Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Kebajikan dengan Ikrar dan Kekuatan yang Besar


Meski saat ini bencana sudah berlalu, dampaknya masih terlihat sangat jelas. Jika memulai penyaluran bantuan sekarang, kita masih dapat membantu mereka yang membutuhkan. Dalam hidup ini, diperlukan himpunan kekuatan semua orang untuk dapat melakukan sesuatu. Jalinan jodoh antarmanusia sangat tak terbayangkan.

Di atas hamparan tanah Brasil yang begitu luas, jumlah relawan Tzu Chi sangatlah sedikit. Bencana yang melanda wilayah yang luas ini membutuhkan bantuan banyak tenaga manusia. Kita dapat melihat sekelompok orang yang dipenuhi berkah dengan hati yang besar, penuh cinta kasih, dan tekad yang kuat berhimpun untuk membawa bantuan. Saya merasa sangat bersyukur dan tersentuh.

Sungguh, benih yang tak terhingga dimulai dari sebutir benih. Sebutir benih dapat menghasilkan tunas yang tak terhingga. Ketika tunasnya muncul, menumbuhkan pohon yang besar tidaklah sulit. Hutan kebajikan pun akan tercipta di sana. Hal yang terpenting ialah benih pertama dan orang yang menaburnya. Benih yang baik harus ada seseorang yang membawanya. Dengan menggenggam jalinan jodoh setiap saat, di mana pun ada kondisi pendukung dan tanah, benih itu harus segera ditaburkan.

“Sesungguhnya, survei bencana kedua ini sangat penuh dengan tantangan. Saat kita bertemu dengan Pastor, Kakak Helena Hung membagikan kisah Master dan membagikan tentang awal mula Tzu Chi serta bagaimana Yayasan Tzu Chi terbentuk. Setelah Kakak selesai berbicara, Pastor tidak memberikan tanggapan baik atau buruk,” kata Liu Ru-zhu relawan Tzu Chi.

“Kakak Helena Hung tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan suara lantang seperti auman singa. Kemudian, dengan kesabaran seperti unta, dia melanjutkan pembicaraannya dengan Pastor, ‘Saya ada di sini untuk mewakili Master. Ketika melihat penderitaan, Master selalu ingin membantu. Jadi, kami pasti akan membantu Anda.’ Pastor tersebut belum pernah bertemu dengan organisasi amal yang begitu teguh dan pantang menyerah untuk memberikan bantuan,” lanjut Liu Ru-zhu.

“Pada sore hari, kami bertemu dengan 2 relawan komunitas. Pada akhirnya, Pastor tersebut menjelaskan bagaimana sejak tahun 1966, sebanyak 30 ibu rumah tangga mengikuti ajaran Master untuk mempraktikkan semangat celengan bambu dengan menghimpun niat baik setiap hari. Beliau menjelaskan dengan cukup jelas. Saat itu, kami merasa sangat tersentuh,” pungkas Liu Ru-zhu.


Suara lantang seperti auman singa yang penuh keberanian ini sungguh telah membangunkan banyak singa besar. Saya percaya bahwa di tempat tersebut ada banyak orang yang memiliki niat baik, tekad, dan kekuatan. Hanya saja, mereka tengah menunggu jalinan jodoh itu datang. Saat ini, jalinan jodoh itu sudah tiba. Terutama Pastor, beliau telah memadukan kasih Tuhan kepada dunia dengan cinta kasih Tzu Chi. Dengan demikian, kekuatan dapat terhimpun. Saya yakin bahwa semangat Tzu Chi akan selamanya ada di sana.

Ibu Shen dan beberapa relawan di komunitas akan muncul satu per satu dan terus menginspirasi yang lainnya. Saya sangat yakin dengan hal ini. Terlebih lagi, ada relawan dari Amerika Serikat yang tetap peduli meski jaraknya jauh. Bapak Martin Kuo adalah seorang Bodhisatwa besar. Di mana pun ada bencana dan di mana pun ada yang membutuhkan, jika saya menginginkannya ada di sana, dia akan pergi ke sana. Jika kekuatannya berhimpun dengan kekuatan kalian, rencana bantuan yang akan kita bawa akan makin kuat. Saya sangat senang melihat himpunan jalinan jodoh ini.

Hendaknya kalian dan Pastor membuat perencanaan bantuan secara intensif. Dengan pengalaman kalian dalam penyaluran bantuan bencana, hendaknya kalian berhimpun dan menentukan cara terbaik untuk menyalurkan bantuan serta berapa lama waktu yang dibutuhkan. Semua ini harus dipahami secara langsung di lokasi.


Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi di Brasil yang telah menunjukkan keberanian, ketekunan, dan semangat. Kalian sangat luar biasa dan memiliki ikrar yang sangat kuat. Saya percaya bahwa setelah survei bencana kali ini, pasti akan ada benih Tzu Chi yang tertanam di sini, terutama dengan adanya dukungan dari Pastor,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

Saya juga percaya akan hal ini. Pastor memiliki semangat yang tidak memandang perbedaan agama. Saya sangat mengaguminya dan berterima kasih kepadanya. Sampaikanlah rasa terima kasih saya kepada Pastor dan wakili saya untuk berinteraksi dengan para Bodhisatwa di sana agar mereka memahami apa yang telah dilakukan Tzu Chi. Dengan pengalaman, kesungguhan, dan ketulusan, taburkanlah benih kebajikan dengan cinta kasih di sana.

Terima kasih kepada pasangan suami istri yang telah bersatu hati dalam setiap perjalanan. Ini sangatlah indah dan harmonis. Saya sungguh mendoakan kalian. Terima kasih. Bapak Martin Kuo, Ji Hong, dan Lü Rong memiliki banyak pengalaman dan kalian telah mengenal mereka. Ketika memiliki rekan kerja sama, kalian akan merasa sukacita. Ditambah lagi dengan adanya Bodhisatwa setempat, benih yang baru sudah mulai bertunas.

Saya juga berterima kasih kepada Ru-zhu, Kakak Lin, Kakak Chen, dan relawan lainnya. Saya sangat senang dan bersyukur dengan jalinan jodoh baik ini. Saya berharap bahwa jalinan jodoh baik ini dapat terus terhimpun, terutama untuk menginspirasi pengusaha setempat. Inilah kekuatan yang mulai terwujud. Saya sangat bersyukur dan tersentuh.


Saya memiliki harapan yang sangat besar karena Pastor telah memberikan dukungan kepada kita. Tanpa membeda-bedakan agama, semuanya berhimpun untuk melakukan survei bencana dan mencatat kondisi di sana untuk menentukan bagaimana cara menyalurkan bantuan. Jadi, kita harus sangat bersyukur jika dapat menghimpun semua orang dari berbagai agama. Pandangan dari berbagai agama dapat dibagikan. Mereka dapat menyebarkan kabar sukacita dan kita dapat menyebarkan Dharma.

Ucapan insan Tzu Chi juga mengandung kabar sukacita. Ketika memberi tahu orang tentang kesempatan berbuat baik, berarti kita telah menyebarkan kabar sukacita. Jadi, hendaknya semuanya bertutur kata baik, mempraktikkan kebajikan, dan berjalan di jalan yang baik. Mari kita bersama-sama menghimpun kekuatan kebajikan.

Menggenggam jalinan jodoh untuk menciptakan benih yang tak terhingga
Menghimpun cinta kasih dengan ikrar dan kekuatan yang besar
Menabur benih dengan tulus dan menyebarkan kabar sukacita
Menyelamatkan dunia dengan welas asih dan mewariskan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 11 Agustus 2024
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -