Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Semua Makhluk dengan Niat yang Tulus


Di dunia ini, makin banyak orang bergabung dengan Tzu Chi dan menjadi Bodhisatwa karena adanya jalinan jodoh. Saya tidak pernah menyesali hidup ini karena saya telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Berkat jalinan jodoh, Tzu Chi dapat dimulai dari nol.

Tzu Chi dimulai dari beberapa orang yang menabung 50 sen ke dalam celengan bambu setiap harinya untuk membantu orang yang membutuhkan. Saat itu, hanya 30 ibu rumah tangga yang melakukannya. Namun, saat ini, sungguh banyak orang yang turut menjalankan semangat celengan bambu hingga tak terhitung jumlahnya. Semua ini dimulai dari 50 sen untuk saya menjalankan misi amal.

Ketika menjalankan misi amal, kita sering melihat lansia yang sakit dan sebatang kara tanpa ada yang merawat mereka. Oleh karena itu, kita memutuskan untuk membangun rumah sakit. Jadi, setelah beberapa waktu menjalankan misi amal, kita membangun sebuah rumah sakit. Setelah rumah sakit dibangun, saya menyadari bahwa kita harus membina tenaga medis. Saya sungguh berterima kasih kepada relawan Tzu Chi.

Belakangan ini, saya sering berpikir tentang bagaimana mereka menabung 50 sen setiap hari untuk membantu orang yang membutuhkan. Di mana pun terjadi bencana, insan Tzu Chi akan segera bergerak untuk membantu. Mereka telah mendaki jalan pegunungan dan mengarungi perairan untuk menjalankan misi bantuan. Kalian telah melewati semuanya.


Hendaklah seluruh insan Tzu Chi menginventarisasi kehidupan. Apakah kehidupan hanya tentang lahir ke dunia, tumbuh dewasa, menikah, memiliki anak, memulai sebuah keluarga, dan berkarier? Tidak. Jika kita hanya mementingkan diri sendiri dan hanya sibuk dengan hal-hal ini, tidak peduli seberapa suksesnya kita, kita tidak dapat menciptakan nilai dari hidup kita. Intinya, kita harus menggenggam waktu dengan baik. Bagaimana kita memanfaatkan kehidupan dengan tepat?

Belakangan ini, saya mengatakan bahwa hendaklah kita mengintrospeksi diri dan lihatlah berapa banyak hal yang telah kita lakukan atau berapa banyak waktu yang telah kita sia-siakan. Apakah waktu dan kemampuan kita telah kita gunakan untuk bersumbangsih bagi dunia ataukah kita sia-siakan dengan menghamburkan sumber daya dan mencemari lingkungan? Ketika menikmati kesenangan, kita telah mencemari lingkungan dan menciptakan jejak karbon. Jika seperti itu, kita sama sekali tidak berguna bagi dunia.

Beberapa orang yang dahulu menghabiskan banyak sumber daya, saat ini bergabung dengan kita untuk menjalankan misi Tzu Chi dan membawa bantuan bagi banyak orang. Misi saya untuk membuka jalan Tzu Chi yang luas begitu sulit untuk dilakukan. Demi membantu saya menjalankan misi Tzu Chi, insan Tzu Chi rela mendedikasikan diri dan bekerja sangat keras. Banyak relawan telah melakukannya.

Berkat jalinan jodoh yang telah matang, kita telah bersumbangsih bagi dunia. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Saya telah melihat bagaimana relawan kita membangun tekad dalam menjalankan hal yang kecil ataupun besar. Dengan niat yang tulus, saya telah membangun kepercayaan. Saya sungguh bersyukur karena memiliki kepercayaan dari banyak orang dalam hidup ini.


Setelah gempa 21 September 1999, saya tidak tahu apakah kita memiliki dana untuk membantu. Ketika melakukan survei bencana ke wilayah tengah, saya melihat banyak sekolah yang hancur. Bagaimana dengan anak-anak ini? Tahun pendidikan anak-anak sekolah terbatas. Bagaimana jika sekolah tidak segera dibangun kembali? Banyak anak hanya bisa melanjutkan pembelajaran mereka di tenda. Pada saat itu, saya menunggu Kementerian Pendidikan untuk mengirim faks kepada saya mengenai jumlah dan daftar sekolah yang rusak.

Saat saya berada di Taichung menunggu faks, Lin Bi-yu dan Wang Duan-zheng berdiri di belakang saya. Saya menarik kertas yang panjang itu, meletakkannya di atas meja, dan mengambil pena untuk menandai data sekolah. Ketika saya menandai lebih dari 30 sekolah, orang-orang di belakang saya berkata, "Master, Anda telah menandai begitu banyak sekolah. Ini sudah lebih dari 30 unit." Saya tidak menanggapi mereka dan terus menandai. Mereka berkata, "Master, sekolah yang Anda tandai adalah sekolah besar." Saya menoleh ke belakang dan berkata, "Jika bukan kita, siapa yang akan menandai sekolah-sekolah besar ini?" Saya menandai total 50 sekolah.

Untuk memutuskan desain sekolah, saya menetap di Taichung selama dua bulan lebih untuk berdiskusi dengan para arsitek. Bukankah kita selalu memberikan bantuan setiap kali terjadi bencana di Taiwan? Dalam setiap misi, saya selalu melakukan sendiri dan mengajak semuanya untuk turut menjalankannya. Saya sering memberi tahu semuanya bahwa seperti ajaran Buddha yang telah kita pelajari, kita harus memahami bagaimana hidup ini tidak kekal. Kapan pun itu, napas kita dapat berhenti dalam satu embusan.


Kehidupan kita dimulai dari ketika kita lahir dan berakhir pada napas terakhir kita. Satu kehidupan dihitung dengan satuan waktu. Kehidupan ini berkaitan dengan waktu. Dalam masa kehidupan ini, ada orang yang memiliki usia yang singkat, ada orang yang memiliki usia yang panjang. Saya berharap, jalinan jodoh saya dan semua murid dapat terjalin makin panjang dan lama. Dengan kata lain, saya berharap kita memiliki usia kehidupan yang lebih panjang.

Hendaklah kita menjalankan lebih banyak misi Tzu Chi. Jika usia kita panjang, kita dapat berbuat banyak hal. Namun, jika usia kita singkat, kita hanya dapat melakukan sedikit hal. Saya berharap kita semua dapat melakukan banyak hal yang berarti kita perlu hidup lebih lama. Namun, bisakah kita memohon usia yang panjang? Tidak.

Bodhisatwa sekalian, saya berharap semuanya dapat memahami ini. Hendaklah kita menggenggam kesempatan untuk melakukan dan menyebarkan kebaikan. Saat ini, hal yang saya khawatirkan ialah perubahan iklim dan Bumi yang telah rusak. Bumi telah jatuh sakit. Alam telah lelah dan sakit. Hendaklah kita bersumbangsih dengan cinta kasih dan ketulusan.

Di masa lalu, orang-orang mengatakan bahwa untuk mendapatkan kedamaian dan terbebas dari bencana, kita harus bervegetaris. Oleh karena itu, saya berharap semuanya dapat mengubah pola makan menjadi vegetaris. Hendaklah kita semua selalu bertutur kata yang baik agar makin banyak orang turut berbuat baik.

Bersumbangsih mendatangkan pahala bagi diri sendiri. Dengan menyucikan hati dan pikiran satu orang, kita akan mendapatkan satu pahala. Hendaklah kita menyucikan hati dan pikiran semua orang. 

Menyukseskan misi amal dengan semangat celengan bambu
Menyelamatkan semua makhluk dengan niat yang tulus
Menyucikan hati dan pikiran semua orang serta bervegetaris
Memupuk pahala dan jalinan jodoh baik dengan mempraktikkan kebajikan   

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 September 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 19 September 2022  
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -