Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarkan Semerbak Keluhuran dan Membentuk Hutan Pahala


“Dari kehidupan kita sekarang, kita bisa tahu benih kita di kehidupan sebelumnya. Berhubung tidak banyak berbuat baik di kehidupan sebelumnya, saya hanya bisa tinggal di rumah sederhana di kehidupan sekarang. Kini, setelah memahami kebenaran ini, saya harus mempercepat langkah saya untuk terus melakukan kebaikan. Saya tidak boleh menundanya lagi. Saya tidak boleh menyia-nyiakan sedetik pun. Saya harus terus bersumbangsih,” kata Zhuang Bu-feng, relawan daur ulang.

Waktu berkaitan erat dengan kehidupan kita. Seiring waktu, kita dapat mengakumulasi karma baik, juga dapat mengakumulasi karma buruk. Karma baik ataupun buruk, semuanya terakumulasi seiring waktu. Karena itu, kita hendaklah bersungguh-sungguh menghormati dan bersyukur pada waktu. Sebagai wujud menghormati waktu, kita hendaklah menggenggam waktu untuk melakukan kebaikan yang dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita.

Menggenggam waktu untuk berbuat baik bagai menabur sebutir benih kebajikan di atas lahan yang gersang. Asalkan kita bersungguh hati, benih kebajikan yang ditabur ini dapat bertumbuh menjadi hutan pahala.

Di Jawa Tengah, Indonesia, terdapat sebidang lahan yang sangat luas. Dahulu, orang-orang membuka lahan di sana dengan membakar hutan dan tidak sengaja menimbulkan kebakaran hutan yang menghanguskan sehamparan hutan. Sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, petani lansia ini terus menanam pohon di lahan tersebut. Beliau menghabiskan banyak kekayaannya untuk membeli bibit pohon dan menanamnya di sana.


Beliau mendedikasikan kehidupan dan kekayaannya demi mengasihi Bumi. Beliau tak hanya melakukan penghijauan kembali dengan menumbuhkan pohon-pohon besar, tetapi juga memulihkan mata air bagi warga setempat.

“Dulunya dianggap orang gila Ia, punya kambing ditukar dengan bibit pohon beringin. Jadi dianggap oleh masyarakat sebagai orang gila. Tapi hasilnya sekarang mendapatkan air buat mencukupi beberapa desa,” kata Warto, seorang warga, tetangga Pak Sadiman.

“Mudah-mudahan masyarakat sini bisa subur makmur dan hidup bahagia, dunia dan akhirat. Dan jangan sekali-kali membakar hutan,” pesan Sadiman, seorang petani.

Orang-orang zaman dahulu sering berkata, "Generasi sekarang yang menanam pohon, generasi mendatang yang menikmati kesejukannya." Petani lansia ini mendedikasikan kehidupan dan kekayaannya untuk menanam pohon di sana.

Apakah kehidupannya bernilai? Kehidupannya sangat bernilai. Beliau telah menciptakan berkah bagi dunia. Selain mengembalikan vitalitas lahan itu, beliau juga memulihkan mata air di sana.
 

Kehidupannya sungguh sangat bernilai. Apakah ini termasuk pelestarian lingkungan? Tentu saja termasuk. Beliau telah memberikan kontribusi dan sumbangsih besar dalam menjaga bumi dan udara.

Begitu pula dengan Tzu Chi yang memiliki depo daur ulang di mana-mana. Kini kita memiliki 534 depo daur ulang di seluruh dunia yang menggalakkan pelestarian lingkungan. Para relawan daur ulang kita melakukan daur ulang dengan sepenuh hati. Selain lebih dari 500 depo daur ulang, kita juga memiliki lebih dari delapan ribu titik daur ulang dan lebih dari 110 ribu relawan daur ulang.

Lebih dari 110 ribu relawan daur ulang ini mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk melakukan daur ulang demi melindungi Bumi. Mereka juga mengeluarkan biaya sendiri untuk membeli truk guna mengangkut barang daur ulang. Semua orang bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Meski hasil penjualan barang daur ulang sangat kecil dan tidak sebanding dengan jerih payah mereka, tetapi mereka tetap melakukan daur ulang dengan sukarela.

Tiga puluh tahun yang lalu, saya menyerukan "mengubah sampah menjadi emas". Kini para relawan kita telah melakukannya secara nyata. Mereka mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih agar Bumi menjadi bersih dan aliran jernih dapat mengelilingi seluruh dunia. Para relawan daur ulang kita melakukan daur ulang secara nyata sebagai teladan bagi semua orang. Mereka membimbing orang-orang untuk mengasihi sumber daya, melindungi Bumi, dan menjaga kesegaran udara.
 

Setiap kali berkunjung ke depo daur ulang, saya selalu merasa bahwa saya bisa bernapas dengan lega. Apa yang terlihat juga membuat saya dipenuhi sukacita dan memuji para relawan kita dari lubuk hati saya. Saya bagaikan mencium semerbak karakter relawan daur ulang kita yang berkualitas. Sungguh, itu merupakan semerbak karakter relawan daur ulang yang sangat berkualitas karena setiap orang sangat bekerja keras dan bersiteguh untuk melakukan daur ulang.

Dalam perjalanan saya kali ini, saya tidak tahu apakah saya memiliki waktu untuk berkunjung ke depo daur ulang. Sungguh, saya tidak punya cukup waktu. Para Bodhisatwa daur ulang kita tidak pernah menyia-nyiakan sedetik pun. Pagi-pagi sebelum matahari terbit, mereka sudah tiba di depo daur ulang dan hingga matahari hampir terbenam, mereka baru pulang ke rumah. Demikianlah mereka memanfaatkan kehidupan untuk menjaga kebersihan bumi dan mengurangi polusi udara. Pahala mereka sungguh tak terhingga.

Saya bersyukur di seluruh dunia, kita memiliki lebih dari 500 depo daur ulang, lebih dari delapan ribu titik daur ulang, dan lebih dari 110 ribu relawan daur ulang. Para relawan daur ulang kita bersama-sama menuju arah yang benar membentuk barisan Bodhisatwa dunia yang panjang. Jadi, saya sangat bersyukur.

Mendedikasikan kehidupan untuk melindungi Bumi
Menumbuhkan dan membentuk hutan Bodhi
Bodhisatwa dunia melakukan pelestarian lingkungan
Semerbak keluhuran tersebar ke seluruh dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal o2 November 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 04 November 2021
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -