Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma dan Membentangkan Jalan dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan
“Ini adalah salah satu kasus pembersihan rumah. Ada sebuah rumah satu lantai yang pendek dan tua di Beigang, Yunlin. Barang-barang di rumah itu menumpuk bagaikan gunung. Pemilik rumah ini bernama A-yu, seorang wanita dengan keterbelakangan mental yang tinggal bersama ibunya yang berusia 80 tahun lebih. Relawan survei kita, Qiu-juan, sungguh tidak sampai hati melihat ibu dan anak ini tinggal di lingkungan yang kotor dan berantakan. Qiu-juan menjalin komunikasi dengan mereka dan kepala desa untuk mendiskusikan pembersihan. Akhirnya, mereka setuju dengan kegiatan pembersihan ini,” kata Cai Yi-da relawan Tzu Chi.
“Kondisi rumah itu sungguh bau, kotor, dan berantakan. Kami sungguh tidak sampai hati. Kami bekerja dari pukul 7 pagi hingga lebih dari pukul 12 siang. Kami bekerja selama lebih dari 5 jam tanpa henti. Semua orang telah berkeringat, tetapi tidak ada satu pun yang berkata lelah. Pada akhirnya, semua orang berkata bahwa mereka penuh dengan sukacita Dharma,” pungkas Cai Yi-da.
Dunia membutuhkan orang-orang seperti kalian, orang-orang yang menangani setiap kasus bantuan dengan sukacita. Walau harus pergi ke tempat yang sangat kotor dengan jalan yang sulit dilalui, kalian tidak pernah mengeluh. Kalian telah mengubah kerja keras menjadi kebahagiaan. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa ketika kita mengubah kerja keras menjadi kebahagiaan, itulah mentalitas yang kita miliki.
Semua orang telah bersumbangsih dan menciptakan berkah bagi dunia. Sesungguhnya, kalian telah menjadikan dunia sebagai tempat pelatihan bagi Bodhisattva. Kalian telah menyebarkan cinta kasih di gunung, pantai, dan desa-desa. Saya berterima kasih kepada kalian semua.
Kita harus ingat bahwa kita harus menyemangati orang lain dengan cinta kasih dan kebijaksanaan agar mereka dapat melangkah dengan mantap. Jangan biarkan mereka terlalu bergantung pada kalian. Saya berharap bahwa selain welas asih, kita juga harus memiliki kebijaksanaan.
Kita harus memberi tahu kepada mereka bahwa hanya ketika seseorang berjuang dalam hidupnya, barulah ia bisa mencapai kesuksesan di masa depan. Kita perlu membimbing mereka untuk memiliki mentalitas yang penuh cinta kasih adalah hal yang paling berharga. Sesungguhnya, membantu orang lain bukanlah hal yang mudah, tetapi kita melakukannya dengan ketekunan dan konsistensi.
Ketika melakukan kunjungan, kalian tidak takut untuk mendaki gunung dan mengarungi sungai. Hendaklah semuanya tetap berhati-hati. Jika hujan baru berhenti, kalian harus memastikan apakah jalan tersebut aman untuk dilewati. Kita harus memilih jalan yang aman dan dapat dilewati dengan baik. Akankah gunung runtuh saat hujan? Kita harus sungguh-sungguh memperhatikan hal ini.
Membantu orang lain adalah suatu hal yang sangat baik, tetapi kita juga harus tetap aman. Inilah menciptakan berkah yang sesungguhnya. Kita harus tetap aman agar bisa membantu banyak orang. Kita harus memperhatikan keselamatan diri sendiri dahulu, barulah kita dapat membantu banyak orang yang menderita. Hendaklah kita semua memperhatikan hal ini. Kita telah membantu mengentas kemiskinan dan membantu anak-anak muda dalam pendidikan mereka. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan kalian telah melakukan itu dengan sangat benar. Namun, ingatlah bahwa kalian harus menjaga keselamatan.
Yang terpenting ialah tempat pelatihan diri ini adalah rumah kita. Tempat pelatihan diri Tzu Chi adalah tempat berkumpulnya Bodhisattva. Di tempat ini, hendaklah kita menautkan hati satu sama lain. Dengan demikian, kita akan dapat bekerja dalam kesatuan.
Hendaklah kita menggunakan mulut ini dengan baik untuk mengedukasi orang-orang dan menyebarkan Dharma. Dalam berbicara, kita harus menyebarkan Dharma, mengedukasi, memotivasi, dan membimbing orang lain. Bagaimana kita memotivasi dan membimbing orang lain? Dengan kekuatan cinta kasih yang terwujud lewat tindakan tubuh kita. Yang terpenting ialah kesadaran pikiran kita. Inilah yang disebut dengan enam kesadaran. Lima di antaranya ialah tubuh, mata, telinga, hidung, dan lidah. Yang keenam ialah pikiran kita. Jika kita tidak memiliki pikiran yang sehat, maka perilaku dan tindakan kita akan menyimpang.
Hendaklah kita tetap menjaga kesadaran kita agar tetap benar dan sehat. Kita harus memiliki pandangan benar, pemahaman benar, dan pikiran benar. Dengan demikian, kita akan bertindak dengan benar. Kita harus menyerap semua yang kita lihat dan dengar ke dalam kehidupan kita untuk membimbing orang-orang yang tidak menyadari berkah ketika melihat penderitaan.
Kita dapat memperlihatkan kepada mereka beberapa rekaman orang-orang yang menderita. Kalian juga dapat menunjukkannya melalui ponsel kalian. Saat mengunjungi donatur, kita dapat menunjukkan kepada mereka dan berkata, "Lihatlah, dunia penuh dengan penderitaan. Kita sungguh dipenuhi berkah. Tetes demi tetes sumbangsih dapat terkumpul menjadi kekuatan yang besar. Sumbangsih bukanlah soal uang, melainkan bagaimana kita menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Hendaklah kita membangkitkan cinta kasih. Berkah datang dari akumulasi perbuatan baik."
Ketika orang-orang bergabung dengan Tzu Chi, mereka akan berkesempatan mengubah hati dan pikiran. Jika tidak, orang-orang tetaplah makhluk awam. Ketika melihat orang lain menikmati hidup, mereka akan selalu merasa tidak puas. Jika selalu merasa tidak puas, kita akan menderita selamanya. Inilah kebenaran tentang penderitaan.
Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah bersumbangsih dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Saya berharap kalian semua dapat membentangkan Jalan Bodhisattva yang lurus dan rata. Hendaklah kita membangun tekad untuk berjalan di depan. Saat berjalan di depan, kita harus membentangkan jalan yang lurus dan rata. Saat kita dapat melewatinya dengan aman, maka orang yang berjalan di belakang juga dapat melewatinya dengan baik.
Hendaklah kita semua berhimpun untuk membantu orang yang membutuhkan. Bantuan yang dapat diberikan oleh satu orang terbatas. Kita membutuhkan banyak orang untuk bersatu. Ketika kita berbicara dengan orang, kita harus mengedukasi mereka untuk melihat penderitaan orang lain. Kepada para donatur, ini bukan tentang mengumpulkan sumbangan dari mereka, tetapi kita ingin mereka menyadari berkah.
Saat ini, setiap orang memiliki ponsel. Hanya dengan satu jari, kita dapat mengakses banyak Dharma dan melihat penderitaan dunia. Hendaklah kita menggunakan kebijaksanaan untuk mengubah kehidupan. Dengan tangan dan lidah, kita dapat membagikan kisah-kisah yang sangat menawan dan menginspirasi kepada orang lain. Ini disebut dengan membabarkan Sutra. Sutra hanyalah sebuah teks. Tindakan kita adalah kehidupan yang kita jalani saat ini. Hendaklah kita membimbing semua orang, membantu orang yang membutuhkan, dan menggalang Bodhisattva agar mereka yang memiliki uang tidak selalu mengejar keinginan dan tahu berpuas diri. Hendaklah kita mengenal rasa puas serta hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan.
Mempraktikkan kebajikan dengan sukacita tanpa gentar akan kesulitan
Menciptakan berkah bagi dunia mendatangkan kebahagiaan
Menyebarkan Dharma dan membentangkan Jalan Agung dengan welas asih dan kebijaksanaan
Membawa manfaat bagi dunia dengan tahu berpuas diri
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 12 September 2022