Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Kebajikan dengan Cinta Kasih Berkesadaran


“Satu sosok yang tidak boleh saya lupakan ialah suami saya, Bapak Yang Ming-da. Saya sangat bersyukur karena pada tahun 1988, yakni satu tahun setelah bergabung dengan Tzu Chi, tanpa banyak berpikir, saya menyampaikan padanya bahwa saya ingin mengundurkan diri dari pekerjaan agar bisa fokus menjalankan Tzu Chi. Dia mengiakan saya tanpa banyak bertanya,”
kata Chen Xiu-ying, relawan Tzu Chi.

“Kemudian, saya juga berkata padanya bahwa diperlukan biaya untuk menjalankan Tzu Chi. Jika saya mengundurkan diri dari pekerjaan, saya harus mengandalkan penghasilannya. Uang yang saya minta tidaklah banyak, 10.000 NTD pun cukup. Dia pun kembali menyanggupi. Jadi, saya sangat bersyukur atas hal itu. Sebagai balasannya, saya membawanya untuk berguru kepada Master agar bisa bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa dan menjadi penyelamat satu sama lain,” lanjut Chen Xiu-ying.

Chen Xiu-ying menanjutkan “Berkat dokumentasi yang kami tulis, kita dapat bersama-sama mengingat kembali jejak pertumbuhan Tzu Chi. Jika tidak didokumentasikan, kita tidak akan sadar bahwa hidup kita sungguh berharga. Saya banyak berpartisipasi dalam misi amal lintas negara. Saya berkesempatan untuk berpartisipasi dalam misi bantuan bencana internasional, donor sumsum tulang, pertukaran budaya, dan baksos kesehatan. Saya telah pergi ke 7 negara dan menyelesaikan total 124 misi.

“Hari ini, saya sungguh mengerahkan keberanian untuk menginspirasi kalian semua. Kita hendaknya menginventarisasi kehidupan ini agar Master bisa merasa tenang. Mari kita menjadi murid yang berbakti. Apakah kalian setuju? (Setuju.),” pungkas Chen Xiu-ying.


Kalian harus bersyukur kepada orang yang bersedia mendukung kalian. Janganlah melupakan itu. Kita telah mendengarkan ceritanya. Dia merupakan sosok teladan insan Tzu Chi. Jadi, kalian semua telah menapaki jalan ini. Setiap orang memiliki kisah inspiratifnya masing-masing dan semuanya luar biasa. Harap kalian menuliskannya sehingga kisah kalian membentuk "pohon Tzu Chi" yang kemudian menjadi hutan pahala.

Sejarah masa lalu tentu harus dibagikan supaya bisa menjadi bagian dari sejarah hidup kita. Sejarah Tzu Chi terbangun karena adanya kalian semua yang menapaki jalan Tzu Chi. Kalian harus segera membentangkan jalan agar bisa diwariskan ke generasi Tzu Chi berikutnya. Kalian hendaknya menceritakan tentang Tzu Chi kepada orang-orang di dunia agar banyak yang tahu bahwa di Tzu Chi terdapat banyak Bodhisatwa dunia yang sejati. Jalinan jodoh selalu terbentuk dari masa lalu kita. Sebagaimana sebab dan kondisi yang ditanam, demikianlah buah dan akibat yang akan dituai.

Sebab dan akibat membentuk diri kita yang sekarang. Selain sebab dan kondisi dari masa lalu yang membawa kita terhubung dengan dunia saat ini, jalinan jodoh di masa sekarang juga terus bertumbuh. Kini, kita menanggung buah dari sebab di masa lalu, sedangkan apa yang kita lakukan sekarang akan menjadi sebab bagi masa depan. Siklus ini terus berlangsung.

Jadi, dapat dikatakan bahwa masa kini datang dari sebab di masa lalu dan kondisi di masa sekarang akan menjadi sebab bagi masa depan. Siklus sebab akibat akan terus berputar demikian. Tentu saja, karena jalinan jodoh baik yang kita bangun, barulah kita bisa menabur benih Bodhi dan membentangkan jalan Tzu Chi.


Saya bersyukur atas kedatangan Buddha ke dunia. Saya tidak tahu apa jalinan jodoh yang saya tanam di masa lalu, tetapi saya tahu bahwa saya memiliki jalinan jodoh dengan Buddha. Saya memanfaatkan jalinan jodoh ini dengan baik dan juga bersyukur atas jalinan jodoh antara saya dan kalian. Jalinan jodoh akan terus membawa kita kepada buah yang harus kita tuai. Dalam kehidupan ini, saya juga mengikuti jalinan jodoh. Dalam setiap buah yang kita tuai, terkandung benih.

Melihat kalian semua, saya teringat bahwa banyak di antara kalian yang merupakan relawan senior yang telah mengenal saya selama 30–40 tahun. Saat kantor cabang lama di Taichung baru dibuka, Master Da Hong mendampingi anggota komite Tzu Chi untuk mengunjungi pasien kasus penerima bantuan. Demi melakukan itu, beliau harus mengarungi sungai dan mendaki gunung. Beliau juga telah banyak membimbing kalian. Namun, saya yakin bahwa dia telah kembali ke dunia ini. Mungkin dalam beberapa tahun lagi, beliau akan kembali melanjutkan misinya. Seperti inilah Dharma diwariskan dari generasi ke generasi.

Jalinan jodoh terus terbentuk dan berbuah. Setiap benih sebab yang matang mendatangkan berbagai kondisi. Jadi, ketika sebutir benih bertunas, ia akan mulai menjulurkan akar ke bawah serta menumbuhkan cabang ke atas. Cabang-cabang itu terus berkembang ke atas dan akarnya terus menjulur di bawah tanah. Akar dan cabangnya akan terus bertumbuh. Master Da Hong sungguh merupakan teman baik dalam hidup saya. Apa yang dapat saya lakukan untuk membalas budinya?

Kita semua harus berlatih dengan tekun dan bersemangat supaya "pohon Bodhi" kita di Taichung lebih kuat. Dengan akar yang lebih kokoh, serta daun dan cabang yang berkembang, barulah bunga mekar dan menghasilkan buah. Kita tentu harus mengingat hal ini. Kini, setiap benih yang kita tanam adalah benih Bodhi yang dapat memberi keteduhan setelah menjadi pohon. Terkadang, saya tidak merasakan adanya penyesalan dalam kehidupan ini. Karena banyaknya insan Tzu Chi di dunia ini, benih Bodhi telah tersebar luas.


Bodhisatwa sekalian, kalian telah melihat jalinan jodoh kita tersebar ke mana-mana. Benih Bodhi sudah berakar di banyak negara. Di masa depan, akan ada banyak orang yang menapaki Jalan Bodhisatwa. Jadi, kalian hendaknya bersungguh hati. Kalian semua sangat berpengetahuan. Saat saya menyampaikan suatu prinsip, kalian harus bisa merefleksikannya secara luas. Seperti cabang dan daun yang terus bertumbuh, cara berpikir kalian juga perlu bertumbuh sehingga ajaran Tzu Chi dapat tersebar lebih luas.

Kita hendaknya mewariskan sejarah Tzu Chi dan nilai kehidupan kita. Ada beberapa relawan lansia kita yang sudah tidak berdaya. Jadi, kita harus bertekad untuk mendampingi mereka. Tanpa dedikasi mereka di masa lalu, tidak ada Tzu Chi yang sekarang. Beberapa di antara mereka tidak hadir hari ini, mungkin saja karena sudah tiada, seperti Master Da Hong dan beberapa relawan lainnya. Saya percaya mereka akan kembali karena mereka mencintai Tzu Chi dan pernah berikrar kepada saya untuk melayani dari kehidupan ke kehidupan.

Saya sangat berharap saat saya kembali lagi kelak, akan ada orang-orang yang mengarahkan dan membimbing saya. Dengan begitu, saya akan berkesempatan untuk memasuki pintu Buddha dan menyebarkan ajaran Buddha. Buddha datang ke dunia untuk satu tujuan besar, yakni membimbing semua makhluk untuk menjadi Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa sangat panjang. Jadi, kita perlu mewariskannya dari generasi ke generasi agar jalan ini dapat terus dibentangkan. Inilah arah tujuan kita.

Mempraktikkan Sutra dan membentangkan jalan serta menulis sejarah
Berbagi dengan tulus demi mewariskan nilai kehidupan
Menumbuhkan pohon Bodhi yang bercabang dan berdaun lebat
Menyebarkan kebajikan dengan cinta kasih berkesadaran             
                        
 
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 28 Februari 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 02 Maret 2025
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -