Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Kebajikan dengan Misi Budaya Humanis dan Menciptakan Tanah Suci


“Syuting drama Da Ai pada bulan November 2024 tentang Kakak Huang Chun-ying, relawan dari Yunlin, yang setia mendampingi para pasangan asing membuat saya sangat tersentuh. Mengapa demikian? Kakak Chun-ying bagaikan ibu kedua, mendampingi mereka yang berjuang di negara asing. Sesungguhnya, selama pendampingan ini, Kakak Chun-ying mengalami cedera kaki dan menjalani operasi,”
kata Lai Zhao-xiu Anggota tim kreatif Da Ai TV.

“Saya bertanya kepada beliau, ‘Mengapa Anda masih ingin memberikan pendampingan?’ Beliau menjawab, ‘Hidup ini tidak kekal. Apa yang masih bisa saya lakukan, saya akan berusaha melakukannya. Siapa pun yang mengalami kesulitan, saya akan segera membantu’,” lanjut Lai Zhao-xiu.

“Memang benar, selama 10 tahun mendokumentasikan kisah para relawan, ketidakkekalan hidup mengajarkan saya untuk menghargai kehidupan saat ini. Kita juga harus memahami pentingnya bersumbangsih karena ini akan memberikan kebahagiaan bagi kita,” pungkas Lai Zhao-xiu.

Saya senantiasa berkata bahwa melalui Da Ai TV, kita harus menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Kita tidak perlu menyiarkan kejahatan, cukup lebih banyak menyiarkan kebajikan untuk membimbing semua orang mempraktikkan kebajikan. Ketika semuanya menjadi orang baik yang mempraktikkan kebajikan dan bertutur kata baik, dunia ini akan damai dan harmonis.

Dalam perjalanan, saya melihat rumput kecil dan pohon besar. Tidak peduli betapa kecilnya rumput dan betapa besarnya pohon, semuanya hidup secara berdampingan. Meski hanya ada sedikit tanah, rumput tetap berani bertunas dan bertumbuh hingga menghijaukan tanah di sekitarnya. Setiap batang pohon sangat kuat dan besar, tetapi dapat hidup berdampingan dengan rumput. Pohon yang rimbun juga dapat memberi keteduhan. Di tengah cuaca yang panas seperti sekarang, hanya dengan melihatnya, hati akan terasa sejuk. Tumbuhan saja bisa hidup berdampingan, apalagi manusia.


Saat ini, masyarakat berkembang dengan sangat cepat sehingga kita makin membutuhkan media yang menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Anak-anak muda zaman sekarang memiliki akses yang luas terhadap informasi. Namun, mereka sulit membedakan mana yang benar dan salah. Ketika menerima informasi yang dirasa menarik, mereka akan menerima dan menyebarkannya. Ini sangat berbahaya. Ini bagaikan menanam tanaman pangan. Kita harus tahu cara menggarap ladang agar ladang kita tidak dipenuhi tumbuhan liar.

Dharma mengajarkan kita tentang karma kolektif. Untuk mewujudkan dunia yang damai, kita harus menginspirasi lebih banyak kebajikan. Jika pikiran manusia menyimpang dan melakukan kesalahan, akumulasi karma buruk kolektif akan membentuk kekuatan besar. Lihatlah perubahan iklim yang terjadi saat ini. Inilah hukum alam. Bagaimana cara membuat alam ini menjadi harmonis? Kuncinya ada pada pikiran manusia.

Kita harus menyelaraskan pikiran manusia. Kita juga harus memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam tanaman yang bermanfaat bagi dunia. Jangan menanam tanaman yang bisa mencelakai orang. Dengan menanam tanaman saja, kita dapat memperkaya sumber daya alam. Kita bukan berebut tanaman pangan, melainkan menghasilkannya melalui kerja keras sendiri. Semua ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Hanya saja, pikiran banyak orang telah menyimpang.

Sepanjang perjalanan naik kereta api, saya melihat pemandangan alam yang penuh vitalitas dan bersungguh hati menganalisis hal ini. Ketika tiba di Yilan, saya teringat dengan sekelompok Bodhisatwa pada 30 hingga 40 tahun yang lalu. Banyak di antara mereka yang sudah sakit atau menua. Tanpa para saudara se-Dharma Tzu Chi, rasa kesepian yang mereka alami akan sangat berat. Untung ada saudara se-Dharma Tzu Chi sehingga mereka dapat menjaga satu sama lain. Oleh karena itu, saya selalu berpesan bahwa jika kalian mengasihi saya, tunjukkanlah dengan menjaga saudara se-Dharma. Orang-orang itulah yang saya kasihi.


Dalam hidup ini, cinta kasih harus sering kita bangkitkan. Terlebih lagi, yang kita bicarakan ialah cinta kasih agung, bukan cinta kasih individual yang terkadang dapat membawa bencana. Hanya cinta kasih agung yang dapat membawa kedamaian. Oleh karena itu, dalam Empat Misi Tzu Chi, stasiun televisi yang mewakili misi budaya humanis disebut "Da Ai" (cinta kasih agung). Saya sangat berharap bahwa Da Ai TV dapat terus memberitakan hal yang baik, memuji mereka yang melakukan kebajikan, dan membantu mereka menyerukan kebajikan. Inilah cara menyemangati satu sama lain.

Sesungguhnya, setiap drama Da Ai TV selalu menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar. Semuanya dilakukan dengan nyata. Seperti drama yang tengah dikerjakan belakangan ini tentang keluarga Bapak Qin yang sungguh baik hati. Saya berterima kasih kepada sutradara dan penulis naskah yang telah menggambarkan cerita dengan sangat nyata sehingga saya merasa bahwa murid-murid saya ini seolah-olah ada di dekat saya. Demikianlah hendaknya drama yang kita produksi.

Kehidupan seperti sebuah drama. Begitu pula sebaliknya. Kita harus selalu mengingatkan diri sendiri untuk menjadi orang yang baik. Di panggung kehidupan ini, kita harus memainkan peran sebagai orang yang baik. Hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa dengan melepas status sosial tanpa membeda-bedakan. Melihat apa yang Da Ai TV tayangkan, semuanya adalah kisah nyata. Tentu saja, berita-berita yang kita sampaikan juga sangat tepat dan disajikan dengan sangat baik.


Saya sering melihat sekelompok relawan membantu membersihkan rumah warga lansia. Jika media kita dapat membagikan lebih banyak kisah tentang orang-orang baik dan perbuatan baik serta kisah-kisah yang menyentuh hati, saya yakin akan ada banyak orang yang merespons untuk turut berbuat baik. Bukankah ini cara kita menciptakan tanah suci di dunia? Dengan demikian, orang-orang kurang mampu, orang yang menderita, dan warga lansia akan mendapatkan lebih banyak perhatian karena akan ada makin banyak orang yang bersedia melakukan hal baik.

Untuk membawa kecemerlangan bagi dunia, kita perlu menghimpun sedikit demi sedikit cinta kasih. Masyarakat membutuhkan sebuah pelita yang dapat menunjukkan jalan yang benar pada mereka. Selain itu, diperlukan juga seruan untuk mengajak mereka bergabung. Ketika orang-orang mendengar suara yang damai, hati mereka akan terasa tenang sehingga batin mereka makin kaya. Inilah dunia yang penuh dengan cinta kasih. Saya merasa sangat bersyukur. 

Menyebarkan suara kebajikan dengan menyiarkan kebenaran dan membimbing ke arah yang benar
Menyucikan hati manusia demi mewujudkan keharmonisan
Menghimpun cinta kasih untuk mencurahkan perhatian bagi saudara se-Dharma
Menyalakan pelita untuk membimbing ke arah yang cemerlang

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Desember 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Desember 2024
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -