Ceramah Master Cheng Yen: Menyelami Dharma dengan Tekun, Bersemangat, dan Bermartabat
Pada acara Pemberkahan Akhir Tahun di tahun ini, saya melihat seluruh Bodhisatwa sungguh tertib. Terlebih lagi, semuanya berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Semuanya terlihat sungguh tekun dan bersemangat dalam mendengarkan dan menghirup Dharma. Saya membabarkan Dharma setiap hari dan para murid menghirup Dharma setiap hari. Organisasi ini sungguh indah. Kita harus menghormati guru dan ajarannya.
Hingga saat ini, ajaran Buddha telah ada lebih dari 2.500 tahun sejak Buddha datang ke dunia. Saat itu, meski Buddha adalah seorang pangeran, Beliau peduli dengan warga di negaranya. Saat tumbuh dewasa, Beliau melihat penderitaan yang ada di masyarakat. Terutama, Beliau melihat hati dan pikiran manusia yang tidak seimbang, peperangan antarnegara, dan keserakahan antarmanusia. Begitu juga dengan kemiskinan dan penyakit.
Orang-orang kurang mampu mengalami kemiskinan yang ekstrem. Mereka mengenakan pakaian yang telah robek dan di musim dingin yang sangat dingin, mereka tidak memiliki pakaian untuk dikenakan. Beliau juga melihat orang-orang yang mengalami kelaparan dan tidak mampu untuk membeli makanan. Saat Beliau pergi ke luar istana, makin jauh Beliau pergi, makin banyak penderitaan yang Beliau saksikan dan pahami.
Beliau menyadari bahwa materi tidak dapat menyelesaikan penderitaan dunia. Oleh karena itu, Beliau membangkitkan niat untuk mencari kebenaran sejati tentang bagaimana cara membangkitkan cinta kasih yang setara di hati semua orang, bagaimana melenyapkan penderitaan dunia secara menyeluruh, dan bagaimana orang yang memiliki kekuatan dapat melindungi orang yang lemah.
Agar semua orang dapat memahami prinsip kebenaran, Beliau pergi mencari Dharma, membabarkannya, dan membimbing orang-orang untuk menuju arah hidup yang benar dan memahami prinsip kebenaran sejati. Saya berharap kita tahu bahwa hal yang paling penting saat ini ialah berusaha menyucikan hati manusia dan saya berharap akan ada lebih banyak orang yang berkumpul di ladang pelatihan ini dengan ketulusan untuk menghirup dan mendengarkan Dharma. Semua yang ada di sini adalah Bodhisatwa yang saling menyemangati dan saling berbagi pengalaman. Saya sungguh berterima kasih karena setiap kali saya memberikan ceramah, seluruh insan Tzu Chi sungguh tekun dan bersemangat.
Saya selalu mendengar kisah mengenai kegiatan bedah buku. Ajaran saya dituangkan ke dalam tulisan dan diterbitkan dalam bentuk buku. Beginilah cara mereka mendorong kegiatan bedah buku di komunitas. Mereka menggunakan satu meja yang dapat berisikan tujuh hingga delapan orang untuk memulai kegiatan bedah buku. Dengan demikian, terbentuklah kelompok bedah buku di komunitas.
Setelah membaca buku, mereka semua akan saling berbagi tentang keluarga, anak, cucu, dan kehidupan masa lalu mereka. Mereka akan berkata, "Saya telah mengajak anggota keluarga untuk turut membaca, memahami kitab yang dibabarkan Master, dan memahami semangat ajaran Buddha. Keluarga saya mengalami perubahan yang baik. Cucu saya akan bergabung dan mendengarkan setiap kisah. Anak saya menyetujui kegiatan bedah buku dan mengundang tetangga untuk datang ke rumah kami."
Dalam menyucikan hati manusia, hendaklah kita terlebih dahulu menyucikan hati kita sendiri dan membina interaksi dengan sesama insan Tzu Chi. Kita dapat mengundang insan Tzu Chi untuk datang ke rumah dan menginspirasi anak, cucu, dan tetangga kita. Semua orang menggunakan berbagai metode untuk mendengarkan Dharma, membagikan Dharma, dan mewariskan Dharma. Mereka juga melantunkan dan melafalkan Sutra. Mereka memahami cara membagikan Dharma kepada orang lain.
Dharma ada di mana-mana. Di mana pun kita membagikan Dharma dengan tulus, di situ akan ada pelindung Dharma. Pelindung Dharma akan ada di sekitar kita. Kita harus percaya akan hal ini. Selama ada kitab suci dan orang-orang tulus berkumpul, akan ada pelindung Dharma di sana. Untuk mewujudkan dunia yang damai dan tenteram, kita harus menyebarkan Dharma secara luas. Dengan demikian, masyarakat akan damai dan tenteram.
Bodhisatwa sekalian, Bodhisatwa disebut sebagai makhluk yang memiliki cinta kasih berkesadaran. Apa yang dimaksud dengan cinta kasih berkesadaran? Buddha membabarkan Dharma seumur hidup-Nya demi menyampaikan Sutra Teratai. Dalam Sutra, tercatat perkataan Buddha tentang satu tujuan utama Beliau datang ke dunia ini, yaitu untuk mengajarkan praktik Bodhisatwa dan membimbing semua makhluk untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Seperti apa rupa Bodhisatwa?
Bodhisatwa adalah kita semua yang ada di sini, yaitu mereka yang duduk di samping Anda, di depan, dan di belakang Anda. Semua orang adalah Bodhisatwa yang bermartabat. Setelah kalian mendengarkan Dharma di sini, sekembalinya ke komunitas, kalian dapat menyebarkannya. Mendengarkan dan mewariskan Dharma bertujuan untuk menyucikan hati kita sendiri dan menyucikan hati semua orang. Jadi, ketika ada orang dan ladang pelatihan yang menyebarkan Dharma, akan ada pelindung Dharma yang melindungi kita. Agar dunia damai dan tenteram, kita membutuhkan Dharma di dunia.
Bodhisatwa ada di dunia untuk bersumbangsih bagi orang yang menderita dan menyucikan hati mereka yang dipenuhi dengan noda dan kegelapan batin agar semua orang memahami Dharma dan mempraktikkan Dharma di dunia. Saya berterima kasih kepada semua Bodhisatwa yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih. Saya mendoakan kalian semua dengan tulus. Semoga tahun yang baru menjadi tahun yang penuh kebijaksanaan dan berkah. Berhubung kita hidup damai dan tenteram, hendaklah kita menciptakan berkah bagi dunia dan mempraktikkan kebajikan setiap hari. Ini adalah doa saya yang tulus bagi semuanya.
Melatih diri dengan tekun, bersemangat, dan tulus untuk menghirup Dharma
Menghormati guru dan ajarannya serta terjun ke tengah masyarakat
Menyucikan hati manusia dan membimbing semua makhluk
Membentuk komunitas Bodhisatwa yang bermartabat
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 Desember 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 01 Januari 2023