Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Kehidupan dengan Keterampilan Medis
“Hari ini saya akan berbagi dua kasus. Kasus pertama adalah pasien yang berulang kali diopname karena pankreatitis dan pneumonia. Untuk pankreatitis pada anak-anak, kami melakukan pemeriksaan dan evaluasi yang mendetail serta mengeliminasi banyak penyebab, seperti infeksi, toksisitas obat, dan luka luar. Jadi, kami menduga bahwa penyakitnya mungkin ditimbulkan oleh cacat genetik,” tutur Yu Chun-hsien, Wakil kepala departemen pediatri.
“Kami melakukan pemeriksaan dengan metode pengurutan DNA terbaru dan memastikan bahwa dia menderita fibrosis sistik yang sangat jarang diderita oleh orang keturunan Tionghoa. Cacat genetik ini mengakibatkan paru-paru dan pankreasnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Sebelum kami memberikan diagnosis, dia berhenti bersekolah karena berulang kali diopname. Seluruh anggota keluarganya tidak bisa hidup seperti orang-orang pada umumnya. Setelah kami memberikan diagnosis dan pengobatan yang tepat, kini dia telah kembali bersekolah,” lanjut Yu Chun-hsien, Wakil kepala departemen pediatri.
“Kasus kedua adalah seorang pasien yang sering merasa lesu, mual, dan muntah. Hasil evaluasi menyatakan bahwa dia mengalami anemia ringan serta kelainan fungsi hati dan kelainan pembekuan darah. Selain itu, kadar amonianya juga sangat tinggi. Karena itu, dia diopname untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Di bawah bantuan dr. Tsai Li-ping, kami menjalankan pemeriksaan genetik baginya dan memastikan bahwa dia menderita defisiensi ornitina transkarbamilase yang merupakan penyakit yang sangat langka. Karena itu, kadar amonia dalam darahnya menjadi sangat tinggi sehingga dia menjadi lesu dan mengantuk. Penyakit ini juga sangat jarang ditemui pada orang keturunan Tionghoa. Kami sangat berterima kasih pada dr. Tsai yang memberi kami dukungan besar dengan memperkenalkan obat untuk mengobati penyakit ini, yaitu obat untuk mengurangi kadar amonia. Saat ini, pasien sudah bisa makan dan hidup seperti orang-orang pada umumnya,” pungkasnya.
Setiap kali datang ke Taipei, saya mendengar para dokter dan perawat kita memberikan laporan. Saya sangat kagum kepada para tenaga medis kita yang tidak membeda-bedakan tua atau muda, kaya atau miskin. Kalian berfokus menyelamatkan kehidupan. Kita mendengar kasus tentang beberapa pasien anak. Para staf kita sangat bersungguh hati dan mengasihi anak-anak itu bagai anak sendiri.
Lewat berbagai upaya, dokter kita akhirnya bisa mendiagnosis bahwa mereka menderita penyakit langka. Meski sangat sulit, dokter kita bisa memberikan diagnosis yang tepat. Dengan diagnosis yang tepat, memberikan pengobatan tidaklah sulit. Saya bersyukur atas kemajuan pengetahuan medis dan obat-obatan zaman sekarang. Meski proses pengobatan membutuhkan kerja keras dan biaya yang mahal, tetapi nyawa seseorang tidak bisa dinilai dengan harga.
Kita tetap harus berusaha untuk menyelamatkan dan mengobati pasien hingga sembuh. Ini sangatlah menyentuh. Untuk menangani seorang pasien di departemen nefrologi, dokter dari berbagai departemen juga bekerja sama.
“Ada seorang pasien yang berusia 61 tahun, Ibu Huang. Tumbuh sebuah tumor berukuran 15 cm di ginjal kirinya. Dari ginjal kiri, tumor ini menyebar ke vena cava inferior di sebelah kanan. Posisi vena cava inferior di sini. Ini adalah aorta. Vena cava inferior dan aorta merupakan dua pembuluh darah yang terbesar dan terpenting dalam tubuh kita. Begitu tumornya menyebar ke sini, memasuki vena cava inferior, ia akan melewati hati. Jika naik sedikit lagi, ia akan menyebar ke jantung,” ujar dr. Lin Chia-da, ahli Urologi.
“Untuk operasi dengan kesulitan tinggi ini, sebelum menjalankan operasi, dr. Chen dari departemen radiologi, dr. Shen dari departemen bedah jantung, dr. Chen dari departemen bedah umum,’ dr. Chang dan saya dari departemen urologi, kami menyusun rencana yang matang bagi pasien ini. Setelah menjalani operasi besar dengan berbagai langkah selama berjam-jam, pasien dirawat di ruang perawatan intensif. Dengan perawatan dokter dari departemen kardiologi, delapan hari pascaoperasi, pasien sudah sembuh dan keluar dari RS,” tambah dr. Lin Chia-da, ahli Urologi.
Sungguh, tubuh kita bagai alam semesta. Meski tubuh kita sangat kecil, tetapi terdapat banyak organ yang memiliki fungsinya masing-masing.
“Ada seorang pasien berusia 10 tahun yang sulit untuk menelan. Dengan pemindaian tomografi terkomputasi, kami melihat bahwa di sini ada sebuah tumor berukuran 15 cm. Ini adalah jalur normal kerongkongan. Kita bisa melihat bayangan ini menekan jalur kerongkongannya. Kerongkongannya sudah terluka parah. Karena tekanan tumor ini, kerongkongannya menjadi sangat sempit. Makanan yang masuk ke kerongkongan akan bergesek dengan permukaan kerongkongan sehingga kerongkongan terluka dan akhirnya memborok. Ini sangat menyakitkan,” kata Li Zhi-ren dokter spesialis anak.
“Kami bekerja sama dengan departemen anestesi untuk menjalankan gastroskopi tanpa rasa sakit baginya agar dia bisa menjalani pemeriksaan dengan tenang. Selain itu, kami juga menjalankan pemeriksaan ultrasonografi untuk kerongkongan dan lambungnya sehingga kami dan departemen bedah dapat menyusun rencana yang lebih baik untuk operasinya. Kemudian, kami menjalankan operasi rekonstruksi kerongkongan baginya agar dia bisa makan dengan nyaman,” tambahnya.
Kita bisa melihat kemajuan pelayanan medis kita. Para perawat kita juga sangat teliti dalam merawat pasien. Mereka juga harus memastikan para pasien merasa nyaman. Para perawat kita mengembangkan pakaian untuk memudahkan orang-orang menggendong bayi. Mereka juga mengembangkan sarung tangan untuk melindungi tangan mereka. Untuk perawat yang harus merawat pasien, mereka harus membawa peralatan sesuai kebutuhan pasien. Jadi, mereka mengembangkan perlengkapan dengan banyak kantong untuk menaruh peralatan medis agar mereka tidak salah membawanya.
Semua peralatan yang mereka butuhkan dapat ditaruh di kantong-kantong yang ada. Jadi, peralatan tidak akan tertinggal dan mereka tidak perlu bolak-balik. Ini sungguh sangat menyentuh. Lewat proses pengobatan, pengembangan perlengkapan medis, serta kehangatan, kesungguhan hati, dan ketelitian perawat kita, kita bisa melihat cinta kasih yang penuh perhatian. Inilah yang harus kita capai dalam misi kesehatan.
Saya sangat bersyukur setiap dokter dan perawat kita telah melakukannya. Tentu saja, kita harus terus melangkah maju. Setiap kali datang ke sini, saya mendengar bagaimana tenaga medis kita semakin unggul. Saya sangat bersyukur. Hal yang harus disyukuri sangatlah banyak.
Kita juga melihat delapan dokter di RS kita bekerja sama untuk menangani satu pasien. Dengan bersungguh hati, para dokter kita melakukan kerja sama lintas departemen untuk menangani pasien dengan penuh cinta kasih. Perawat kita juga merawat pasien dengan penuh kehangatan. Ini sungguh perawatan yang menyeluruh. Perawat kita penuh kehangatan dan keceriaan. Pasien sungguh sangat menderita. Namun, dengan perawatan seperti ini, saya yakin para pasien akan tersenyum lebar.
Pasien yang menderita kanker mulut dan terus menjalani operasi pasti merasakan tekanan dan penderitaan besar secara fisik dan batin. Meski jatuh sakit sangat menderita, tetapi ada dokter dan perawat kita yang bersumbangsih dan merawat mereka dengan penuh cinta kasih. Belasan hari yang lalu, saat saya datang ke sini, ada seorang anak dari Pulau Bohol yang diajak ke sini. Dia tidak tinggi dan mengalami skoliosis yang serius. Kabarnya, dia telah menjalani operasi dan tinggi badannya bertambah 10 cm. Demikianlah kita mengubah hidupnya. Ini mungkin bisa mendatangkan kebahagiaan seumur hidup baginya.
Singkat kata, saat melihat penderitaan orang lain, mungkin kita bisa menolong mereka. Kekuatan cinta kasih sangat menakjubkan. Misi kesehatan berkaitan dengan kehidupan. Kehidupan berkaitan dengan masa depan. Asalkan kita bersungguh hati, kelak mereka mungkin bisa membawa manfaat bagi masyarakat dan keluarga mereka. Ini sangatlah menyentuh.
Tidak menyerah untuk mendiagnosis penyakit
Melenyapkan penderitaan pasien dengan pengobatan yang tepat
Menyelamatkan kehidupan pasien dengan keterampilan medis
Kehidupan pasien berubah dan memperoleh kebahagiaan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 8 Desember 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Desember 2018
Editor: Khusnul Kotimah