Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan dan Mempraktikkan Kebajikan


Para Bodhisatwa dari seluruh dunia, saya sangat sukacita. Selama tiga tahun, akibat pandemi, para relawan yang berada jauh dari saya tidak dapat kembali ke Taiwan untuk dilantik. Lewat telekonferensi, saya sering mendengar para relawan kita menyampaikan betapa mereka merindukan saya. Ada banyak orang yang memanggil saya.

Setiap hari, saya mendengar para relawan memanggil saya. Karena itu, melihat mereka kembali dan mengungkapkan perasaan mereka di atas panggung, saya sangat tersentuh. Saya yakin bahwa di Tzu Chi, tekad setiap orang adalah sebutir benih. Semua orang tahu jelas bahwa sebatang pohon yang sangat besar berawal dari sebutir benih yang kecil. Di dalam benih ini terdapat gennya.

Gen di dalam benih ini juga harus menggenggam jalinan jodoh, seperti cuaca yang bersahabat serta tanah, air, dan sinar matahari yang mendukung. Saat semua kondisi pendukung terpenuhi, kita cukup menaburkan benih pada waktu yang tepat dan benih tersebut pun akan bertunas. Tunas ini akan terus bertumbuh menjadi semai, pohon kecil, lalu menjadi pohon besar. Pohon besar ini dapat berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih yang berlimpah setiap tahun.

Bodhisatwa sekalian, hari ini kalian telah berbunga dan berbuah. Kalian semua memiliki sebutir benih yang sehat. Simpanlah benih ini di dalam hati kalian dan bawalah ke negara masing-masing. Kalian harus sungguh-sungguh merawatnya agar ia dapat bertumbuh menjadi pohon besar. Bersiap-siaplah untuk mengemban tanggung jawab.


Saat saya menyematkan kartu relawan di depan dada kalian, hati saya selalu penuh dengan doa untuk kalian. Saya berharap seiring dengan disematkannya kartu ini, ada sebutir benih yang tertanam di dalam hati kalian dan setelah kalian membawanya pulang, ia akan bertumbuh hingga berbunga dan berbuah.

Contohnya, seorang relawan di Mozambik, Paulo. Dia berbagi pengalaman dengan orang-orang di sini. Dia sangat menghargai kesempatan untuk menjadi relawan. Setiap hari, saat hendak keluar rumah, dia terlebih dahulu berdiri di hadapan rompi relawan, lalu beranjali dan memberikan penghormatan, baru mengenakan rompi dengan hati-hati.

Saat keluar rumah, dia juga membawa buku Kata Renungan Jing Si. Di jalan, dia akan menghampiri orang yang tidak dikenal dan berbagi Kata Renungan Jing Si dengan mereka. Dengan segenap jiwa dan raga, dia mempraktikkan ketulusan dalam keseharian dan setiap jejak langkahnya. Bodhisatwa sekalian, demikianlah yang saya inginkan. Saya yakin bahwa dia telah membangun tekad dan ikrar agung. Saya yakin bahwa saya telah menanamkan sebutir benih dalam hati kalian hari ini.

Bodhisatwa sekalian, lihatlah apa yang telah dilakukan oleh Paulo. Saya yakin dengan kondisi yang lebih baik darinya, kalian pasti bisa melakukan yang lebih baik. Carilah kesempatan untuk menyebarkan Dharma kepada sesama pengusaha dan teman-teman kalian. Setiap orang dapat menyebarkan Dharma. Yang saya ajarkan adalah Dharma yang sederhana. Kini, saya ingin memberi tahu kalian bahwa Dharma yang sederhana ini bagaikan sebutir benih.


Saya berharap kalian dapat menyimpan benih tersebut di dalam hati kalian, membawanya pulang ke negara masing-masing, dan menumbuhkannya. Setiap orang hendaknya menabur benih tersebut di dalam ladang batin diri sendiri dan bersungguh-sungguh merawatnya. Dengan demikian, kita pasti akan memperoleh hasil panen yang melimpah.

Bantuan Tzu Chi telah menjangkau lebih dari 100 negara. Ini semua berawal dari praktik celengan bambu Tzu Chi. Bodhisatwa sekalian, jangan meremehkan donasi kecil. Saat setiap orang bertekad untuk bersumbangsih, donasi kecil pun bisa terakumulasi menjadi donasi besar. Karena itu, saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat memiliki mentalitas yang sama seperti saya.

Kita semua memiliki kekuatan. Saya berharap setiap orang dapat yakin pada diri sendiri. Kini, saya sangat berharap setiap orang dapat percaya diri dan bertekad untuk membentangkan jalan demi membantu orang-orang yang menderita di dunia. Karena itulah, saya menguras banyak energi untuk mengulasnya berulang kali.


Saya berharap benih yang saya tabur ini tidak ikut terbawa angin ataupun air. Jangan sampai benih ini terbawa oleh angin dan air. Kalian harus sungguh-sungguh menanamkan benih ini di dalam ladang batin kalian dan menghasilkan benih yang tak terhingga untuk menolong orang yang tak terhingga. Inilah jalinan jodoh baik dan nilai kehidupan kita di dunia ini. Intinya, selama masih hidup, kita harus bersumbangsih.

Saya telah berikrar bahwa selama masih bisa berbicara, saya akan terus menyebarkan Dharma hingga napas terakhir saya dan bersumbangsih hingga napas terakhir saya. Setelah itu, akankah saya melepas ikrar ini? Tidak. Suatu hari nanti, setelah pergi, saya akan segera kembali. Setelah kembali, saya mungkin bisa dengan cepat menyebarkan Dharma, belajar berdiri dan berjalan, serta mulai menapaki Jalan Tzu Chi. Inilah tekad dan ikrar saya. Kalian bisa menjadi saksi bagi saya.

Saya tidak tahu berapa banyak waktu saya yang tersisa di kehidupan sekarang. Saya hanya bisa menginventarisasi perjalanan hidup saya selama ini dan menjamin bahwa dengan mengikuti langkah saya di jalan ini, kalian telah mengambil keputusan yang tepat. Jalan ini adalah jalan yang lapang dan dapat membawa manfaat bagi semua makhluk.  

Menapaki jalan menuju kesadaran berkat jalinan jodoh yang matang
Membentuk hutan Bodhi dengan kebijaksanaan yang sempurna
Menyebarkan dan mempraktikkan kebajikan
Membawa manfaat bagi semua makhluk dengan kekuatan ikrar yang teguh

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 06 Juli 2023
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -