Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Semua Makhluk dengan Semangat Bodhisatwa


“Kami bersyukur atas welas asih Master dan antusiasme para relawan. Selama ini, Tzu Chi dan Dinas Damkar terus bekerja sama dalam penanggulangan bencana. Tahun depan kami akan mengadakan pelatihan penanggulangan bencana gempa dalam skala besar di Hualien dan Yilan. Kami hendak meminta Tzu Chi untuk membantu dalam dukungan logistik dan tempat penampungan. Bagian penting dari pelatihan ini ialah dukungan logistik berupa makanan, air minum, tenda, dll. Pelatihan ini juga mencakup menampung para korban bencana. Di samping itu, juga akan diadakan pelatihan relawan penanggulangan bencana,” tutur Leng Jia-yu, Kepala Pusat Komando Damkar.

“Sebagai organisasi penyelenggara pelatihan penanggulangan bencana, Tzu Chi dapat membantu kami melatih banyak relawan penanggulangan bencana. Ada banyak relawan Tzu Chi yang turut menjadi relawan penanggulangan bencana. Kami sangat bersyukur. Kami berharap Tzu Chi akan terus membantu kami dalam hal ini serta memberikan konsultasi gangguan stres pascatrauma bagi petugas damkar karena mereka sering kali menyaksikan banyak kejadian di lokasi bencana yang membawa dampak negatif bagi kesehatan mental mereka. Jadi, kami berharap RS Tzu Chi bisa membantu petugas damkar kami dengan memberikan konsultasi. Kami berharap dapat memanfaatkan kekuatan RS Tzu Chi dari berbagai tempat untuk membantu pemerintah kabupaten dan kota dalam melatih teknisi medis darurat yang akan sangat membantu dalam memberikan pertolongan pertama bagi masyarakat,” tambahnya.

“Berkat kerja sama antara petugas damkar dan RS, kita dapat menyelamatkan 750 orang per tahun. Sesungguhnya, ketika petugas damkar tiba, 750 orang ini sudah tidak bernapas dan detak jantung mereka sudah terhenti. Namun, dengan pertolongan pertama di tempat kejadian dan penanganan di rumah sakit, 750 orang ini dapat terselamatkan. Tentu saja, selain 750 orang ini, pasangan beserta keluarga mereka juga terselamatkan,” kata Xiao Huan-zhang, Kepala Dinas Damkar.


Saya bersyukur kepada insan Tzu Chi dan semua sektor publik terkait yang telah bersungguh hati untuk bekerja sama dengan harmonis. Tentu saja, saya merasa bahwa relawan kita tidak menerima pelatihan khusus untuk ini, tetapi mereka semua memiliki hati yang tulus. Sumbangsih mereka saat terjadinya kecelakaan kereta Taroko Express membuat saya teringat akan kecelakaan pesawat terbang di Taoyuan yang terjadi bertahun-tahun lalu.

Setelah mendengar tentang kecelakaan itu, insan Tzu Chi segera bergerak untuk memberi penghiburan. Sebagian jenazah korban telah tercerai-berai sehingga keluarga mereka pun tidak berani mendekat. Selain itu, para tentara juga ikut terlibat dalam upaya penyelamatan. Namun, berhubung banyak yang masih muda, mereka pun merasakan ketakutan. Karena itu, relawan Tzu Chi juga membantu mengumpulkan jenazah korban yang tercerai-berai dan berusaha untuk menyatukannya kembali.

Selama beberapa waktu itu, ketika mendengar dan melihat laporan, saya merasakan dari lubuk hati saya bahwa para relawan ini telah berumur dan mereka tidak menjalani pelatihan khusus. Yang dapat saya katakan ialah mereka sungguh sangat tulus. Inilah insan Tzu Chi. Kecelakaan atau bencana apa pun yang terjadi, mereka tidak pernah berkata, "Biar saya laporkan terlebih dahulu, baru memberi bantuan." Mereka tidak pernah berkata demikian. Mereka selalu segera bergerak untuk membantu.Mereka selalu bersumbangsih dengan hati yang tulus. Karena itu, saya sering kali bersyukur kepada mereka.

Mereka bagaikan kunang-kunang kecil yang memiliki kekuatan besar. Para relawan bersedia menjadi kunang-kunang yang bersinar di tengah kegelapan saat dibutuhkan. Mereka tahu arah tujuan mereka dan apa yang harus dilakukan. Mereka selalu melangkah maju bersama dan tidak akan mundur dari barisan relawan. Demikianlah yang dilakukan insan Tzu Chi.


Mereka selalu sangat tulus dan penuh cinta kasih. Karena tidak tega melihat semua makhluk menderita, mereka pun berusaha semaksimal mungkin untuk memberi pertolongan. Karena kita semua berpijak pada bumi yang sama, maka setiap orang di tengah masyarakat hendaklah saling menjaga. Di mana pun bencana terjadi, setiap orang hendaklah memikul tanggung jawab.

Kita yang hidup di atas bumi ini hendaklah memikul tanggung jawab untuk menjaga keamanan dan ketenteraman dunia. Jika terjadi sesuatu, semua orang hendaklah saling membantu. Demikianlah insan Tzu Chi bersumbangsih dengan tulus dan penuh cinta kasih.

Tiada habis-habisnya rasa syukur saya kepada semua insan Tzu Chi. Baik peristiwa kecil maupun besar, semua insan Tzu Chi bekerja sama dengan kesatuan hati. Itu bukan hasil dari pelatihan dan tidak dapat dilatih. Itu berasal dari ketulusan mereka yang berlandaskan keyakinan. Di Tzu Chi tidak hanya ada umat Buddha, tetapi juga ada umat agama lainnya.

Di seluruh dunia, insan Tzu Chi muncul tanpa memandang latar belakang politik dengan semangat dan tanggung jawab untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Jadi, mereka harus menghadapi orang dari berbagai kalangan. Di mana pun insan Tzu Chi berada, mereka semua memiliki rasa tanggung jawab dan semangat misi. Mereka sungguh sangat tulus dan bersedia untuk bersumbangsih.

Ketika harus menaati peraturan dan tidak dapat maju ke garis depan, mereka tetap memberikan dukungan dari belakang. Mereka bisa melakukannya di mana saja dengan menyediakan makanan dan minuman. Di tempat-tempat yang dingin, mereka pun menyediakan barang kebutuhan musim dingin. Demikianlah mereka memberi dukungan dari belakang. Insan Tzu Chi dari negara mana pun bisa melakukan hal seperti ini. Itu semua bukan hasil dari pelatihan. Itu berasal dari antusiasme dan ketulusan mereka.


Meski berbeda keyakinan, semua insan Tzu Chi memiliki cinta kasih yang sama. Cinta kasih seperti itu tidak memandang perbedaan keyakinan. Intinya, semua keyakinan berpulang pada cinta kasih. Jadi, setiap orang memiliki cinta kasih. Tentu saja, Tzu Chi juga memiliki keyakinan, yaitu ajaran Buddha. Dalam ajaran Buddha, kita sering menggunakan istilah "Bodhisatwa " untuk menyebut para relawan. Setiap relawan merupakan Bodhisatwa dunia, tidak peduli apa agamanya.

Bodhisatwa adalah makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Ketika menghadapi bencana, kita hendaklah tersadarkan. Para Bodhisatwa mengajari kita bahwa dunia ini tidak kekal dan penuh dengan bencana. Setiap orang hendaklah memahami hal ini dan meningkatkan kesadaran.

Begitu terjadi bencana, kita harus menggerakkan semua orang untuk bersatu hati dan bergotong royong guna bersumbangsih bersama. Inilah keyakinan yang berlandaskan cinta kasih. Kita tidak perlu memaksakan keyakinan kita pada orang lain. Namun, keyakinan yang berlandaskan cinta kasih haruslah ada. Jadi, mempelajari Dharma bukan hanya tentang melafalkan nama Buddha.

Buddha ada di dalam hati kita. Kita harus membangkitkan hati Buddha agar kita bisa memperlakukan orang lain dengan penuh welas asih. Inilah yang disebut hati Buddha. Kita hendaklah membangkitkan semangat Bodhisatwa untuk terjun ke tengah masyarakat demi menyelamatkan semua orang. Inilah Bodhisatwa dunia.

Menyelamatkan semua makhluk dengan semangat Bodhisatwa
Bertekad untuk mewujudkan keamanan dan ketenteraman dunia
Insan Tzu Chi bagaikan kunang-kunang yang menerangi jalan dan menunjukkan arah
Bersumbangsih sebagai Bodhisatwa di dunia yang tidak kekal ini

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Desember 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 14 Desember 2021
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -