangat menyentuh. Saya sungguh sangat gembira melihatnya. Semoga budaya
humanis Tzu Chi di Beijing bisa menyucikan hati manusia dan membangkitkan cinta
kasih. Pelestarian lingkungan juga dilakukan dengan baik di sana. Semoga aliran
jernih ini dapat perlahan-lahan mengurangi pencemaran lingkungan di Beijing.
Lihatlah anak-anak ini, mereka semua bervegetaris. Berhubung tahu untuk menghormati kehidupan, mereka pun berikrar untuk bervegetaris dan menjadi pewaris Dharma. Satu anak mewakili satu keluarga. Di Beijing, relawan kita telah menyebarkan filosofi, budaya humanis, dan aliran jernih Tzu Chi yang penuh cinta kasih. Saya sungguh sangat bersyukur kepada setiap tokoh masyarakat yang bersedia menghadiri peresmian Toko Buku Jing Si di tengah kesibukan mereka. Saya sungguh dipenuhi sukacita. Peresmian itu dihadiri oleh banyak orang. Relawan kita juga mendekorasi Toko Buku Jing Si dengan tulisan yang dikutip dari Gatha Sutra Makna Tanpa Batas yang berbunyi “hati yang hening dan jernih.” Begitu memasuki Toko Buku Jing Si, orang-orang sudah bisa melihatnya. Ini juga sangat bagus. Kita bisa melihat setiap orang mewariskan semangat “hati yang hening dan jernih” serta “tekad luhur yang tak berujung.” Hal yang harus disyukuri sangatlah banyak. Orang yang berbuat baik juga sangat banyak.
Kita juga melihat dr. Ye. Penderita penyakit kaki gajah yang telah dirawatnya selama bertahun-tahun kini kambuh lagi. Setelah menerima kabar dari insan Tzu Chi, meski dia sangat sibuk, dia tetap mengunjunginya. Lihatlah, dia membersihkan kaki pasien dengan perlahan dan hati-hati. Dibandingkan dengan orang lain, kita sungguh sangat beruntung. Kita memiliki sepasang kaki yang sehat, mengapa tidak menapaki jalan kebajikan? Melihat curahan perhatian insan Tzu Chi dan kasih sayang dokter kita, saya juga sangat tersentuh. Insan Tzu Chi Taiwan mengembangkan kekuatan cinta kasih di tengah masyarakat dan mempertahankan tekad untuk selamanya. Ini sungguh tidak mudah. Singkat kata, ada banyak kisah seperti ini yang tidak bisa saya ulas satu per satu. Karena itu, saya sangat terhibur. Kita masih harus bekerja keras agar semakin banyak orang yang membangkitkan kebajikan.
Empat fase yang dialami oleh kehidupan, pikiran, dan benda materi menunjukkan kebenaran
Bersama-sama bekerja keras demi keharmonisan dunia
Mendirikan Toko Buku Jing Si untuk menyucikan hati manusia
Dokter humanis mengobati penderita penyakit kronis
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 April 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina