Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Cinta Kasih ke Seluruh Dunia
“Tubuh mempraktikkan
Jalan Kebenaran dan mewariskan ajaran
kebenaran, bertutur kata baik dan menjalin jodoh baik, berpikiran murni dan
memutuskan kegelapan batin. Kami bertekad untuk mempraktikkan Enam Paramita dan
menapaki Jalan Bodhisatwa, memahami esensi Dharma untuk menyempurnakan
kebijaksanaan, tekun dan bersemangat mendalami ajaran Jing Si dan mazhab Tzu
Chi, dan mengajak semua makhluk untuk mencapai pencerahan,” Relawan Tzu Chi Changhua menyampaikan ucapan selamat
Tahun Baru Imlek.
Sungguh, untuk dapat
hidup aman dan tenteram, kita harus menjaga kemurnian hati dan semua itu harus
dimulai dari tubuh, ucapan, dan pikiran. Untuk menjaga kemurnian hati, kita
harus memperhatikan perilaku dan tindakan kita. Ucapan mencerminkan perilaku
kita. Kita harus bertutur kata baik agar dapat mengajak lebih banyak orang berjalan
ke arah yang benar.
Bertutur kata baik dan
bervegetaris adalah kebaikan pertama yang dapat dilakukan. Selanjutnya, kita
harus melakukan praktik nyata. Kita harus terjun secara langsung untuk
melakukan kebaikan. Kita harus memiliki arah yang benar dan menapaki jalan yang
benar. Dengan melakukan kebaikan, kita dapat membantu sesama.
Untuk membantu sesama, kita
harus membangkitkan kebajikan di dalam hati. Kebajikan dan hati penuh cinta
kasih harus senantiasa dipupuk. Setiap niat kita yang timbul haruslah bersifat
bajik. Dengan senantiasa membangkitkan
niat baik, maka kita juga akan senantiasa melakukan kebaikan. Setelah terbiasa
melakukan kebaikan, maka kita akan bertutur kata baik dan dapat membimbing
orang ke arah yang benar. Intinya, kita harus berusaha memurnikan hati dan
perilaku orang-orang. Ini tidaklah sulit dilakukan.
Beberapa hari ini, selain
bertemu relawan Tzu Chi lewat telekonferensi, ada pula relawan dari luar negeri
yang pulang ke Griya Jing Si. Mereka menyatakan ketulusan yang penuh cinta
kasih. Mereka juga bersilaturahmi dengan hati penuh rasa hormat.
Kita juga melihat di
Indonesia, para relawan berkumpul untuk menyampaikan ucapan Tahun Baru Imlek
kepada saya. Tanpa membeda-bedakan agama, mereka menyebarkan semangat ajaran
Buddha, mewariskan ajaran Jing Si, dan menjalankan mazhab Tzu Chi di Indonesia.
Mereka memanfaatkan sumber daya setempat untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi.
Yang lebih mengagumkan
adalah mereka membantu lebih dari 15.000 murid pesantren setempat. Relawan kita
juga menggunakan Kata Renungan Jing Si untuk mengajarkan bahasa Mandarin kepada
mereka. Mereka juga menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru Imlek dalam bahasa
Mandarin.
“Kami adalah murid-murid
pesantren. Kakek Guru, kami akan tekun belajar. Kami akan saling membantu dan
saling mendukung. Kami mendoakan Kakek Guru semoga selalu sehat. Terima kasih,”
ucap murid-murid Pesantren Nurul Iman.
Saya juga mendengar Bapak
Franky O. Widjaja dari Grup Sinar Mas berkata kepada saya bahwa donaturnya
sudah berjumlah lebih dari 1,2 juta orang. Selain itu, beliau juga mendirikan sebuah
departemen khusus untuk Tzu Chi di perusahaannya. Departemen itu bertugas untuk
memperluas kekuatan cinta kasih Tzu Chi hingga menjangkau seluruh Indonesia. Dengan
demikian, Orang-orang yang hidup menderita berkesempatan untuk menerima
bantuan.
Saat mendengarnya, saya
sangat tersentuh sekaligus bersyukur. Bapak Anthoni Salim juga datang bersama
Bapak Franky O. Widjaja. Beliau berkata bahwa beliau akan membantu orang yang
hidup kekurangan di Indonesia. Saya mendengar bahwa mereka telah membantu hampir
20.000 orang di Indonesia. Para pengusaha ini membangun tekad luhur dan
memiliki arah yang sama.
Kali ini, saya bertemu
dengan sekelompok pengusaha besar dari Indonesia. Relawan Sugianto Kusuma juga banyak
bercerita dengan saya tentang kegiatan yang mereka lakukan di Indonesia selama
beberapa tahun ini. Mendengarnya, saya sungguh merasakan adanya harapan di
Indonesia.
Bapak Lim Wee Chai dari
Malaysia juga pulang ke Griya Jing Si. Beliau bercerita tentang rencananya untuk
memberi manfaat bagi dunia. Setiap pengusaha yang kembali ke Griya Jing Si kali
ini memiliki rencana masing-masing untuk menciptakan kekuatan positif yang
bermanfaat bagi orang banyak. Beberapa hari ini saya dipenuhi rasa syukur.
Kemarin, relawan Tzu Chi
dari Australia juga pulang untuk bersilaturahmi dengan saya. Mereka berkata
bahwa meski mereka kesulitan untuk menggalang hati di Australia, tetapi setiap
relawan di sana sangat bersatu hati dalam bersumbangsih. Relawan Tzu Chi dari
Vietnam juga kembali ke Griya Jing Si.
Dahulu, untuk mengemban
misi Tzu Chi di Vietnam bukanlah hal yang mudah. Kini warga setempat telah memahami
semangat Tzu Chi, bahkan bersedia ikut berpartisipasi dengan hati yang tulus. Berkat
dukungan mereka, kini kita dapat menjangkau tempat yang lebih jauh. Intinya, meski
menghadapi berbagai kesulitan, relawan Tzu Chi di Vietnam tetap membentangkan
setiap inci jalan dengan penuh cinta kasih. Ini sungguh tidak mudah.
Kita juga melihat di
Beijing, Tiongkok. Ada seorang gadis kecil yang menderita tumor pada mulutnya. Setelah
menerima kasus ini, relawan Tzu Chi Beijing memberikan pendampingan dengan
penuh cinta kasih dan mencari pengobatan
untuknya. Mereka menghabiskan satu tahun lebih untuk memberikan pendampingan hingga
gadis itu dan keluarganya dapat pulang dengan gembira.
Relawan kita
membangkitkan cinta kasih yang tulus untuk memberikan pendampingan jangka
panjang. Ini sungguh menyentuh hati. Singkat kata, relawan Tzu Chi di seluruh
dunia bekerja keras untuk menyebarkan benih cinta kasih dan menggarap ladang
batin. Mereka giat menyebarkan benih kebajikan dan menggarap ladang berkah. Saya
sangat tersentuh melihatnya. Kisah yang menyentuh hati tak habis saya ceritakan
satu per satu. Intinya, kita harus terus menyebarkan cinta kasih di dunia.
Menjaga kemurnian tubuh, ucapan, dan
pikiran serta memiliki arah yang benar
Bekerja sama dengan harmonis untuk
membantu orang kurang mampu
Membentangkan setiap inci jalan dengan
penuh cinta kasih
Membangkitkan ketulusan dalam
memberikan pendampingan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Februari 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina