Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Dunia dengan Welas Asih dan Hidup Berdampingan


“Kita harus menghimpun kekuatan semua orang untuk melakukan kebajikan bersama. Inilah arahan dari Master. Insan Tzu Chi tidak hanya melakukan kebajikan sendiri, tetapi juga mengajak semua orang untuk melakukannya bersama-sama,”
kata Wang Yu-qing relawan Tzu Chi.

“Kita membantu mereka membersihkan rumah agar mereka dapat tinggal dengan nyaman. Anak-anak juga turut membantu. Mereka membantu menampung air dan membersihkan barang-barang,” kata Cai Mei-zhen relawan.

“Dengan kekuatan dan kerja sama tim, kita dapat mengubah rumah yang sangat berantakan menjadi sangat bersih dan rapi. Inilah semangat kerja sama tim,” kata He Ming-zheng karyawan.

“Jika kita memiliki kemampuan untuk membantu orang, tetapi kita tidak mau membantu, maka itu merupakan kerugian bagi diri kita sendiri. Kegiatan hari ini membuat saya merasakan kehangatan. Menurut saya, anak-anak muda harus mengikuti lebih banyak kegiatan amal seperti ini,” kata Lin Jie karyawan.

Insan Tzu Chi mengenakan seragam biru putih saat bersumbangsih bagi dunia. Mereka yang berseragam biru putih adalah relawan yang telah dilantik. Yang telah terbimbing pergi ke sana untuk membimbing orang-orang melakukan hal yang sama. Mereka yang memiliki jalinan jodoh dengan relawan kita mendengarkan pengalaman para relawan dalam membantu orang lain.

Setelah mendengar cara kita membantu orang lain, mereka pun mengenakan rompi relawan dan berkata bahwa mereka bersedia belajar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Lalu, para relawan kita mulai membimbing mereka untuk menjalankan praktik Bodhisatwa. Inilah cara Bodhisatwa terjun ke masyarakat dan membimbing semua makhluk. Kita harus berpegang pada ajaran Buddha dan menuju arah yang benar.


Hendaklah kita membimbing semua orang berjalan maju langkah demi langkah dengan mantap di jalan yang benar. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa, barulah kita dapat membawa manfaat bagi semua makhluk. Jadi, kita harus mempraktikkannya secara nyata. Seperti Tzu Chi, "Tzu" berarti cinta kasih dan welas asih, "Chi" berarti menyelamatkan dunia. Menyelamatkan dunia dengan cinta kasih dan welas asih, inilah ajaran Buddha kepada kita semua.

Kita harus membangkitkan cinta kasih dan welas asih hakiki setiap orang. Cinta kasih mendatangkan kebijaksanaan. Dengan welas asih, kita menciptakan berkah bagi dunia dan dapat turut merasakan penderitaan orang lain. Ketika orang lain terluka, kita merasakan sakit di dalam hati. Ketika melihat orang lain menderita, kita juga merasakan penderitaan itu di dalam hati. Inilah yang disebut hidup berdampingan dengan semua makhluk. Kita semua sama-sama hidup di dunia ini. Namun, hidup kita dipenuhi berkah, sedangkan hidup sebagian orang penuh penderitaan karena karma mereka.

Berhubung kita menciptakan berkah di kehidupan lampau, maka kita datang ke dunia dengan membawa berkah. Berkah tidak datang begitu saja. Di kehidupan lampau, kita pasti telah bersumbangsih dan menabur benih berkah. Berkat benih yang kita tabur, kita bisa menikmati berkah di kehidupan sekarang.

Bodhisatwa sekalian, saat ini saya berharap kita semua dapat memahami ajaran Buddha bahwa berkah hanya dapat diciptakan oleh diri kita sendiri. Sebagai insan Tzu Chi, kita memiliki jalinan jodoh untuk bertemu dengan orang-orang yang menderita. Dengan perkembangan teknologi saat ini, kita dapat melihat segala hal yang terjadi di tempat yang jauh. Semua itu merupakan pelajaran bagi kita. Jadi, kita harus memiliki rasa hormat dan rasa syukur.


Dengan perkembangan teknologi, kita dapat melihat banyak orang yang menderita. Penderitaan mereka mengajari kita untuk bersumbangsih. Jadi, setelah melihat penderitaan, kita harus segera melaporkannya dan berusaha untuk membantu. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa yang membawa manfaat. Ketika tahu bahwa kita memiliki berkah dan jalinan jodoh untuk menolong sesama, kita hendaklah bersumbangsih. Inilah berkah kita.

Kita memiliki jalinan jodoh untuk menolong orang-orang yang menderita. Dengan demikian, kita juga telah menciptakan berkah bagi diri sendiri sehingga kita akan dipenuhi oleh lebih banyak berkah di kehidupan selanjutnya. Saya sering mengatakan bahwa kita harus menginventarisasi kehidupan. Kita harus menggenggam kehidupan sekarang untuk menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik. Jadi, kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Sangat banyak kebenaran yang dapat dibagikan.

Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan berkah. Untuk membina berkah dan kebijaksanaan, kita harus mempraktikkan Dharma. Janganlah kita hanya melantunkan Sutra dan tidak mempraktikkan Dharma. Sutra Buddha menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Siapa yang membuka jalan? Kita harus membuka jalan sendiri. Apakah kita hanya akan membuka dan membentangkan jalan bagi diri sendiri? Jika demikian, kita hanya akan membuka jalan setapak.

Untuk memberi manfaat bagi orang lain, kita harus membuka jalan yang lebih lebar. Untuk membawa manfaat bagi semua makhluk, kita harus membentangkan jalan agung. Ini semua bergantung apakah kita mempraktikkan Dharma kendaraan kecil, menengah, atau besar. Intinya, kita harus membuka jalan yang lapang.


Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita menjalin jodoh baik demi menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan. Jika tidak menjalin jodoh baik, kita tidak dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Oleh karena itu, di akhir ceramah saya, saya sering mendoakan semoga semua orang dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Saya ingin mengingatkan semuanya untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Bagaimana cara kita membina berkah dan kebijaksanaan? Dengan cara bersumbangsih.

Setelah melihat penderitaan dan menyadari berkah, kita harus lebih banyak menciptakan berkah. Dengan demikian, kita akan memiliki banyak jalinan jodoh baik untuk menerima edukasi terbaik, memiliki kebijaksanaan, dan mengenal Dharma dari kehidupan ke kehidupan. Dharma akan ada di dunia dari kehidupan ke kehidupan. Intinya, kita semua harus memandang penting hukum sebab akibat.

Hendaklah kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita datang kembali ke dunia ini bukan karena karma buruk, tetapi karena ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita kembali ke dunia ini dengan membawa ikrar. Dengan datang ke dunia ini, barulah kita dapat membantu orang-orang yang menderita. Hanya di dunia inilah kita dapat mengembangkan nilai kehidupan kita. Hendaklah kita mengembangkan nilai kehidupan dengan menggenggam waktu yang ada untuk melakukan hal yang benar dan bersumbangsih. Inilah pelajaran untuk kita semua.

Singkat kata, Bodhisatwa sekalian, genggamlah jalinan jodoh dengan baik dan manfaatkanlah waktu untuk membina berkah dan kebijaksanaan. Hendaklah kita melatih batin kita untuk melenyapkan semua noda dan kegelapan batin serta lebih banyak menciptakan berkah bagi masyarakat. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Baik. Semoga kalian dapat membina berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih.

Bodhisatwa membimbing semua makhluk tanpa batasan negara
Menyelamatkan dunia dengan welas asih dan hidup berdampingan secara harmonis
Memantapkan ikrar untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa
Membina berkah dan kebijaksanaan demi menjalin jodoh baik        
           
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 02 Juli 2022  
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -