Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih di Dunia hingga Membentuk Hutan Bodhi

Tzu Chi sudah lebih dari 20 tahun melakukan daur ulang. Setiap kali saya melihat para relawan daur ulang lansia, mereka selalu dipenuhi sukacita. Mereka memperhatikan dan bersyukur satu sama lain. Sungguh, posko daur ulang kita penuh cinta kasih. Meski berada di tengah tumpukan barang daur ulang, para relawan kita bagai berada di Tanah Suci di dunia karena hati mereka sangat murni. Mereka sangat tekun dan bersemangat.

Para relawan daur ulang kita berkata bahwa mereka melakukan daur ulang di siang hari dan mendengar Dharma di pagi hari. Mereka menggenggam kehidupan mereka untuk mengembangkan berkah sekaligus kebijaksanaan. Mereka menggenggam waktu dengan baik. Setiap pagi, saat tiba di posko daur ulang, mereka bisa mendengar bunyi lonceng dan genderang dari Griya Jing Si. Lewat telekonferensi, bunyi lonceng dan genderang ini dapat tersebar ke berbagai ladang pelatihan.

 

Harapan terbesar saya ialah setiap orang dapat mendengar Dharma, menyerapnya ke dalam hati, dan menerapkannya dalam interaksi antarmanusia. Setelah mendengar Dharma dan diri sendiri terbimbing, kita harus berbagi Dharma untuk membimbing orang lain. Sungguh, di Tzu Chi, terdapat pintu Dharma yang tak terhingga.

Di manakah kita dapat mendalami Dharma? Dharma yang kita dengar setiap hari hanyalah sebuah petunjuk. Dharma yang kita dengar pada awal setiap harinya dapat membuka pintu hati kita dan dapat kita terapkan dalam menghadapi semua orang, hal, dan materi. Dharma yang kita dengar hendaknya bisa kita terapkan dalam menghadapi semua orang, hal, dan materi.

 

Dengan mengingat Dharma yang didengar di dalam hati, saat terjun ke tengah masyarakat, kita bisa menjelaskan tanpa rintangan. Saat orang-orang meragukanmu atau tidak bisa memahami kebenaran, kamu tahu bagaimana menghadapi mereka. Saat bertemu dengan orang

yang sengaja mempersulit keadaan, kita juga bisa menggunakan kebijaksanaan untuk mengatasi masalah ataupun keraguan mereka.

Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, kita bisa memahami kebenaran dan menjelaskannya tanpa rintangan. Jadi, kita bisa memahami kebenaran sekaligus berbagi kebenaran  dengan orang lain. Kita juga bisa menjelaskan tanpa rintangan. Tidak peduli orang lain mengajukan pertanyaan sesulit apa, kita bisa menjelaskannya satu per satu.

 

Setelah mendengar Dharma, setiap kalimat yang diserap ke dalam hati dapat diterapkan dalam berbagai kondisi. Ada seorang relawan daur ulang kita yang selalu membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang daur ulang sambil berkata, “Amitabha.” Bukankah ini juga merupakan penghormatan terhadap Buddha?

Mengumpulkan barang daur ulang sepanjang jalan bagai melakukan ritual namaskara. Selain itu, kita juga bisa melindungi Bumi dan mencegah terjadinya polusi udara. Jadi, kita dapat menghemat energi dan mengurangi emisi karbon. Kita menghemat energi dengan mendaur ulang plastik-plastik yang kita kumpulkan. Kita bisa mengolahnya menjadi selimut, pakaian, dan barang-barang lainnya. Dengan demikian, kita tidak perlu menyedot minyak bumi.

 

Selain dapat menghemat energi, ini juga dapat mengurangi emisi karbon. Jika bisa melakukan daur ulang, kita tak perlu lagi menyedot minyak bumi. Selain itu, barang hasil daur ulang juga dapat memenuhi kebutuhan manusia. Ini termasuk pelatihan diri. Dengan hati yang tulus, kita mengasihi barang yang kita miliki.

Dibandingkan dengan melakukan ritual namaskara, melakukan daur ulang menciptakan satu pahala lebih banyak, yakni pahala menghargai berkah. Jika memahami ajaran Buddha, kita akan tahu bahwa untuk menghalau bencana, kita harus menyelaraskan pikiran, berhenti membangkitkan noda batin, dan memiliki keyakinan benar.

 

Jangan merasa bahwa dengan bersembahyang, para Buddha dan Bodhisatwa akan melindungi kita. Jika kita tidak makan apa pun, hanya berdoa agar perut kita kenyang, apakah itu mungkin? Kita harus bekerja keras, baru bisa memperoleh makanan. Setelah makan,

barulah kita akan kenyang dan sehat. Kita harus bekerja keras terlebih dahulu. Jadi, kita harus memiliki keyakinan benar.

Kita yang menyatakan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha tentu menghormati para Buddha dan Bodhisatwa. Kita juga harus menyerap ajaran Buddha karena tujuan Buddha datang ke dunia ini bukan demi menerima persembahan dari semua makhluk, melainkan membimbing semua makhluk mendengar Dharma hingga tersadarkan.

 

Buddha berharap setiap orang dapat memahami kebenaran sejati. Inilah harapan Buddha saat datang ke dunia ini. Jadi, kita harus menyerap semua kebenaran ke dalam hati agar bisa melangkah dengan mantap menuju arah tujuan kita. Kita bisa mengembangkan kebijaksanaan dan berkah di posko daur ulang. Para relawan kita menciptakan berkah bagi bumi dengan melakukan daur ulang di siang hari dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan mendengar Dharma di pagi hari. Mereka sungguh menggenggam waktu dengan baik. Saya sangat tersentuh.

Bodhisatwa sekalian, mendengar murid-murid Jing Si begitu tekun dan bersemangat, saya sungguh sangat gembira. Bodhisatwa sekalian, dalam mempelajari ajaran Buddha, kita harus menyerapnya ke dalam hati dan berfokus mempraktikkannya. Semoga kalian bisa mewariskan Dharma dengan hati Buddha dan tekad Guru serta menabur benih-benih cinta kasih secara luas agar Bodhisatwa dunia semakin banyak dan dunia ini menjadi hutan Bodhi.

 

Menghirup keharuman Dharma di pagi hari

Mengasihi barang dengan hati yang tulus

Mengembangkan berkah dan kebijaksanaan dengan melakukan daur ulang

Tekun dan bersemangat menabur benih agar dunia ini menjadi hutan Bodhi

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 April 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 21 April 2019

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -