Ceramah Master Cheng Yen: Menyelamatkan Semua Makhluk dengan Tekad yang Tak Tergoyahkan
“Saya bersumpah bahwa saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan.”
Selamat kepada calon dokter kita. Ketika saya meletakkan stetoskop pada setiap calon dokter dengan hati yang tulus, di dalam hati saya ribuan doa bagi mereka. Saya berharap kelak kalian semua bisa menjadi dokter yang hebat. Inilah pujian dan harapan yang tinggi terhadap kalian. Saya juga berharap kelak kalian bisa melayani pasien dengan cinta kasih.
Penderitaan terbesar dalam kehidupan ini ialah menderita penyakit. Harapan saya untuk setiap calon dokter ialah bisa melindungi kehidupan dan kesehatan orang-orang dengan cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, barulah ada harapan, sehingga kehidupan dapat menjadi bajik dan indah. Tentu saja, selain keindahan dan kebajikan, juga diperlukan sebersit niat yang tulus.
Saya percaya bahwa kalian yang hadir di sini telah memilih untuk belajar kedokteran dengan niat tulus yang datang dari hati kalian. Tujuan mempelajari kedokteran ialah untuk menyelamatkan orang.
Seperti yang baru saja saya katakan, penyakit adalah penderitaan terbesar dalam hidup. Saya pun demikian, pernah merasakan penderitaan karena sakit.
Sejak masih muda, tubuh saya lemah karena menderita penyakit. Oleh karena itu, setelah menjadi seorang bhiksuni, saya selalu memikirkan bagaimana meringankan penderitaan di dunia. Tidak ada yang lebih menderita di dunia selain mengalami kemiskinan dan penyakit.
Ketika jatuh sakit, orang sangat membutuhkan perawatan serta cinta kasih dari dokter dan perawat. Kita harus meredakan rasa sakit mereka dengan lembut agar mereka memahami bahwa cinta seperti ini adalah cinta kasih yang tulus. Ini sangatlah penting.
Saya juga dengan tulus berharap para mahasiswa kedokteran angkatan ini bisa membangkitkan cinta kasih. Cinta kasih ini akan membawa nila-nilai yang paling berarti dalam kehidupan.
Baru-baru ini, saya memberi tahu insan Tzu Chi bahwa kita hendaknya memeriksa nilai kehidupan kita. Apakah kehidupan kita bernilai atau tidak? Ketika kehidupan seseorang tidak bernilai, waktunya di dunia terbuang sia-sia. Kehidupannya dilewati begitu saja dalam penderitaan akibat kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian.
Begitu pula dengan saya, saya menderita penyakit jantung dan penyakit lainnya sepanjang hidup saya, dimulai sejak berusia paruh baya. Penyakit telah membawa penderitaan bagi saya dan makin memburuk seiring bertambahnya usia.
Dahulu, saya masih bisa mengunjungi berbagai tempat meskipun sedang sakit. Demi membangun sekolah, rumah sakit, dan lain sebagainya, saya mengunjungi banyak tempat dengan membawa penyakit saya. Sekarang, saya pikir saya sudah tua dan tidak memiliki kekuatan untuk pergi jauh.
Namun, dalam beberapa hari ini, saya kembali berkata kepada anggota komite dan Tzu Cheng, "Jangan menyerah pada usia tua. Nilai kehidupan kita tidak terbatas."
Jadi, setiap orang perlu menggenggam kehidupannya. Selama masih bisa bernapas, berjalan, berbicara, dan melakukan banyak hal, hendaklah kita menambah kebajikan. Selama masih bisa hidup dan bernapas dengan baik, kita hendaknya berbuat baik dan bertutur kata baik.
Para calon dokter, sejak awal kalian telah mendengar kata-kata dan ajaran yang baik dari guru-guru. Para guru merupakan penyemangat bagi murid. Mereka sangat bersungguh hati dalam memberi pendidikan. Mereka adalah dokter, juga guru yang baik. Mereka telah menjadi teladan bagi semua orang. Jadi, saya menaruh harapan besar terhadap para calon dokter.
Hendaklah kita bersyukur senantiasa dan berterima kasih kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita. Saya sering mengatakan bahwa saya ingin bersyukur kepada orang tua saya. Bagaimana saya bisa membalas budi luhur orang tua?
Orang tua telah memberi saya tubuh ini. Saya harus memanfaatkan tubuh pemberian orang tua ini untuk membalas budi luhur mereka. Apa maksudnya membalas budi orang tua dengan tubuh ini? Saya harus melakukan banyak kebaikan dan memiliki kehidupan yang bernilai.
Artinya, tubuh yang mereka berikan kepada saya telah saya gunakan untuk berbuat kebaikan untuk membalas kebaikan mereka, sehingga kehidupan saya menjadi bernilai. Semoga para calon dokter di sini juga bisa membangun ikrar dan tekad seperti ini.
Ketika saya meletakkan stetoskop di leher kalian, saya berharap bobotnya menjadi lebih berat. Saya ingin menepuk bahu kalian dan mengingatkan kalian agar mengemban tanggung jawab untuk menyembuhkan penyakit pasien, terlebih lagi menyembuhkan batin mereka.
Saya berharap selama merawat pasien, kalian tidak hanya meringankan rasa sakit fisik mereka, tetapi juga menyembuhkan batin mereka. Jangan biarkan penyakit fisik menambah kecemasan dalam hati mereka. Saya harap para calon dokter dapat memikul semangat cinta kasih di pundak.
Di Tzu Chi, kita berbicara tentang menciptakan berkah di dunia dan menggunakan kebijaksanaan. Ini disebut mengembangkan berkah dan kebijaksanaan bersamaan. Kita perlu memiliki keduanya.
Keberkahan adalah tanda kehidupan yang sukses. Kita juga membutuhkan kebijaksanaan, yaitu berbuat kebajikan dan menciptakan berkah bagi dunia. Ini sangat penting.
Semoga setiap orang memiliki cinta kasih ini untuk menyayangi semua makhluk di dunia. Tidak ada penderitaan yang lebih menyiksa daripada penyakit. Jadi, dokter bagaikan Buddha hidup yang sangat mulia. Karena itu, saya menghormati kalian.
Saya juga berharap kalian dapat saling mengasihi, menyemangati, dan berikrar bersama. Tidak peduli di rumah sakit mana kalian bekerja kelak, ketika menghadapi orang-orang yang menderita, kalian harus mengembangkan cinta kasih dan semangat Tabib Agung atau Buddha. Inilah yang ingin saya sampaikan kepada kalian semua hari ini. Ini juga merupakan nasihat dan doa dari saya.
Semoga kelak kalian menjadi dokter yang hebat dan dapat menyelamatkan semua makhluk yang menderita di dunia. Saya mendoakan kalian semua, terima kasih.
Melindungi kesehatan dan menjunjung tinggi cinta kasih
Para dokter menyembuhkan penyakit sekaligus batin pasien
Membentangkan sayap untuk menggapai berkah dan kebijaksanaan
Menyelamatkan semua makhluk dengan tekad yang tak tergoyahkan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 21 September 2021