Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Kebajikan dan Cinta Kasih Agung
“Master, kami dengan sedih menyampaikan bahwa kami tidak dapat pulang ke negara asal kami lagi. Kami tidak dapat pulang ke Suriah lagi. Kehidupan di sana sangatlah sulit. Kami tidak tahu bagaimana kami bisa pulang ke sana. Mustahil bagi kami untuk pulang. Master, keluarga kami di Suriah menjalani kehidupan yang sangat memilukan. Mereka bahkan tidak mampu menghidupi diri sendiri. Kaum lelaki keluar untuk membeli makanan dan ada sebagian yang tidak dapat pulang ke rumah. Demi keselamatan anak-anak, kami tidak bisa pulang ke tempat yang berbahaya seperti ini,” kata Munir Amino Kepala SMA Internasional El Menahil.
“Dalam kunjungan kali ini, kami memahami makna sejati dari cinta kasih dan kontribusi yang tulus. Nilai-nilai ini telah tertanam dalam di dalam hati kami. Saya akan meneruskan semangat ini kepada murid-murid agar mereka dapat terus melangkah maju dan menyebarkan cinta kasih,” kata Ahmed Aliyan Wakil kepala Sekolah Internasional El Menahil.
Dalam kunjungan kalian ke Taiwan kali ini, saya sungguh melihat cinta kasih yang murni. Kalian juga terus terang menyampaikan kondisi kehidupan kalian dahulu dan kondisi batin kalian saat ini sehingga saya bisa lebih memahami penderitaan di dunia. Namun, biarkanlah masa lalu berlalu. Saya yakin bahwa dengan hati yang damai dan tenang, semua orang bisa membangkitkan cinta kasih hakiki. Cinta kasih ini dapat merangkul semua orang tanpa memandang perbedaan agama.
Janganlah kita terpaku pada masa lalu. Dalam ajaran Buddha, kita menyebutnya jalinan jodoh. Jalinan jodoh yang mendatangkan hal yang tidak menyenangkan telah berlalu. Asalkan kita menyambut masa depan dengan hati yang damai dan tenang, berkah pun akan menghampiri kita seiring waktu. Kalian telah menerima masa lalu yang pahit dengan lapang hati dan akan meraih kebahagiaan di masa mendatang.
Marilah kita saling mengenal, saling mengasihi, dan saling bersyukur. Saya sangat sukacita melihat kalian semua kembali ke sini. Anggaplah tempat ini sebagai rumah kalian. Hualien adalah rumah Jing Si. Jing Si berarti merenung dengan tenang. Setiap orang memiliki hati yang bajik. Demikian pulalah hati Buddha.
Allah dan Tuhan juga memiliki hati yang murni. Setiap orang memiliki hakikat yang murni. Karena itu, semua orang hendaknya hidup berdampingan dengan harmonis. Kita semua hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama. Saya berharap kalian dapat sering berkunjung ke Taiwan dan kembali ke rumah bersama kita di Hualien. Saya dengan tulus menantikan kedatangan kalian.
“Terima kasih, Master. Terima kasih, para insan Tzu Chi. Kami bersyukur atas semua bantuan kalian.”
Ada banyak bencana yang terjadi di dunia. Selain bencana alam, juga ada bencana akibat ketidakselarasan pikiran manusia. Ini bagaikan cuaca. Terdapat perbedaan cuaca pada musim semi, panas, dan dingin. Kini, kondisi kalian bagaikan berada pada musim dingin. Namun, asalkan kalian memiliki tekad yang teguh, musim dingin pasti akan berlalu dan musim semi akan datang.
Saya juga mendengar nyanyian kalian. Jika dapat memahami makna lirik lagu tersebut, kalian dapat memotivasi satu sama lain. Musim dingin pasti akan berlalu dan yang tertinggal di dalam hati orang-orang ialah cinta kasih.
“Master yang terhormat dan terkasih, kini saya dipenuhi keyakinan dan merasa sangat bangga sebagai insan Tzu Chi. Dalam kunjungan kali ini, Sekolah Internasional El Menahil telah menjalin kerja sama dengan SMA Tzu Chi Tainan. Di masa mendatang, kami akan mengadakan lebih banyak kegiatan pertukaran budaya agar dapat belajar dari Taiwan dan murid-murid kami pun dapat memiliki perspektif global. Dari Tzu Chi, kami belajar makna sejati dari cinta kasih, terlebih mengenai kerja sama tim dan prinsip dalam memimpin sebuah tim. Kami telah memahami misi dan filosofi Tzu Chi. Kami tahu bahwa misi ini mencakup seluruh dunia dan Tzu Chi terus menyebarkan cinta kasih dan kebajikan,” kata Munir Amino Kepala SMA Internasional El Menahil.
Intinya, janganlah kita melupakan orang itu. Sejak Faisal Hu memulai misi Tzu Chi di Turki, sudah lebih dari 20 tahun berlalu. Sungguh, saya bersyukur setiap waktu. Semua insan Tzu Chi tahu akan hal ini. Selain insan Tzu Chi, juga ada banyak orang di berbagai negara yang tahu bagaimana Faisal dan Nadya mendedikasikan diri di Tzu Chi dan mengembangkan nilai kehidupan mereka. Saya berharap di kehidupan sekarang, mereka dapat menjalin jodoh baik dengan lebih banyak orang. Semua orang bersedia bersumbangsih.
“Sebelumnya, seusai menyaksikan pementasan, mereka menanyakan arti dari ‘saya bersedia’. Setelah saya menjelaskan pada mereka, mereka berkata bahwa mereka juga ingin menjadi insan Tzu Chi yang baik dan menyebarkan filosofi Tzu Chi di Turki. Jadi, mereka ingin mengatakan sesuatu kepada Master,” kata Faisal Hu relawan Tzu Chi Turki.
“Master, saya bersedia.”
Terima kasih. Saya mengungkapkan rasa syukur dengan tata krama kalian. Saya bersyukur ada begitu banyak orang yang menyatukan hati dan mengucapkan kata-kata yang sama. Saya menyerukan untuk melakukan sesuatu dan semua orang bersama-sama berkata, "Saya bersedia."
Meski tempat tinggal kita terpisah oleh jarak yang jauh, tetapi hati kita selalu bertautan. Kita menyatukan hati dengan cinta kasih. Semua orang mengucapkan kata-kata yang sama, memiliki tekad dan cinta kasih yang sama, dan memotivasi satu sama lain. Tentu saja, jika pengusaha di Turki tahu tentang Tzu Chi, saya berharap mereka bisa bertekad untuk bersumbangsih.
Saya memberi tahu para pengusaha di Taiwan bahwa saya bukan menginginkan uang mereka, melainkan ingin mereka bertekad untuk bersumbangsih. Ini disebut menciptakan berkah. Jadi, semua agama menyebarkan ajaran masing-masing. Kita menyebutnya menyebarkan Dharma untuk membawa manfaat bagi semua makhluk.
Kita harus menyebarkan kebenaran ke dalam hati orang-orang dan memperbaiki pola pikir mereka dengan mentransformasi pikiran pengganggu, ketamakan, dan pikiran buruk mereka menjadi kebajikan dan cinta kasih, bahkan lebih jauh lagi menjadi kebajikan dan cinta kasih agung. Jika semua orang dapat bekerja sama, saya yakin bahwa ini tidaklah sulit. Saya mendoakan hal ini dengan hati yang tulus.
Berlapang hati dan saling mengasihi untuk melepas masa lalu yang pahit
Bersyukur dan menyambut datangnya kebahagiaan
Merenung dengan tenang dan kembali pada hakikat sejati yang murni
Membangkitkan kekuatan yang tak terhingga dengan mentransformasi keburukan menjadi kebajikan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 30 Oktober 2023