Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma dan Membawa Manfaat bagi Semua Makhluk dengan Kebajikan


“Saat acara ramah-tamah bersama Master tanggal 26 Mei, Master bertanya apakah memungkinkan jika kita mengumpulkan para lansia di Aula Jing Si untuk mewariskan keterampilan tangan mereka dan memperkenalkan mereka dengan Tzu Chi. Kami mengingat kata-kata Master dalam hati kami. Setelah kembali, tepatnya setelah tanggal 26 Mei, kami mulai merencanakan untuk membentuk tim kerajinan tangan. Selain mengumpulkan mereka di satu tempat, saya tahu ini bukan hanya untuk memberikan aktivitas kepada mereka, tetapi juga membagikan kisah Tzu Chi kepada mereka,”
kata Lü Mei-yun relawan Tzu Chi.

“Sejak tim ini berdiri hingga saat ini, inilah hasil karya yang telah dibuat. Semuanya dapat menyebarkan Dharma dan membawa manfaat melalui kerajinan tangan ini. Kami mampu menghasilkan banyak hasil karya karena memiliki tim yang sangat kuat. Lihatlah, relawan dengan seragam abu-abu yang duduk di bagian tengah belakang adalah tim kami yang paling kuat,” kata Yang Bi-lian relawan.

Begitu banyak orang yang membangkitkan tekad. Bodhisatwa lansia ataupun Bodhisatwa muda telah menghasilkan kerajinan tangan yang sangat indah. Saya merasa sangat tersentuh. Terlebih lagi, kerajinan tangan ini membutuhkan tenaga dan pikiran yang keras. Dengan benang dan jarum, mereka merajut jalinan kasih antarmanusia. Bodhisatwa adalah makhluk dengan cinta kasih berkesadaran. Semuanya sangatlah kreatif dalam membuat hasil karya yang berbeda-beda dan semuanya sangat indah. Saya sangat memuji kalian.

Saya sangat bersyukur karena kalian memiliki tangan yang sangat cekatan. Meski usia kita sudah tua dan banyak mendengar bahwa ingatan lansia akan menurun, saya berharap kita tidak seperti itu. Kita harus terus menggunakan pikiran kita agar ingatan kita tetap jernih. Janganlah kita hanya duduk diam saja, melainkan terus menggunakan otak kita. Mulailah dengan berpikir tentang apa yang dapat kita lakukan dengan sepotong kain. Setelah memotong kain, kita harus memasukkan benang ke dalam jarum dan mulai menjahit.


Saya sudah melihat jahitan-jahitan yang sangat indah. Ketika memegang sepatu ini, saya teringat masa-masa ketika Tzu Chi dimulai. Kehidupan Griya Jing Si mulanya bergantung pada kerajinan sepatu ini. Ketika melihat ini, saya merasa sangat dekat. Kalian sungguh terampil. Masa tua kalian dimanfaatkan dengan sangat baik. Tidak peduli yang muda atau yang paruh baya, semuanya dapat bergabung bersama para lansia ini.

Saat ini, dalam memberikan perawatan jangka panjang, kita dapat meminta para lansia untuk lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak muda yang dapat menghormati dan terus memberikan pujian kepada mereka. Inilah obat terbaik untuk mencegah demensia. Saya rasa ini baik sekali.

Saya ingin berbagi kepada semuanya tentang program peningkatan keamanan rumah. Awalnya, sangat sulit bagi kami untuk mempromosikan pemasangan pegangan tangan ini. Semua saudara se-Dharma berkata, ‘Saya masih sehat sehingga tidak memerlukannya.’ Ada pula yang berkata, ‘Sayang sekali jika Tzu Chi menghabiskan uang untuk membeli pegangan tangan’,” kata Chen Jing-hui relawan Tzu Chi.

“Kami mengunjungi semua relawan yang usianya lebih dari 65 tahun. Saya berkata kepada mereka bahwa usia kita makin lama makin bertambah, begitu pula kondisi tubuh kita makin menurun. Ini adalah hukum alam. Jadi, kita harus melakukan pencegahan. Hendaknya kita menjaga tubuh kita dengan baik agar Master dapat merasa tenang, Ketika memiliki tubuh yang sehat, barulah kita dapat menjalankan Tzu Chi,” pungkas Chen Jing-hui.

Kalian semua sangat sepenuh hati. Saya sangat peduli dengan kalian. Mendengar bagaimana kalian peduli terhadap relawan lansia dan membantu memasangkan pegangan tangan demi keamanan mereka, saya merasa sangat tersentuh.

Saat ini, sangat banyak lansia di tengah masyarakat. Saya berharap kalian dapat senantiasa melakukan hal yang benar. Saya berterima kasih kepada kalian. Kita tidak hanya harus peduli terhadap saudara se-Dharma, melainkan juga terhadap semua orang di masyarakat. Saya yakin bahwa kalian semua tengah melakukannya.


“Di Fengshan, kami telah menyelesaikan 40 kasus dari kalangan saudara se-Dharma. Selanjutnya, kami akan terjun ke tengah masyarakat dan berinteraksi dengan para lansia. Kami juga telah menggerakkan tim Xieli untuk mengunjungi setiap rumah lansia. Demi keamanan lansia yang hidup sebatang kara, kami telah memasang pegangan tangan di 67 rumah dan memperbaiki 13 rumah. Total kasus yang kami tangani ada 80. Setelah melakukan perbaikan rumah, kami terus mendampingi mereka,”
kata Chen Mei-yuan relawan Tzu Chi.

Meski pegangan tangan adalah sesuatu yang kecil, tetapi manfaatnya sangatlah besar. Dengan adanya pegangan tangan, mereka akan merasa lebih aman. Tanpa alat ini, kalau sampai terjatuh, seseorang akan terluka dan sulit untuk sembuh. Jadi, hal yang kalian lakukan sangatlah baik. Saya sangat tersentuh. Selain itu, hal terpenting ialah kita harus lebih tekun dan bersemangat. Kita harus memiliki hati yang baik untuk mempraktikkan kebajikan di dunia.

Sebagai murid Buddha, hendaknya kita mengembangkan jiwa kebijaksanaan. Kehidupan adalah perjalanan yang terdiri atas beberapa tahap. Inilah hukum alam yang pasti. Saat menghadapi banyak lansia, kita akan menyadari bahwa meski kita masih berusia 50 atau 60 tahun, jarak kita dengan mereka yang berusia 70 hingga 80 tahun sebenarnya tidak jauh. Suatu hari, kita juga akan mencapai usia 70, 80, dan 90 tahun. Jadi, saat ini hendaknya kita menjadi teladan dengan bersumbangsih bagi komunitas melalui tindakan nyata.

Sesungguhnya, kita juga tengah mengajari anak kita untuk dapat mendedikasikan diri bagi masyarakat. Inilah yang dinamakan ajaran melalui tindakan. Cinta kasih yang melimpah adalah penggerak terbesar dalam pendidikan. Hal yang terpenting ialah menyadarkan anak-anak kita bahwa keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Sebagian orang memohon agar anak dan cucu mereka dipenuhi berkah dan menjadi pintar. Sesungguhnya, kita tidak bisa mendapatkannya jika hanya memohon saja tanpa melakukan apa-apa.


Dengan bertindak nyata, anak dan cucu kita akan melihatnya dan terinspirasi untuk turut melakukannya. Dengan demikian, mereka akan tahu bahwa membantu orang lain dapat membuat kita bahagia. Begitulah cara kita mendidik anak cucu kita dan menciptakan berkah bagi generasi penerus kita, apalagi masyarakat memang membutuhkannya. Jika orang-orang tidak memiliki pemikiran untuk berbuat baik, kondisi masyarakat pada masa depan akan mengkhawatirkan. Jadi, kita melakukan ini agar anak dan cucu kita dapat hidup dalam masyarakat yang harmonis di masa depan. Intinya, kalian telah melakukannya dengan baik.

Saya merasa sangat bersyukur karena kalian telah membawa manfaat yang besar. Mendengar apa yang telah kalian lakukan, saya merasa sukacita. Kalian pasti merasakan perasaan yang lebih mendalam karena kalian sendirilah yang melakukannya. Dalam menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk, kita harus sering berbagi, "Saya merasa sukacita ketika berbuat baik."

Kita juga harus membagikan kisah bagaimana kita mengubah kehidupan para lansia dan mereka yang mengalami disabilitas. Bagikanlah kisah-kisah ini dengan sukacita. Yang terpenting, saya sering mengatakan bahwa ketika mengunjungi penerima bantuan, kita juga harus mengedukasi mereka dan mengajak mereka untuk melihat penderitaan.

Melihat penderitaan hidup, apa lagi yang membuat kita merasa tidak puas? Ketika kita mengajak orang lain, mereka akan merasa terharu dan turut bersumbangsih. Secara alami, mereka akan mengubah kebiasaan buruk mereka. Inilah yang sering kita katakan tentang mengubah kondisi kehidupan. Inilah pendidikan yang paling baik di masyarakat. 

Mengembangkan keterampilan menjahit dan pikiran yang kreatif
Menyadari berkah dengan melihat penderitaan
Mempraktikkan kebajikan dengan tindakan nyata demi keharmonisan masyarakat
Menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk dengan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 21 Maret 2024
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -