Ceramah Master Cheng Yen: Menyejukkan dan Menyatukan Hati dengan Dharma

Venezuela merupakan sebuah negara penghasil minyak bumi. Mereka mengekspor minyak bumi ke luar negeri, tetapi harus mengimpor kebutuhan sehari-hari dari luar negeri. Berhubung beberapa tahun terakhir, harga minyak bumi terus menurun, perekonomian Venezuela pun semakin buruk. Negara ini termasuk negara miskin. Akibat menurunnya harga minyak bumi, inflasi terus meningkat. Selain itu, negara ini juga dilanda kekeringan. Level air di bendungan yang merupakan pembangkit listrik terus menurun sehingga listrik yang dihasilkan terbatas. Akibatnya, setiap hari, aliran listrik terputus selama beberapa jam. Karena itu, Presiden Venezuela mengumumkan bahwa cukup bekerja dua hari dalam seminggu. Bayangkanlah, ini akan menurunkan daya produksi negara.

Sebagian partai penentang mulai menentang hal ini dan banyak warga yang tidak bisa menerima hal ini. Terlebih, presiden juga mengumumkan bahwa waktu Venezuela akan dipercepat setengah jam dengan harapan orang-orang dapat bangun setengah jam lebih awal dan tidur setengah jam lebih awal karena mereka tidak perlu menggunakan listrik pada siang hari dan dapat mematikan lampu lebih awal pada malam hari. Namun, warga setempat tidak bisa menerimanya sehingga melakukan aksi demonstrasi. Warga kehilangan kendali sehingga merusak toko-toko di sepanjang jalan. Masyarakat yang tidak harmonis sungguh membuat orang merasa takut melihatnya. Pada saat seperti ini, semua orang hendaknya bersatu hati dan bekerja sama untuk mengatasi kesulitan. 

Bertahun-tahun yang lalu, kita pernah pergi ke Venezuela untuk memberikan bantuan. Pada bulan September lalu, saat saya berada di Guandu, Wu Ran-yun, seorang relawan dari Venezuela datang menemui saya bersama relawan dari AS. Adik perempuannya tinggal di Texas. Berhubung adiknya terkena kanker, dia pun pergi menjenguknya. Di Texas, dia mulai mengenal Tzu Chi. Insan Tzu Chi mengundangnya mengikuti kegiatan Tzu Chi. Saat itu, dia membangun tekad dan ikrar untuk mengemban misi Tzu Chi di Venezuela. Di Venezuela, dia membuka pasar swalayan. Karena itu, dia tidak tahu bagaimana kondisi kehidupan orang tidak mampu. Setelah mengenal Tzu Chi di Amerika Serikat, dia mulai menjangkau komunitas kurang mampu di negaranya sendiri. Akhirnya, dia melihat betapa menderitanya orang-orang kurang mampu.

Dia merasa tidak sampai hati dan welas asihnya terbangkitkan. Dia memutuskan untuk memberikan bantuan kepada orang kurang mampu yang mengalami keterbatasan fisik. Dia mengunjungi mereka setiap bulan dan jumlah kasus yang ditanganinya perlahan-lahan bertambah. Berhubung jumlah penerima bantuan terus bertambah setiap bulan, maka dia pun mulai menginspirasi orang kaya untuk menolong orang kurang mampu dengan semangat celengan bambu. Warga setempat bisa melihat bahwa dia benar-benar bersumbangsih dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. 

Karena itulah, bahkan gereja setempat juga melaporkan orang yang membutuhkan bantuan padanya. Dia pun menanganinya dengan baik. Dia membuat celengan dengan menggunakan kaleng susu bubuk dan membagikannya kepada orang-orang. Dia berbagi dengan semua orang tentang mazhab Tzu Chi, bagaimana Tzu Chi berdiri dan berkembang, dan apa yang Tzu Chi lakukan di seluruh dunia. Setelah melihat dan mendengar tentang Tzu Chi, orang-orang bisa merasakan semangat Tzu Chi sehingga semangat celengan bambu bisa tersebar di sana.

Sejak tahun lalu hingga kini, dia telah menggelar tiga kali pembagian bantuan. Banyak orang yang melihat sumbangsihnya terinspirasi untuk membangkitkan cinta kasih dan mengimbau orang-orang untuk bergabung. Orang yang paling kaya di sana telah melihat sumbangsih Relawan Wu dan merasa sangat heran mengapa dia tidak menggalang dana darinya. Banyak organisasi amal lainnya yang sering menggalang dana darinya. Dia bisa melihat sumbangsih Tzu Chi dan merasa sangat kagum karena organisasi ini tidak menggalang dana darinya. Lalu, dia berinisiatif menyampaikan bahwa dia bersedia menyumbangkan lahan. Dia bukan hanya menyumbangkan uang, tetapi juga menyumbangkan lahan kepada Tzu Chi. Kasih sayang yang tuluslah yang telah menyentuh hatinya. 

Namun, akibat peningkatan inflasi, uang yang memenuhi satu meja tidak cukup untuk membeli 100 bungkus tepung jagung. Kali ini, melihat siaran berita tentang aksi demonstrasi yang lepas kendali dan toko-toko di sepanjang jalan yang kacanya dihancurkan, saya pun teringat akan Relawan Wu yang membuka pasar swalayan dan segera menanyakan kondisinya. Ternyata, beberapa tahun ini, dia terus menginspirasi orang kaya untuk menolong orang kurang mampu. Selain itu, meski inflasi terus meningkat sehingga harga barang terus naik, tetapi dia tetap mempertahankan harga lama. Karena itu, warga setempat sangat mendukung dan melindunginya, bahkan polisi pun melindunginya. Inilah kekuatan cinta kasih.

Dalam keseharian, jika kita memperlakukan setiap orang dengan kebajikan dan cinta kasih, maka meski hidup kekurangan atau berada di tengah kerusuhan, kita tetap bisa hidup damai. Singkat kata, kita harus menyucikan hati manusia dan menghimpun kekuatan cinta kasih. Jika orang yang penuh cinta kasih dan kebajikan dapat bertambah, maka masyarakat akan harmonis dan empat unsur alam akan selaras. Bukankah Relawan Wu merupakan contoh terbaik? Seluruh anggota keluarganya merupakan relawan Tzu Chi. Selain bersumbangsih sendiri, mereka juga mengajak orang lain untuk bersumbangsih dan melakukan daur ulang. Mereka bersumbangsih dengan penuh ketulusan. 

Kita juga harus berdoa semoga dunia ini aman dan tenteram. Kita harus membangun tekad dan ikrar untuk menyucikan hati manusia dengan air Dharma. Jika tidak, bukan hanya bumi yang kekeringan, ladang batin manusia juga bisa kekeringan karena kekurangan air Dharma dan prinsip kebenaran. Noda batin yang terbangkitkan bagaikan debu yang beterbangan sehingga kita tidak bisa melihat sekeliling dan hati nurani kita. Karena itu, kita harus senantiasa bersungguh hati.

Menjangkau orang yang menderita dan menginspirasi sesama untuk bersumbangsih

Menghilangkan niat jahat untuk melenyapkan bencana

Menciptakan masyarakat yang harmonis dan lingkaran kebajikan

Menyejukkan dan menyatukan hati dengan Dharma

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 Mei 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  07 Mei 2016

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -