Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih dengan Ketulusan

Lahan batin manusia ibarat lahan di bumi ini yang memerlukan air. Air Dharma dapat membasahi lahan batin manusia. Di Kanada, selama beberapa hari ini, kebakaran hutan terus berlangsung dan meluas hingga mendekati permukiman warga. Para warga sekitar perlu segera dievakuasi. Ratusan ribu orang terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Lebih dari 1.100 personel pemadam kebakaran berjuang untuk memadamkan api. Begitu banyak rumah yang terancam oleh kobaran api. Bayangkan, inilah bencana alam di bumi ini.

Kabarnya, di Kanada, sebuah wilayah yang luas di Kanada bagian barat diliputi kebakaran hutan dengan status sangat berbahaya. Api masih terus berkobar. Meski sempat padam, tetapi api kembali berkobar saat angin bertiup. Lihat, inilah kekuatan alam. Dapatkah manusia tidak berintrospeksi? Kita sangat tidak berdaya. Apa yang dapat kita lakukan? Melihatnya, saya merasa sangat sedih.

Selain itu, di Kenya, sebuah gedung enam lantai tiba-tiba runtuh. Lebih dari 30 orang di dalamnya meninggal dan lebih dari 80 orang dinyatakan hilang. Sungguh, kita semua harus senantiasa meningkatkan ketulusan. Kita harus menyucikan hati masing-masing, mengairi lahan batin kita dengan air Dharma dan lalu menyebarkan kekuatan cinta kasih agar dengan batin yang damai, kita dapat mewujudkan masyarakat yang tenteram.

Kita juga melihat di Filipina tepatnya di Marikina, digelar sebuah pameran foto. Beberapa tahun belakangan ini, di Filipina terjadi berbagai bencana besar. Insan Tzu Chi selalu berada di sana untuk menjalankan program bantuan lewat pemberian upah, memberi pendampingan, dan membantu warga memulihkan kondisi ekonomi. Jadi, segala yang dilakukan oleh insan Tzu Chi Filipina beberapa tahun ini menghasilkan kumpulan beragam bahan. Karena itu, mereka menggelar pameran foto di Marikina. Di saat yang sama, mereka juga menjelaskan tentang upacara pemandian rupang Buddha Tzu Chi yang begitu indah dan agung. Pameran foto ini membuat warga dapat mengingat saat-saat bencana datang melanda dan merasakan sumber semangat keagamaan yang berlandaskan cinta kasih.

Semangat ini bersumber dari Buddha Sakyamuni yang datang ke dunia dan mengajarkan Dharma yang terus disebarkan tanpa henti. Berkat adanya semangat ini, kini di Filipina ada sekelompok Bodhisatwa dunia yang bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Semangat cinta kasih dari para relawan ini dapat dirasakan lewat foto-foto yang dipamerkan. Melihat kesungguhan hati para relawan di Filipina, saya sungguh terharu. Tentu, para relawan di Hualien juga demikian.

Beberapa hari ini, para biksuni dari Griya Jing Si juga menjalani latihan di Aula Jing Si. Upacara Waisak akan digelar lusa. Di Taipei, upacara akan dipusatkan di dua tempat karena setengah dari lapangan Balai Peringatan Chiang Kai-shek tahun ini akan digunakan untuk sebuah konser besar. Jadi, kita hanya dapat menggunakan setengahnya. Sebagian peserta upacara yang tinggal lebih dekat dengan Balai Kota Taipei dapat mengikuti upacara di lapangan Balai Kota yang akan tersambung langsung dengan Balai Peringatan Chiang Kai-shek. Kemajuan teknologi memang sangat memudahkan. Pembawa acara dapat berada di satu tempat dan memimpin upacara untuk dua tempat sekaligus. Inilah keuntungan dari kemajuan teknologi.

Untuk itu, saya sangat bersyukur. Kita juga melihat para staf RS Tzu Chi Dalin mengunjungi rumah demi rumah untuk mengundang warga mengikuti upacara Waisak. Ini adalah cara untuk menanamkan benih kebaikan di dalam hati warga, agar mereka memahami semangat ajaran Buddha. Semoga dengan merasakan keagungan upacara itu, cinta kasih setiap orang terbangkitkan. Para dokter dan relawan kita mengunjungi warga dari rumah ke rumah. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Mereka bahkan mengajak pasien yang datang berobat untuk datang mengikuti upacara Waisak. Benar, dokter diperlukan untuk kesehatan fisik, tetapi ketulusan batin lebih penting.

Selain itu, dalam sejarah Tzu Chi hari ini tepatnya pada tahun 2002, pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak digelar untuk pertama kalinya di Aula jing Si Hualien. Sejak saat itu, drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak ini dipentaskan di berbagai daerah di Taiwan, bahkan juga telah menginspirasi para penghuni lembaga pemasyarakatan. Drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak ini telah menginspirasi banyak orang untuk bertobat dan berintrospeksi sehingga dapat kembali berbakti kepada orang tua. Selain dipentaskan di lembaga pemasyarakatan, drama ini juga telah dipentaskan oleh relawan Tzu Chi di 14 negara. Sutra ini mengajarkan pentingnya berbakti dan berbuat kebajikan, membimbing setiap orang untuk berbakti kepada orang tua dan membangkitkan cinta kasih. Sutra ini dipentaskan untuk pertama kalinya pada hari ini di tahun 2002.

Sungguh banyak hal yang patut disyukuri. Semua ini terukir jelas di dalam hati saya. Inilah semangat budaya humanis Tzu Chi. Kita juga berterima kasih kepada pengarang lagu, pembuat lirik, dan penulis skenario termasuk Ci Yue dan yang lainnya. Semua ini terwujud berkat kekuatan cinta kasih. Dibutuhkan himpunan kekuatan semua orang yang penuh kebijaksanaan untuk mewujudkan penampilan yang menggugah para pemeran dalam drama tersebut juga menggugah hati orang lewat bahasa tubuh mereka. Semua ini adalah kekuatan cinta kasih. Intinya, kekuatan cinta kasih ini diwujudkan dan ditampilkan oleh manusia. Karena itu, kita berharap setiap orang dapat memancarkan potensi kekuatan cinta kasih dari dalam batin masing-masing.

Menyucikan hati dengan penuh ketulusan

Pameran foto bencana Topan Haiyan menampilkan Empat Pikiran Tanpa Batas

Mempersiapkan upacara Waisak dan mengundang warga untuk turut serta Pementasan adaptasi Sutra

Menampilkan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 06 Mei 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  08 Mei 2016

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -