Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Semerbak Keluhuran dan Cinta Kasih hingga Selamanya
Empat Misi Tzu Chi berlandaskan Empat Pikiran Tanpa Batas. Misi amal berlandaskan cinta kasih, misi kesehatan berlandaskan welas asih, misi budaya humanis berlandaskan sukacita, dan misi pendidikan berlandaskan keseimbangan batin. Inilah Empat Pikiran Tanpa Batas.
Sepanjang perjalanan Tzu Chi ini, saya sungguh sangat bersyukur. Meski harus bekerja keras, kita telah merampungkan Empat Misi Tzu Chi. Meski demikian, misi budaya humanis harus terus digarap agar jangkauannya makin luas. Dunia ini sangatlah luas. Bagaimana agar budaya humanis dan pendidikan Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh dunia?
Dharma terdapat di semua tempat di alam semesta ini. Karena itulah, budaya humanis Tzu Chi hendaknya tersebar ke seluruh dunia. Kita menyebarkan budaya humanis Tzu Chi lewat pendidikan dan media. Lewat media dan pendidikan, kita menunjukkan semangat budaya humanis dalam misi amal dan kesehatan Tzu Chi, terlebih misi kesehatan yang menyelamatkan kehidupan.
Di dunia ini, selain orang-orang yang tubuhnya tidak sehat, juga ada orang-orang yang pikirannya tidak sehat. Inilah yang menimbulkan krisis di dunia ini. Karena itulah, kita perlu menyebarluaskan pendidikan dan budaya humanis kita. Jadi, Empat Misi Tzu Chi tidak boleh kurang satu pun.
Saat dibutuhkan, relawan kita selalu berhimpun dari segala penjuru. Dalam Sutra Bunga Teratai, dikatakan bahwa Bodhisatwa berhimpun dari segala penjuru. Lihatlah upacara pemandian rupang Buddha tahun ini di Balai Peringatan Chiang Kai-shek, Taipei. Demi upacara pemandian rupang Buddha ini, beberapa hari sebelumnya, anggota Tzu Cheng kita mulai memanjat perancah di sana untuk mencari cara menaikkan kanvas Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Mereka terus berjongkok di sana hingga upacara selesai, baru bisa turun.
Sebelum upacara berlangsung, para relawan kita juga berjongkok untuk menempelkan tanda di atas tanah satu per satu. Sungguh, saya sangat bersyukur atas sumbangsih para anggota Tzu Cheng. Selama lebih dari 50 tahun ini, para Bodhisatwa ini terus mendukung saya. Saya sungguh sangat bersyukur.
Pada malam sebelum Da Ai TV mengudara, di Balai Peringatan Chiang Kai-shek, entah dari mana anggota Tzu Cheng kita meminjam puluhan ribu kursi. Pengirimannya entah menghabiskan waktu berapa hari. Saat menyusun kursi-kursi itu, para relawan kita juga menggunakan tali sehingga dari sisi mana pun, semua kursi terlihat sangat rapi.
Hari itu, orang-orang memasuki lokasi menjelang senja. Setelah memasuki lokasi, saya sungguh sangat khawatir akan turun hujan. Kemudian, turunlah hujan rintik-rintik. Saya sungguh sangat khawatir. Para relawan kita terus mengelap kursi yang berjumlah puluhan ribu itu. Saya yang berada di lokasi acara terus mengkhawatirkan kondisi cuaca. Hari itu, tiupan angin juga sangat kencang. Kemudian, acara pun dimulai.
Hari itu, saya duduk di barisan terdepan. Tiba-tiba, sekelompok anggota Tzu Cheng datang dan mengelilingi saya. Saya bertanya-tanya apa yang mereka lakukan. Lalu, saya pun bertanya, "Mengapa kalian mengelilingi saya?" Mereka berkata, "Master, tiupan angin sangat kencang. Kami mengelilingi Master untuk menahan tiupan angin." Bayangkanlah, betapa para anggota Tzu Cheng mengasihi, melindungi, dan mendukung saya.
Selama ini, ada banyak proyek pembangunan dan kegiatan Tzu Chi yang dijalankan oleh mereka. Mereka terus mendedikasikan diri dari usia muda, usia produktif, usia paruh baya, hingga kini usia lanjut. Mereka telah melalui berbagai tahapan usia. Para anggota Tzu Cheng yang tadinya masih muda, kini telah berusia paruh paya atau berusia lanjut. Karena itulah, saya sering berkata bahwa orang-orang tidak dapat melihat semua insan Tzu Chi, tetapi semuanya bersumbangsih dengan mantap. Tanpa himpunan kekuatan para relawan, Empat Misi Tzu Chi tidak akan seperti sekarang.
Belakangan ini, saya terus mengulas tentang cahaya samar-samar yang hampir tak terlihat. Di antara kita, juga terdapat sesuatu yang tak terlihat, yaitu spirit. Ada yang bertanya, "Apakah spirit ini hantu?" Bukan. Spirit ini adalah semangat dan keberanian kita. Inilah yang disebut spirit. Kita memiliki spirit Tzu Chi.
Setiap relawan telah membangun tekad dan ikrar. Ikrar, semangat misi, dan keberanian para relawan mendorong mereka untuk terus melangkah maju. Mereka terus melangkah maju tanpa henti. Karena itu, saya sungguh sangat bersyukur. Tanpa insan Tzu Chi, Tzu Chi tidak mungkin bisa menjangkau dunia internasional. Tanpa insan Tzu Chi, tidak akan ada misi Tzu Chi. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang menderita, kekurangan, dan jatuh sakit? Tzu Chi telah memperbaiki kondisi masyarakat kita. Sungguh, Tzu Chi telah meningkatkan moralitas dan keluhuran Taiwan. Taiwan sungguh dipenuhi berkah. Semerbak moralitas dan keluhuran ini telah menginspirasi banyak orang.
Dalam pendidikan Tzu Chi, kita juga membina moralitas anak-anak. Mempraktikkan kebenaran dan mengajarkan tata krama, inilah semerbak moralitas dan keluhuran. Inilah budaya humanis Tzu Chi. Kita harus menyebarkan semerbak budaya humanis Tzu Chi. Dahulu, saya sering mengulas tentang semerbak budaya humanis. Semerbak moralitas dan keluhuran ini adalah semerbak budaya humanis, baik itu budaya humanis dari misi amal, pendidikan, kesehatan, maupun budaya humanis. Intinya, semua orang memiliki kekuatan cinta kasih.
Cinta kasih agung meliputi semua misi Tzu Chi. Kasih sayang tak berujung dan cinta kasih tak terbatas meliputi semerbak budaya humanis dari Empat Misi Tzu Chi. Jadi, kita harus menuju arah yang benar dan terus melangkah maju tanpa henti. Kita hendaknya terus mewariskan semangat Tzu Chi dari generasi ke generasi. Inilah tujuan kita semua.
Menyebarkan Empat Pikiran Tanpa Batas ke seluruh dunia
Mengemban misi dengan spirit Tzu Chi
Menghormati guru, menjunjung Dharma, dan menghimpun cahaya
Menyebarkan semerbak keluhuran dan cinta kasih hingga selamanya
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 10 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 12 Juli 2023