Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih dan Giat Melatih Diri
Kini, kita membagikan bantuan musim dingin di
berbagai wilayah di Tiongkok. Kita bisa melihat di beberapa wilayah, suhu udara
mencapai -10 hingga -20 derajat. Agar warga yang datang pagi-pagi bisa memperoleh
kehangatan, insan Tzu Chi menyiapkan bubur hangat. Saat melihat ada beberapa
lansia yang kulit tangannya pecah-pecah karena cuaca yang dingin, relawan kita
merasa tidak tega. Karena itu, relawan kita mengoleskan krim pada tangan
mereka. Relawan kita mengasihi para lansia bagai keluarga sendiri.
Kita juga melihat relawan kita mengantarkan
barang bantuan dan kasih sayang ke rumah penerima bantuan. Kita juga mendengar
penerima bantuan berkata, “Kelak, jika berkesempatan, saya akan membalas budi
dengan membantu orang lain.” Mendengar ikrar mereka untuk menolong sesama, bisa
diketahui bahwa cinta kasih mereka telah terbangkitkan. Bisa mendengar penerima
bantuan berkata bahwa mereka bersedia menolong orang lain, insan Tzu Chi sudah
merasa sangat terhibur.
Dengan berikrar demikian, mereka bisa menjangkau
orang-orang yang membutuhkan di sekitar mereka untuk bersumbangsih. Demikianlah
kita membentangkan jalan cinta kasih tanpa celah. Ini jugalah yang sering saya
ulas. Kita harus membuka jalan dan mengajak orang-orang untuk turut
membentangkan jalan. Artinya, kita harus menginspirasi cinta kasih orang-orang.
Kita bisa melihat relawan lansia yang tetap bersumbangsih.
Saat saya pergi ke Taipei, para relawan berbagi
pengalaman. Para anggota Tzu Cheng kita sungguh sangat tulus. Ada seorang relawan
yang sudah lanjut usia, tetapi sangat berdedikasi.
“Sekarang, saya adalah ketua Xieli. Tahun depan, saya sudah
berusia 80 tahun. Saya bergabung dengan Tzu Chi setelah pensiun. Setelah saya
dilantik pada tahun 2006, ketua Heqi saya melihat bahwa saya sangat tekun
mengemban misi Tzu Chi dan sering menjadi relawan di rumah sakit sehingga
meminta saya untuk menjadi koordinator relawan rumah sakit. Setelah menjadi
koordinator relawan RS selama 9 tahun, pada tahun 2015, ketua Heqi saya meminta
saya untuk mengemban tanggung jawab sebagai ketua Xieli. Tentu saja, saya tidak
akan menolak tanggung jawab ini,” kata Chen San-zhou,
relawan Tzu Chi.
“Ada banyak hal yang harus dipelajari sebagai
ketua Xieli. Asalkan kita bersedia melakukannya, kita akan memiliki banyak
kesempatan untuk belajar. Setelah menjadi ketua Xieli, saya mengikuti kelas
isyarat tangan. Saya juga mengumpulkan dan mengangkat barang daur ulang. Saya
tidak kalah dari relawan muda. Dengan melakukan daur ulang, saya menjadi
semakin sehat, bersemangat, dan dipenuhi sukacita,” tambahnya.
Dia bersumbangsih dengan gembira dan berkata
pada saya bahwa dia tidak akan mengecewakan saya dan akan mengemban misi Tzu
Chi dengan baik. Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga
berkurang satu hari. Ini merupakan hukum alam. Dengan bersumbangsih setiap
hari, kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, menambah pengetahuan, dan mengembangkan
kekuatan cinta kasih dalam hidup kita.
Saat pergi ke Taichung, saya melihat seorang relawan
lansia yang luar biasa. Dia telah melakukan daur ulang selama 20 tahun lebih.
Pikirannya masih sangat tajam dan dia melakukan daur ulang dengan baik. Semua
orang memanggilnya ibu dan sangat mengasihinya. Karena itu, dia juga diminta
untuk menjadi ketua Xieli. Berapa usianya sekarang? Sudah 90 tahun.
“Setelah mengunjungi Griya Jing Si bersama suami saya, saya mulai
menjadi donatur Tzu Chi. Setelah itu, saya mulai melakukan daur ulang. Saya
mengumpulkan barang daur ulang di berbagai tempat, termasuk toko-toko. Saya
terus melakukannya hingga sekarang. Sekarang, ada sebagian relawan muda yang
meminta saya…,” kata Hong Wang Jiao,
relawan Tzu Chi.
“Menjadi ketua Xieli dari tahun ini,” kata
relawan lainnya.
“Ketua Xieli sekarang sangat berdedikasi, tetapi kami semua tetap
berharap ibu saya bisa mengemban tanggung jawab ini,” ujar Hong Hui-lun, putri Hong Wang Jiao.
“Saya akan terus bersumbangsih hingga napas terakhir.
Bersumbangsih sekali berarti untung sekali. Tidak bersumbangsih sekali berarti rugi
sekali. Saya akan bersumbangsih hingga napas terakhir. Saya akan mengikuti
langkah Master dari kehidupan ke kehidupan,” tutur Hong Wang Jiao.
Ini sungguh tidak mudah. Meski sudah lanjut
usia, dia sangat berdedikasi. Dalam perjalanan menuju wilayah selatan Taiwan,
saya melihat sekelompok relawan berusia 80-an hingga 90-an tahun yang sangat mengagumkan. Setiap hari, mereka
melakukan daur ulang dengan cekatan. Mereka sungguh mengagumkan. Meski mereka
sudah lanjut usia, tetapi hidup mereka sangat bermartabat. Mereka sama sekali tidak
berpikiran menyimpang.
Mereka menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya
dalam keseharian. Mereka menggenggam waktu untuk bersumbangsih dan menyerap
Dharma ke dalam hati. Mereka sangat bijaksana dan menciptakan berkah di tengah
masyarakat. Saya sangat terinspirasi oleh mereka. Saya merasa bahwa saya harus
meneladani mereka dan jangan menyerah pada usia.
Dalam perjalanan saya kali ini, saya sangat
tersentuh melihat bahwa insan Tzu Chi sungguh-sungguh menyerap Dharma ke dalam
hati. Jadi, saya merasa bahwa saya harus terus membabarkan Dharma karena semua
itu tidak sia-sia. Saya bisa melihat banyak relawan yang membangkitkan hati
Bodhisatwa dan membuka Jalan Bodhisatwa. Saya juga melihat kalian membentangkan
jalan yang rata di komunitas.
Perjalanan saya kali ini membuat saya sangat
tenang. Apa yang kita lakukan sekarang akan menjadi bagian dari sejarah Tzu
Chi, sama seperti Sutra yang mengandung Dharma serta berbagai kisah tentang
manusia, hal, dan materi. Lewat dokumentasi yang dilakukan oleh staf atau
relawan kita, kita bisa mengetahui di mana, kapan, serta usia dan nama relawan
yang bersumbangsih.
Dokumentasi jejak langkah relawan kita dapat
kita gunakan kelak untuk membimbing anak muda berbuat baik. Jadi, saya berharap
setiap orang dapat mendengar Dharma dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Perjalanan kali ini membuat saya dipenuhi sukacita. Kita harus menggenggam waktu
yang ada.
Pembagian bantuan
musim dingin penuh kehangatan
Berikrar menolong
sesama untuk membalas budi
Tetap mendedikasikan
diri menjadi relawan meski sudah lanjut usia
Tekun dan bersemangat melatih diri untuk mempertajam daya ingat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Desember 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina