Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Semua Makhluk dengan Cinta Kasih Berkesadaran
Di ladang pelatihan dalam jaringan, Bodhisatwa berkumpul untuk membawa manfaat bagi dunia. Dengan memanfaatkan jaringan internet, ladang pelatihan kita seluas langit. Jadi, kita bisa melatih diri di ladang pelatihan dalam jaringan tanpa terintangi.
Kita yang berada di sini sama-sama tidak memiliki kemelekatan, hanya memiliki kesatuan tekad. Jadi, kita yang hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama ini hendaknya melatih diri dengan kesatuan hati.
Setiap tempat merupakan ladang pelatihan. Kita melatih diri di Jalan Bodhisatwa bukan hanya demi membawa manfaat bagi diri sendiri, tetapi juga untuk membawa manfaat bagi dunia. Kita mendalami Dharma untuk menyatu dengan prinsip kebenaran.
Di Tzu Chi, kita belajar bersumbangsih dengan cinta kasih berkesadaran. Di ladang pelatihan yang luas ini, kita belajar untuk meningkatkan cinta kasih berkesadaran terhadap sesama. Kita mengubah cinta kasih individual terhadap keluarga sendiri menjadi cinta kasih universal setelah bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi dan menyatukan diri dengan semua makhluk. Jadi, kita memandang semua orang di seluruh dunia sebagai keluarga kita.
Melihat orang-orang menderita, kita membangun tekad Bodhisatwa untuk terjun ke tengah masyarakat dan menyelamatkan semua makhluk. Inilah tujuan kita. Tujuan kita ialah terjun ke tengah masyarakat.
Kita memiliki jalinan jodoh sehingga bisa bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi. Bisa berkumpul bersama merupakan jalinan jodoh yang istimewa. Kita bisa bekerja sama dengan harmonis dalam keluarga besar ini berkat adanya jalinan jodoh yang istimewa.
Lihatlah pelatihan fungsionaris 4 in 1 sedunia kita yang diikuti oleh lebih dari 5.000 orang. Meski tidak semua relawan bisa kembali, tetapi mereka terhubung dalam jaringan.
Mereka mendengar Dharma dan tekun melatih diri dalam jaringan tanpa melewatkan satu sesi pun. Di berbagai tempat yang berbeda, para relawan melatih diri dan mengikuti persamuhan Dharma. Di mana pun mereka berada, baik di rumah, kantor Tzu Chi, maupun tempat lainnya, semuanya mendengar Dharma dalam jaringan bagai mengikuti persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar. Berkumpul bersama di Puncak Burung Nasar juga merupakan jalinan jodoh yang istimewa.
Kita harus menyebarkan cinta kasih agung ke seluruh dunia. Dengan berharap dunia tenteram, berarti kita mempraktikkan cinta kasih agung. Kita harus mengasihi segala sesuatu tanpa memandang jalinan jodoh. Inilah yang disebut cinta kasih agung. Kita harus menyebarkan cinta kasih agung ke seluruh dunia. Kita juga harus mempraktikkan welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung.
Dengan perasaan senasib dan sepenanggungan, kita menjangkau orang yang membutuhkan untuk melenyapkan penderitaan mereka. Kita turut merasakan kepedihan dan penderitaan mereka. Saat ada orang yang membutuhkan, kita segera bersumbangsih bagi mereka. Kita harus memiliki cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung. Kita menyebarkan cinta kasih agung ke segala penjuru dunia.
Kita melihat insan Tzu Chi di berbagai negara menyebarkan cinta kasih agung. Meski berada di negara yang berbeda-beda, para relawan sama-sama mengenakan seragam biru putih dan bersumbangsih dengan welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin agung.
Di berbagai wilayah yang dilanda kesulitan, kita bisa melihat insan Tzu Chi. Meski harus bersusah payah, relawan kita tetap berusaha untuk menjangkau wilayah yang membutuhkan. Jadi, kita harus memahami bahwa setiap tempat merupakan ladang pelatihan.
Di Tiongkok, banjir meninggalkan banyak lumpur. Saat relawan kita menjangkau lokasi banjir, melangkah saja sangat sulit. Namun, itulah ladang pelatihan mereka.
Para Bodhisatwa Tzu Chi di sana berhati-hati dalam setiap langkah. Tujuan mereka ialah menolong para korban bencana. Dengan cinta kasih dan welas asih agung, mereka terjun ke lokasi bencana. Demikianlah para Bodhisatwa berkumpul untuk menjangkau orang yang menderita.
Berkat adanya jalinan jodoh istimewa, mereka bisa bersumbangsih bersama. Mereka mempraktikkan Sutra Teratai di dunia. Ke mana pun pergi, mereka membawa Puncak Burung Nasar di dalam hati sendiri. Berhubung Puncak Burung Nasar terdapat di dalam hati setiap orang, kita bisa melatih diri setiap waktu.
Puncak Burung Nasar ada di dalam hati sendiri. Dengan bersungguh hati, kita bisa mempraktikkan Sutra Teratai di mana saja. Jadi, di dalam hati kita terdapat ladang pelatihan yang luas.
Setiap orang memiliki stupa Puncak Burung Nasar. Berlatihlah di Puncak Burung Nasar di dalam hati sendiri. Jika bisa berlatih di Puncak Burung Nasar di dalam hati sendiri setiap waktu, kita bisa selalu mempraktikkan Sutra Teratai saat menghadapi semua orang dan hal.
Kita bagaikan Bodhisatwa dalam persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar yang menghadapi orang-orang yang kelak akan mencapai kebuddhaan. Jadi, janganlah kita meremehkan siapa pun atau bertikai dengan orang lain. Inilah yang terpenting dalam pelatihan diri. Ini juga merupakan kewajiban para praktisi Buddhis.
Kita mendengar Dharma setiap hari agar bisa hidup harmonis dengan semua orang, menyerap Dharma ke dalam hati, serta menghadapi semua orang dan hal dengan sikap yang baik. Kita harus bersungguh hati melatih diri di mana pun kita berada.
Mengikuti
persamuhan Dharma dalam jaringan
Bersama-sama
terjun ke masyarakat dengan kesatuan hati
Menyebarkan
cinta kasih agung ke seluruh dunia
Melatih diri setiap waktu dalam menghadapi
semua orang dan hal
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 10 Juli 2020