Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Dharma, Membawa Manfaat, dan Membentangkan Jalan
Saya sering mengatakan bahwa karma buruk kolektif semua makhluk telah menyebabkan perubahan iklim seperti saat ini. Dunia ini mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Generasi kita saat ini telah menjadi saksi atas perusakan Bumi oleh umat manusia. Inilah era kemunduran Dharma. Di era kemunduran Dharma ini, kita juga mendekati akhir dari dunia. Manusia menggunakan berbagai metode untuk merusak Bumi. Sesungguhnya, berapa lama Bumi akan bertahan? Apakah Bumi dapat hancur? Ya.
Bumi adalah sebuah planet di alam semesta. Bumi adalah planet yang istimewa karena memiliki air, gunung, dan mineral. Berkat adanya air, muncullah kehidupan sehingga manusia dapat terus hidup dan membuat kemajuan tanpa henti. Namun, kemajuan ini menimbulkan kerusakan. Perkembangan teknologi telah mencapai titik ekstrem, yaitu kehancuran Bumi. Meski kita tidak tahu kapan waktunya, tetapi kehancuran akan datang pada waktunya.
Saat kita lahir, benda pertama yang bersentuhan dengan kita ialah udara. Saat lahir, tubuh kita tidak tertutup apa pun sehingga ketika udara datang dan melewati kulit kita, kita merasakan sakit. Kita juga merasakan air yang hangat dan sentuhan tangan manusia yang kasar ketika kita dimandikan dan diseka dengan sehelai handuk. Bagaimana kita tidak menangis? Saat kita dilahirkan, kita bersentuhan dengan udara. Seperti "pisau angin", udara menggesek kulit kita sehingga kita menangis. Beginilah hidup dipenuhi dengan penderitaan.
Lihatlah berapa banyak bencana yang terjadi di dunia. Peperangan telah menyebabkan banyak orang mengungsi. Ke mana mereka dapat pergi? Ketika perang antarnegara terjadi, berbagai sekat pembatas akan terbentuk secara tiba-tiba. Orang-orang yang mulanya begitu dekat dan masih berhubungan baik hari ini, esok harinya terpisahkan oleh pagar pembatas. Kalaupun saling berhadapan, mereka sulit untuk saling mengulurkan tangan. Terlebih lagi, berpegangan tangan adalah hal yang tidak mungkin dapat dilakukan. Mereka terpisah secara tiba-tiba karena perselisihan antarnegara.
Awalnya, kedua negara penuh dengan cinta kasih dan semua warga dapat dengan mudah melintasi perbatasan negara untuk berinteraksi dan saling merangkul. Namun, akibat perang, cinta kasih tergantikan oleh perselisihan dan dendam. Mereka yang awalnya saling merangkul telah dipisahkan dengan kejam. Inilah dunia. Ini sungguh mengkhawatirkan.
Selama perang masih berlangsung, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok. Kita bahkan tidak tahu apakah pada menit dan detik selanjutnya kita akan tetap hidup aman dan damai. Inilah ancaman dunia. Kedamaian adalah berkah dalam kehidupan. Hanya ketika tidak ada konflik dan perang, barulah dunia akan damai.
Saat ini, hendaknya kita menyebarkan Dharma dan prinsip kebenaran secara luas untuk mewujudkan perdamaian di dunia dan membawa manfaat bagi dunia. Hendaklah kita menyebarkan banyak kebajikan tanpa membeda-bedakan agama sehingga membawa manfaat bagi semua orang di dunia. Kita juga harus membuka dan membentangkan jalan yang lurus dan benar. Begitulah kita menabur berkah bagi dunia.
Hendaknya kita menggunakan tubuh kita untuk berbuat baik dan membalas budi orang tua serta mewariskan kebajikan dari generasi ke generasi. Orang zaman dahulu mengatakan bahwa keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Jadi, kita harus mewariskan kebajikan dalam keluarga kita dari generasi ke generasi. Begitulah cara kita membalas budi orang tua. Selain memenuhi tanggung jawab kita sebagai manusia, kita juga harus membalas budi alam semesta.
Beberapa hari ini, saya selalu mengatakan bahwa kita hidup bergantung pada udara. Tanpa udara, kita tidak dapat bernapas dan akan meninggal karena lemas. Intinya, kita harus berterima kasih kepada udara, api, air, dan tanah. Udara sangatlah penting sehingga kita harus menghargainya dengan tidak mencemarinya. Kita harus bersyukur atas adanya udara segar. Hendaklah kita senantiasa bersyukur, membalas budi orang tua, dan membalas budi angin, api, air, dan tanah. Kita harus berterima kasih kepada empat unsur alam dan budi luhur orang tua.
Saudara sekalian, selama kita memiliki hati yang penuh syukur, kita adalah orang yang baik. Dengan adanya rasa syukur di dalam hati, kita akan terus berbuat kebajikan. Demikian pula, tidak peduli agama apa pun, selama agamanya mengajarkan pandangan yang benar, kitab sucinya akan berisi kebenaran dan menunjukkan jalan yang harus dipraktikkan. Janganlah kita menyimpang dari jalan yang benar. Jalan yang benar ini tertera dalam kitab suci.
Karma buruk kolektif menyebabkan perubahan iklim
Perusakan ekstrem menyebabkan kehancuran
Menyadari kebenaran dengan hati yang penuh syukur
Menyebarkan Dharma, membawa manfaat, dan membentangkan jalan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 11 Juni 2023