Ceramah Master Cheng Yen: Menyebarluaskan Dharma demi Membangkitkan Jiwa Kebijaksanaan


Berkat perkembangan teknologi, kita dapat melihat tanah kelahiran Buddha di Nepal. Lihatlah, setelah 2.500 tahun, Lumbini, tempat kelahiran Buddha, masih ada. Namun, keberadaan ajaran Buddha di sana sangat lemah. Ini sungguh menyedihkan. Bagaimana cara kita membawa ajaran Buddha ke tempat kelahiran Buddha? Bagaimana membimbing warga setempat untuk hidup dengan prinsip yang benar? Saat ini, kehidupan mereka masih sangat primitif. Terkadang, saya merasa aneh ketika memikirkannya.

Umat Buddha dari seluruh dunia datang ke Nepal untuk berziarah. Dengan adanya wisata ziarah, bukankah seharusnya tempat itu berkembang? Saya mendengar bahwa pemandu wisata di sana bukanlah penduduk lokal. Karena selain bahasa, seorang pemandu wisata juga harus menguasai sejarah tempat itu. Jadi, semua pendapatan yang diberikan oleh wisatawan tidak didapatkan oleh penduduk lokal. Oleh karena itu, masyarakat di sana tetap kekurangan. Mereka tidak mendapatkan sumber daya dari mana pun. Pendidikan di tempat itu sungguh diperlukan. Mereka membutuhkan orang yang sungguh-sungguh membimbing mereka dengan cinta kasih.

Saya sangat tersentuh dengan Dokter Chen, relawan Tzu Chi dari Penang, Malaysia. Beberapa tahun yang lalu, mereka datang ke Nepal. Setelah melihat penderitaan di sana, beliau bertekad untuk mengadakan baksos kesehatan. Pemerinfah setempat juga menaruh harapan pada Tzu Chi. Namun, berhubung kita merupakan pendatang asing, banyak hal dan jalinan jodoh yang belum terpenuhi.


Beberapa tahun kemudian, relawan Tzu Chi bertemu dengan Bhiksu Maitri. Beliau sungguh memiliki hati untuk membantu orang-orang yang menderita di Lumbini. Relawan bekerja sama dengan Bhiksu Maitri di sana. Namun, belakangan ini, kondisi tubuh Bhiksu Maitri melemah. Beliau terserang kanker dan sedang menjalani pengobatan. Beliau menjalani kemoterapi di rumah sakit. Namun, hal yang sangat mengagumkan ialah meskipun sedang sakit, beliau masih berkunjung untuk mencurahkan perhatian kepada orang menderita. Semangat inilah yang membuat orang-orang tersentuh. Jadi, tenaga relawan sungguh dibutuhkan di Lumbini. Untuk itu, dibutuhkan jalinan jodoh.

“Semua pasien yang datang ke baksos pengobatan ini berasal dari keluarga kurang mampu, bahkan beberapa datang dari tempat yang sangat jauh. Dalam kegiatan penyediaan makanan hangat, kita tidak hanya menyediakan makanan kepada pasien, melainkan juga berharap agar dapat menggalakkan vegetarisme di Lumbini dan mendorong lebih banyak orang untuk bervegetaris,” kata Li Miao-hong relawan Tzu Chi.

“Kita juga berterima kasih kepada Bhiksu Maitri yang telah mengundang dua orang anggota Sangha lainnya dari dua vihara. Keduanya telah bersama dengan kita sejak pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore lebih. Kami berbelanja bersama dan mencari peralatan masak di bawah terik sinar matahari. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Master dan Tzu Chi karena telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk terjun ke masyarakat dan ikut bersumbangsih,” pungkas Li Miao-hong.


Hendaklah kita menggenggam jalinan jodoh untuk membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Saya berharap bahwa suatu hari nanti, akan ada benih Tzu Chi di sana untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Kita juga melihat anak kecil yang merangkak di tanah. Bagaimana kondisi orang tua dari anak itu? Salah satu orang tuanya tunanetra, yaitu ibunya.

“Relawan kita menghampirinya dan menyentuh wajahnya. Beliau segera memegang tangan relawan dan menyentuh gelang tasbih yang dipakai oleh relawan. Relawan berkata kepada Ibu Sharada itu bahwa tersebut terdapat foto Master pada gelang itu. Ketika Ibu Sharada mendengar hal itu, beliau menarik tangan relawan ke dahinya untuk memberi hormat kepada Master,” kata Chen Ji-min relawan Tzu Chi Malaysia.

“Saya berdoa agar Master selalu bahagia dan sehat. Anak perempuan saya kondisinya sehat. Saya berharap dia memiliki masa depan yang indah dan menjadi orang sukses agar dapat memperbaiki kondisi keluarga kami,” kata Sharada warga.

“Sesungguhnya, di belakang rumahnya ada sebuah sekolah. Namun, beliau tidak mampu membiayai pendidikan anaknya. Biaya sekolah per bulan di sana hanya 600 rupee Nepal yang setara dengan NT$140 (70 ribu rupiah). Mereka bahkan tidak memilikinya. Setelah membahas ini, kita memutuskan untuk membantu gadis berusia 6 tahun ini. Relawan juga menemani gadis kecil ini untuk mendaftar,” kata Chen Ji-min relawan Tzu Chi Malaysia.

Relawan Tzu Chi dari Malaysia pergi ke Nepal. Beginilah Bodhisatwa hidup dari negara lain datang untuk membantu seorang anak menerima pendidikan agar dapat mengubah kondisi keluarganya. Ini semua membutuhkan jalinan jodoh.


Jalinan jodoh yang diajarkan dalam ajaran Buddha sungguhlah penting. Dalam membimbing makhluk hidup, Buddha menjangkau orang-orang yang berjodoh dengan-Nya. Dengan demikian, orang-orang yang memiliki jalinan jodoh harus mewariskan jiwa kebijaksanaan Buddha. Inilah jalinan jodoh. Semoga kita dapat membangkitkan semangat Buddha untuk menyelamatkan dunia di sana. Dengan demikian, nilai-nilai kehadiran ajaran Buddha dapat sungguh-sungguh dihayati di sana.

Belakangan ini, saya sering membahas tentang nilai. Nilai ini terletak dalam kehidupan setiap orang. Kita semua memiliki hakikat kebuddhaan. Menyadari hakikat kebuddhaan dalam diri dapat memberikan nilai dalam kehidupan kita. Ketika kita menyadari hakikat kebuddhaan dalam diri, memahami hukum sebab akibat, dan mempraktikkan Dharma, berarti kita telah mewariskan jiwa kebijaksanaan Buddha. Inilah nilai jiwa kebijaksanaan.

Ketika umat Buddha menjaga dan menyebarkan Dharma, pahala yang tak terhingga akan tercipta. Kita menerima semangat dan ajaran Buddha. Kita mempelajari dan memahami bahwa ajaran Buddha membimbing kita untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Oleh karena itu, kita harus bersumbangsih. Dengan demikian, Dharma dapat diwariskan generasi demi generasi dan kebijaksanaan Buddha dapat terus ada di dunia.

Orang-orang yang memiliki cinta kasih dan mewarisi kebijaksanaan ajaran Buddha hendaknya dapat menciptakan berkah bagi dunia dan membantu semua makhluk yang menderita. Cinta kasih seperti inilah yang merupakan tujuan ajaran Buddha sesungguhnya.

Melenyapkan kemiskinan melalui pendidikan
Diperlukan jalinan jodoh untuk dapat menolong mereka yang menderita
Menyebarluaskan Dharma demi membangkitkan jiwa kebijaksanaan
Menciptakan berkah dan membawa manfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 29 Juni 2022
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -