Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma hingga Selamanya


“Kami menyambut kalian untuk bersama-sama memperingati Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Upacara pemandian rupang Buddha Tzu Chi adalah upacara yang melampaui batasan agama,”
kata Zeng Ci Hui Ketua Tzu Chi Amerika Serikat.

Kita bisa melihat orang-orang di berbagai tempat mengikuti upacara pemandian rupang Buddha dan mengungkapkan rasa syukur terhadap Buddha. Untuk mengungkapkan rasa syukur terhadap Buddha, kita harus menunjukkan ketulusan lewat tindakan nyata. Ketulusan dapat membangkitkan rasa syukur. Tanpa memandang perbedaan agama, ras, dan kewarganegaraan, semua orang membangkitkan cinta kasih, rasa syukur, dan rasa hormat serta melindungi bumi, berbakti kepada orang tua, dan membalas budi luhur semua makhluk.

Selama bertahun-tahun, insan Tzu Chi terus menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Dengan bertutur kata baik dan berbuat baik, insan Tzu Chi terus menginspirasi orang-orang untuk mengasihi sesama manusia dan bumi serta senantiasa bersyukur. Inilah yang terus kita serukan.

Kita bisa melihat di berbagai negara, orang-orang dengan agama yang berbeda-beda berhimpun dengan penuh keyakinan dan rasa syukur. Semua orang memperingati Hari Kelahiran Buddha dengan keyakinan yang tulus dan mengungkapkan rasa syukur terhadap Buddha. Saya sungguh terhibur dan sukacita melihatnya.


Kita bisa melihat Nepal, tanah kelahiran Buddha. Pada tahun 2015, Nepal diguncang gempa dahsyat. Pascagempa, insan Tzu Chi juga pergi untuk menyalurkan bantuan. Saat itu, di Nepal terdapat sebuah vihara yang bernama Vihara Thrangu Tara. Di vihara tersebut terdapat sebuah rupang Buddha yang sangat besar. Pascagempa, kepala rupang Buddha tersebut berpaling ke arah lain. Kepala rupang Buddha itu berpaling ke arah lain, sedangkan tubuhnya tetap. Ke arah manakah kepalanya berpaling? Timur.

Saat itu, relawan kita yang menyalurkan bantuan di Nepal merasa sangat takjub. Dahulu, ajaran Buddha menyebar ke timur. Kini, kita harus kembali menyebarkan ajaran Buddha ke tanah kelahiran Buddha dengan terjun ke tengah masyarakat setempat.

Buddha membabarkan Sutra Bunga Teratai. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan mulia, yaitu menyelamatkan semua makhluk yang menderita, menyebarkan Dharma, dan membimbing orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, di Nepal, orang yang menapaki Jalan Bodhisatwa tidaklah banyak. Karena itu, kini para relawan kita kembali menyebarkan ajaran Buddha di sana. Pikirkanlah, kepala rupang Buddha itu berpaling ke timur dan kita berasal dari timur. Dahulu, Mahabhiksu Xuan Zang mengambil kitab suci ke barat. Kini, kita harus kembali membawa Dharma ke barat. Saya berharap para insan Tzu Chi Taiwan dapat segera menyerukan hal ini.


Saya bersyukur kini kita memiliki banyak Bodhisatwa di timur, seperti di Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Para relawan kita berhimpun untuk menolong warga kurang mampu di Nepal. Kita harus membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Kini, ada sekelompok Bodhisatwa yang tengah menyebarkan Dharma untuk membimbing orang-orang di Nepal dan membagikan barang bantuan untuk menjaga kelangsungan hidup warga kurang mampu. Para relawan kita telah membulatkan tekad.

Para relawan dari Singapura dan Malaysia telah meluangkan waktu dan berencana untuk melakukan estafet jangka panjang. Mereka akan terus melakukan estafet dan pergi ke sana dalam beberapa gelombang untuk bersumbangsih dalam jangka panjang.

Kemarin, ada banyak relawan yang melakukan telekonferensi dengan saya dan menunjukkan peninggalan bersejarah setempat pada saya. Ini adalah sebuah stupa yang dibangun pada era Raja Asoka. Ada banyak bagian dari bangunan tersebut yang telah runtuh dan rusak. Demikianlah kondisinya sekarang. Singkat kata, waktu yang berlalu sudah sangat panjang.


Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, seorang tokoh yang mulia, Pangeran Siddhartha, lahir di sana. Kebijaksanaan dan ajaran-Nya telah tersebar luas di Timur. Setelah mempelajari ajaran Buddha, ada banyak orang yang hatinya tersucikan dan memahami penderitaan. Karena itu, mereka berusaha menggunakan ajaran Buddha untuk membuka hati dan pikiran orang-orang, membangkitkan cinta kasih agung semua orang, dan terjun ke tengah masyarakat untuk menolong orang-orang yang menderita. Jadi, kita hendaknya menghargai ajaran Buddha dan menjaga permata dunia ini.

Setiap orang hendaknya menyucikan hati masing-masing serta menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Lihatlah betapa agungnya rupang-rupang Buddha yang dibawa ke Vihara Thrangu Tara. Melihat rupang-rupang Buddha itu, para partisipan membangkitkan ketulusan. Mereka menghargai ajaran dan rupang Buddha dengan penuh hormat dan cinta kasih. Kita hendaknya juga demikian. Kata-kata yang ingin saya ucapkan sangatlah banyak. Bukankah semua yang kita lihat ini adalah sejarah Tzu Chi?

Seiring berjalannya waktu, insan Tzu Chi hendaknya menjadi saksi atas ajaran Buddha dan mendokumentasikan bagaimana kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya bisa menapaki jalan ini, Anda pun bisa menapaki jalan ini. Setiap orang bisa menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Untuk itu, mari kita lebih bersungguh hati.   

Mewarisi ajaran Buddha dan menyucikan hati diri sendiri
Membalas tiga budi luhur dan menyebarluaskannya
Terjun ke masyarakat untuk membentangkan jalan dan menyebarkan Dharma
Mewariskan Dharma hingga selamanya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 30 Mei 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 01 Juni 2023
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -