Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Dunia dengan Welas Asih dan Ikrar Tak Berujung

RS Tzu Chi Dalin telah berusia 20 tahun. Biasanya, pada waktu seperti ini, saya melakukan perjalanan keliling Taiwan dan seharusnya berada di sana. Namun, kali ini, karena berbagai faktor, saya tidak bisa keluar.  Namun, peringatan ultah ke-20 RS Tzu Chi Dalin tetap sangat meriah dan penuh semangat budaya humanis. Budaya humanis misi kesehatan terlihat jelas. Isi acara juga sangat cemerlang.

Dua puluh tahun lalu, luas kebun tebu itu semula hanya 18 hektare lebih. Saya berkata, “Delapan belas hektare tidaklah cukup. Jika bisa digenapkan menjadi 20 hektare, bukanlah lebih baik?”

Bapak Zou yang selalu dipanggil Paman Herbal sangat menyayangi menantunya. Menantunya berkata padanya, “Ayah, kita memiliki lahan sehektare lebih di sana. Bagaimana jika kita menyumbangkannya untuk mewujudkan harapan Master menggenapkan lahan itu menjadi 20 hektare?”

Dia berkata, “Baiklah. Jika Master bersedia membangun rumah sakit di sini, wilayah ini akan memperoleh manfaat.” Jadi, Bapak Zou menyumbangkan lahannya.

Sejak kita merapikan kebun tebu, setiap hari, jika saya pergi ke sana, teh herbal pasti tersedia di sana. Musim panas, dia menyiapkan teh yang dingin. Musim dingin, dia menyiapkan teh yang panas. Dia memasak teh herbal bagi semua orang selama pembangunan berlangsung.

Saya berkata padanya, “Jika pembangunan rumah sakit sudah rampung, apakah teh herbal akan tetap tersedia?”

Dia berkata, “Master, tenang saja. Di belakang lahan rumah sakit kita, saya telah menyiapkan sebuah tungku besar agar saya bisa memasak teh herbal. Setiap hari, saya akan memasak teh herbal untuk menjalin jodoh baik dengan semua orang.”

Demikianlah, teh herbal tersedia di RS kita setiap hari.

 

“Paman Herbal, apakah hari ini kami bisa menikmati teh?” tanya Chen Zhu-qi pembawa acara.

“Ya,” jawab Zou Qing-shan.

“RS Tzu Chi Dalin telah berusia 20 tahun. Apakah Anda telah memasak teh selama 20 tahun?” tanya Chen Zhu-qi pembawa acara.

“Bukan hanya 20 tahun, sudah sekitar 25 tahun,” jawab Zou Qing-shan.

“Dua puluh lima tahun? Lima tahun sebelumnya, Anda memasak teh untuk siapa?” tanya Chen Zhu-qi pembawa acara.

“Untuk para pekerja dan orang-orang yang membangun rumah sakit. Sebagai wujud terima kasih, saya memasak teh untuk mereka. Saya sungguh berterima kasih pada mereka. Saya menyambut semua orang ke Dalin untuk meminum teh herbal. Semoga semua orang gembira meminumnya,” pungkas Zou Qing-shan.

Relawan Zou dan istrinya sangat berdedikasi di Tzu Chi. Selain merupakan komisaris kehormatan Tzu Chi, mereka juga menyumbangkan lahan dan terus bersumbangsih tanpa henti dari awal pembangunan RS Tzu Chi Dalin hingga kini. Jadi, bagaimana saya membalas dedikasi dan dukungan mereka?

Kemarin, saya juga berkata, “Saya berutang pada banyak orang. Kalian mendedikasikan diri untuk menjalankan Empat Misi Tzu Chi. Berhubung kalian telah bersumbangsih, maka saya berutang pada kalian. Entah butuh berapa kehidupan untuk membalas kebaikan kalian.”

Lihatlah para insan Tzu Chi pada masa-masa persiapan pembangunan dan upacara peletakan batu pertama. Lihatlah bagaimana Tzu Chi membangun RS. Selangkah demi selangkah, kita menghimpun besi beton, batu bata, dan semen hingga bisa membangun rumah sakit seperti ini untuk melindungi kesehatan warga setempat.

Di Yunlin dan Chiayi, kini rumah sakit kita telah menjadi rumah sakit rujukan. Saat ada rumah sakit yang kekurangan dokter, dokter dari RS Tzu Chi Dalin akan segera pergi membantu mereka. Jika kekurangan dokter untuk memberikan pelayanan rawat jalan, dokter kita akan memberikan pelayanan rawat jalan. Ini juga merupakan ciri khas RS Tzu Chi Dalin. Ini sungguh mengagumkan.

 

RS Tzu Chi Dalin telah menangani banyak pasien yang menderita penyakit serius. Seorang pasien yang badannya bungkuk bisa berdiri tegak setelah ditangani oleh dokter kita. Dia bahkan bisa memikul dua keranjang lengkeng.

“Saat mendatangi saya tiga tahun lalu, dia baru berusia 38 tahun. Namun, dia sudah belasan tahun mengurung diri di kamarnya. Dia tidak berani keluar rumah, juga tidak suka berbicara. Dia sangat murung dan sedih,” kata Jian Rui-teng wakil kepala RS Tzu Chi Dalin

“Apa penyakitnya?” tanya Chen Zhu-qi pembawa acara.

“Ankilosing spodilitis,” jawab Jian Rui-teng wakil kepala RS Tzu Chi Dalin

“Dengar-dengar, operasinya tidak mudah,” kata Chen Zhu-qi pembawa acara.

“Tentu saja. Sebelum operasi, kami melakukan evaluasi. Berhubung dia memiliki tekanan darah tinggi, kami harus meminta departemen kardiologi untuk mengatur tekanan darahnya. Berhubung operasi butuh anestesi, kami juga meminta departemen anestesiologi untuk melakukan intubasi. Selama operasi berlangsung, saya harus meminta dokter lain untuk menyesuaikan posisi tubuh pasien. Saya berfokus di meja operasi, sedangkan mereka membantu menyesuaikan posisi tubuh pasien dari bawah. Kemudian, saya meminta para dokter dan perawat di ruang perawatan intensif untuk merawatnya pascaoperasi. Ini jauh lebih penting,” Jawab Jian Rui-teng wakil kepala RS Tzu Chi Dalin.

“Selain itu, setelah keluar dari rumah sakit, dia juga harus menjalani fisioterapi. Sebelum dia pulih, kami juga memperhatikan bekas operasinya dan berbagai hal lainnya. Jadi, ini merupakan teladan terbaik dari kerja sama tim. ini merupakan teladan terbaik dari kerja sama tim,” pungkasnya.

Ada pula anak kecil yang telah menderita bertahun-tahun akibat penyakit kulit. Dokter juga telah menyembuhkan mereka dan membebaskan mereka dari penderitaan. Saat ini, mereka sangat ceria dan menggemaskan.


RS Tzu Chi Dalin melindungi kesehatan dengan cinta kasih. Saya sangat tersentuh. Yang paling membuat saya tersentuh ialah kerja sama yang harmonis.

“Kami berpegang pada harapan Master terhadap misi kesehatan, yakni bersama-sama melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Semua staf medis RS Tzu Chi Dalin memberi persembahan dengan keharmonisan. Dengan kesatuan hati, keharmonisan, sikap saling mengasihi, dan gotong royong, kami memberikan pelayanan medis berlandaskan semangat Mahayana dan membentuk hutan Bodhi,” ikrar tim medis RS Tzu Chi Dalin pada Ultah ke-20.

Lihatlah semangat budaya humanis yang ditampilkan di atas panggung. Setiap kali, untuk memberi persembahan yang menyentuh di atas panggung seperti ini, mereka berlatih berulang kali. Inilah hasil dari kesungguhan hati mereka.

Pada sore hari, saya juga melakukan telekonferensi dengan insan Tzu Chi Malaysia dan melihat pusat cuci darah di sana. Di Malaysia, pasien gagal ginjal sangat banyak. Mereka yang tidak memiliki uang untuk berobat bisa datang ke pusat cuci darah kita. Saya sangat tersentuh melihat pelayanan di sana, baik dari segi ruang, perlengkapan, maupun yang lainnya.

Selama menjalani cuci darah, pasien bisa menonton dan mendengar ceramah saya. Jadi, saat mereka menjalani cuci darah, batin mereka juga mendapat basuhan Dharma. Jadi, mereka mengobati fisik dan batin pasien.

Sebagian pasien gagal ginjal juga menjadi donatur Tzu Chi. Sebagian besar donatur Tzu Chi telah bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Jadi, setelah melenyapkan penderitaan, kita juga berbagi Dharma.

Tzu Chi Malaysia juga bekerja sama dengan 500 hingga 600 klinik untuk merawat pasien kurang mampu. Saat ada pasien yang membutuhkan, Tzu Chi dan klinik-klinik itu bekerja sama untuk memberikan pelayanan medis dan bantuan. Melihat kisah-kisah ini, saya sangat tersentuh hari itu.

Para dokter kita berbagi bahwa mereka juga mendengar ceramah saya. Mereka ingin memberikan pelayanan medis berkualitas dengan cinta kasih yang tulus seperti yang saya harapkan.

Saya tidak pernah pergi ke Malaysia, tetapi hati para dokter di sana sama seperti para dokter kita di Taiwan. Kemajuan teknologi membuat kita bisa terhubung satu sama lain untuk memperpanjang jalinan kasih saying dan memperluas cinta kasih. Inilah dunia Tzu Chi.

Melindungi kesehatan warga Yunlin dan Chiayi selama 20 tahun
Mempersembahkan teh dan tetap berpegang pada tekad awal
Memperlakukan pasien bagai keluarga sendiri dan membebaskan mereka dari penderitaan
Menyelamatkan dunia dengan welas asih dan ikrar tak berujung

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Agustus 2020          
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 Agustus 2020          
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -