Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih dengan Berbagai Cara
“Master adalah seorang bhiksuni yang amat saya hormati saat saya masih menjadi umat awam. Saya akan menceritakan jalinan jodoh saya dengan Master dan Tzu Chi. Di keluarga saya, ada banyak donatur dan anggota komite Tzu Chi. Pada tahun 1985, saya mendengar ceramah Master di Chinese Young Buddhist Association di Pingtung. Topik ceramah saat itu tak lepas dari semangat ‘demi ajaran Buddha, demi semua makhluk’. Ceramah Master berpengaruh sangat besar terhadap pemikiran saya dalam mempelajari ajaran Buddha dan meninggalkan keduniawian,” kata Bhiksu Jing Xu Anggota Sangha Vihara Pu Ji.
“Tiga tahun lalu, Upasaka Wu Qiu-lin mewakili Tzu Chi dan Master mengantarkan satu set genta dan genderang ke vihara kami. Saya sangat terharu. Selain itu, ada pula satu set ‘Memoar Para Guru Besar’. Jalinan jodoh ini membuat saya lebih mengenal Tzu Chi, ikrar Master, keyakinan Master, keyakinan para murid yang Master bimbing, kekuatan ikrar mereka, serta praktik cinta kasih dan welas asih yang mereka wujudkan. Kita telah melihat pencapaian istimewa dari keyakinan, ikrar, dan praktik. Baik para murid perumah tangga maupun murid monastik, semuanya menjalankan arahan Master dengan baik,” kata Bhiksuni Jian Tuo Anggota Sangha Vihara Yuan Jue.
“Master, Anda adalah Bodhisatwa Avalokitesvara yang penuh cinta kasih dan welas asih agung. Semua yang Anda lakukan membuat saya sangat terharu. Di sini, saya hendak meminta petunjuk Master dalam hal ajaran Buddha. Di masa depan, usaha apa yang harus kami para bhiksu-bhiksuni muda lakukan bagi ajaran Buddha? Mohon petunjuk Master. Berikutnya, saat melihat Master hari ini, kami merasa tubuh fisik Anda sangat lemah. Saya setiap hari akan melantunkan Sutra, berdoa, dan melimpahkan jasa bagi Anda. Semoga Anda senantiasa sehat dan panjang umur,” kata Bhiksu Dao Zheng Anggota Sangha Vihara Yan Shou Zheng Fa Shan
Terima kasih. Melihat para monastik di sini, saya hanya ingin mengatakan kepada Anda semua bahwa usia saya sudah agak lanjut. Melihat kalian yang masih muda, saya merasa ajaran Buddha memiliki harapan. Namun, harapan ini memerlukan tekad dari Anda semua.
Bodhisatwa monastik sekalian, kita hendaknya benar-benar membangkitkan tekad Bodhisatwa. Buddha datang ke dunia ini untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa di tengah umat manusia. Meski monastik seperti kita bertujuan mencari pembebasan, tetapi bagaimana caranya? Ini tentu tidaklah mudah. Jikapun tak bisa mencapai pembebasan pada kehidupan ini, kita hendaknya menjalin jodoh Dharma secara luas.
Semua makhluk memiliki jalinan jodoh dengan kita. Mereka tengah menanti kita bimbing untuk menyelami ajaran Buddha. Inilah "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Kalimat ini adalah nasihat guru saya kepada saya, sangat singkat dan hanya terdiri atas enam kata. Sejak membangkitkan tekad saat itu, saya berjuang keras selama lebih dari 50 tahun hingga kini. Tanpa penempaan seperti ini, tidak akan ada pencapaian.
Anda semua masih sangat muda. Kalian juga bisa berkarya demi ajaran Buddha, demi semua makhluk, bukan hanya saya yang bisa, karena meninggalkan keduniawian adalah aktivitas manusia agung. Jadi, asalkan Anda semua memiliki hati dan tekad, pasti bisa berkarya demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Bukankah Bodhisatwa Avalokitesvara adalah emanasi dari Tathagata Pengetahuan Dharma Sejati?
Beliau muncul sebagai Bodhisatwa Avalokitesvara sesuai jalinan jodoh-Nya dengan semua makhluk. Jadi, kita semua seharusnya berjodoh dengan semua makhluk. Jika tidak, kita tak akan bertemu pada kehidupan sekarang. Terlebih lagi, saat ini, saya sering mengatakan tentang pelajaran besar.
Setelah lebih dari 2.500 tahun, sesungguhnya pada masa sekaranglah ajaran Buddha memiliki jalinan jodoh untuk diterapkan dalam masyarakat. Para guru besar zaman dahulu sangat luar biasa. Namun, pada saat itu, populasi manusia tidak banyak dan transportasi belum memadai.
Pada zaman kita sekarang, transportasi amat memadai dan populasi manusia amat besar. Jadi, untuk menyebarkan ajaran Buddha atau terjun ke tengah masyarakat, kini tidaklah sulit, selama kita semua dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan membuat masyarakat dapat melihat ajaran Buddha lewat keteladanan Sangha. Dengan demikian, saya percaya para perumah tangga di masyarakat akan menaruh rasa hormat terhadap ajaran Buddha. Intinya, agama Buddha harus mengandung Dharma.
Saat ini, saya juga sangat khawatir. Terhadap zaman sekarang dan masa depan, saya sungguh sangat khawatir. Ajaran Buddha perlu untuk diwariskan dari masa ke masa dan kita semua memiliki tanggung jawab atas hal ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk membimbing semua makhluk demi ajaran Buddha.
Saya sangat berterima kasih kepada para insan Tzu Chi. Saya hanya bisa berbicara dan mengimbau, tetapi saya sendiri tidak dapat terjun ke tengah masyarakat. Jadi, para umat perumah tangga inilah yang terjun. Mereka menjalankan Tzu Chi di tengah masyarakat. Mereka tersebar di seluruh dunia tanpa membedakan agama.
Kekuatan cinta kasih mereka tersebar di seluruh dunia. Orang dari agama apa pun boleh kita bantu. Kita sampaikan kepada mereka bahwa kita adalah Buddhis. Ini juga merupakan cara kita untuk menyebarkan ajaran Buddha di dunia. Kita tidak memaksa mereka untuk meyakini ajaran Buddha. Kita hanya menyampaikan kita adalah organisasi Buddhis yang datang untuk membantu mereka. Inilah yang Tzu Chi lakukan di seluruh dunia.
Saya berharap Tzu Chi tidak hanya dijalankan oleh saya. Tzu Chi adalah milik kita semua karena ia adalah perwujudan dari ajaran Buddha. Tzu Chi mencerminkan semangat ajaran Buddha yang berasal dari Tiga Permata—Buddha, Dharma, Sangha. Semangat ini berasal dari Buddha yang mencapai pencerahan dan memahami kebenaran alam semesta. Beliau terjun ke tengah umat manusia untuk menyebarkan semangat dan kebenaran ini. Untuk itu, dibutuhkan Sangha. Dengan adanya Sangha, barulah citra ajaran Buddha dapat diwujudkan. Inilah yang ingin saya bagikan kepada Anda semua. Saya berharap ajaran Buddha dapat terus ada di dunia.
Ajaran Buddha dapat eksis dalam berbagai bentuk dan cara sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Banyak hal di dunia ini membutuhkan ajaran Buddha. Memutar roda Dharma berarti memutar roda di hati manusia. Untuk itu, seperti Buddha, kita juga harus memberi ajaran sesuai kondisi dan kapasitas semua makhluk. Saya berharap Anda semua dapat menyebarkan ajaran Buddha kepada siapa pun di dalam ataupun di luar vihara.
Kepada insan Tzu Chi, saya sering berpesan agar bercerita tentang Tzu Chi kepada siapa pun yang ditemui. Tzu Chi adalah sebuah organisasi yang mewakili agama Buddha. Singkat kata, Tzu Chi adalah Buddhisme, milik kita semua.
Saya berharap para bhiksu dan bhiksuni sekalian di sini tidak mengatakan bahwa Tzu Chi adalah milik orang tertentu. Bukan. Tzu Chi adalah milik kita semua, milik agama Buddha. Saya berharap ajaran Buddha dapat berakar di dunia, sebagaimana yang guru kita sampaikan, "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk."
Peduli terhadap semua makhluk sesuai ajaran Buddha
Menjalin jodoh Dharma dan menolong dunia dengan welas asih
Menghormati Tiga Permata dan menyebarkan cinta kasih
Membimbing semua makhluk di dunia dengan berbagai cara
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 25 April 2022