Ceramah Master Cheng Yen: Menyelami Esensi Dharma dengan Ketulusan dan Kemurnian


Saya memiliki harapan yang besar terhadap pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas kali ini. Terlebih lagi, saya berharap pementasan ini dapat menampilkan esensi dan kemurnian Sutra hingga mencapai kondisi yang hening dan jernih.

Kita melatih diri untuk memperoleh kondisi batin yang tenang. Dengan kondisi batin yang tenang, barulah kita dapat menyadari prinsip kebenaran di dunia. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa melatih diri hendaknya di tempat yang tenang. Di tempat yang tenanglah kita berlatih agar bisa memiliki hati yang hening dan jernih. Hendaklah kita merenungkan "hati yang hening dan jernih" ini.

Kita juga harus memiliki tekad yang luas dan luhur serta tidak tergoyahkan dalam masa yang tak terhingga. Inilah esensi dari Sutra Makna Tanpa Batas. Inilah yang harus kita tampilkan dalam pementasan kali ini. Jika para partisipan dapat memahami dan menghayatinya, mereka pasti bisa menampilkan esensi dari Sutra ini.

Esensi dari Sutra Makna Tanpa Batas terdapat dalam penggalan di bawah ini, "Hati yang hening dan jernih, tekad yang luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan hingga masa yang tak terhingga." Inilah yang harus kita tampilkan. Teguh tak tergoyahkan, ini adalah keteguhan. Dalam melatih diri, kita harus memiliki keteguhan hingga masa yang tak terhingga. Kita sering berbicara tentang waktu yang lama. Namun, waktu tidak dapat diungkapkan tepatnya karena tidak memiliki ujung. Oleh karena itu, ia disebut masa yang tak terhingga.


Saya sungguh menghargai jalinan jodoh saat ini. Ada kalian, dia, dan Anda yang memiliki tekad yang sama dengan saya. Saya memiliki sebuah harapan. Saya berharap kita dapat memproduksi sesuatu yang meliputi gambar dan suara serta mengandung makna secara artistik. Produksi gambar dan suara akan lebih mudah selama semuanya bersungguh hati dalam pengambilan gambar dan penyuntingan. Namun, untuk menyampaikan makna secara artistik, sangat dibutuhkan ketulusan hati.

Saya merasa bahwa jalinan jodoh berkah saya ialah memiliki sekelompok murid yang sungguh memiliki kesatuan tekad dan ikrar dengan saya untuk membuat segala sesuatu menjadi indah. Hendaklah kita menyebarkan Dharma demi membawa manfaat bagi semua makhluk. Untuk mencapai hal ini, kita harus memiliki jalinan jodoh yang matang.

Saat ini, kita semua memiliki hati yang tulus dan setiap orang memiliki bakat artistik. Saat ini, kita berhimpun di sini dengan ketulusan dan segala kondisi pendukung. Kita bukan hanya sekadar berkata bahwa kita akan mementaskan adaptasi Sutra. Jika kita tidak merencanakannya dan tidak berlatih, kita tidak akan dapat menampilkannya.

Dalam membabarkan Dharma, Buddha membutuhkan enam kondisi pendukung. Untuk membabarkan Dharma, dibutuhkan tempat, orang, waktu, dan jalinan jodoh. Ketika Buddha ingin membabarkan Dharma, dibutuhkan pendengar atau orang yang mendengar pembabaran Dharma-Nya. Harus ada pendengar, pembicara, tempat, dan waktu. Apakah jalinan jodoh telah matang? Ada enam kondisi pendukung yang harus dipenuhi.


Dalam Sutra, kita sering melihat kalimat, "Demikianlah yang saya dengar." Kita bisa tahu bahwa Buddha pernah membabarkan Dharma di suatu tempat berkat adanya orang-orang yang hadir saat itu. Ada Buddha yang membabarkan Dharma, ada peserta yang mendengarkan, ada lokasi, waktu, serta Dharma yang dibabarkan. Saat ini, kita telah memenuhi syarat untuk melakukannya. Saya harap kali ini jalinan jodoh telah matang.

Kita ingin mengintegrasikan esensi Tzu Chi dan seni dalam bentuk gambar dan suara yang bisa memikat hati orang dan menyajikan esensi Dharma. Kita benar-benar menyelami Sutra hingga menemukan sumsum atau esensinya. Inilah mengapa saya terus berbicara tentang "esensi". Relawan kita terus mengambil esensi ini hingga setiap orang dipenuhi keyakinan.

Pada saat ini, hendaklah kita menyatukan ketulusan hati dan keyakinan kita. Semua insan Tzu Chi berhati tulus. Dengan sepenuh hati dan tekad, kita berusaha melakukan yang terbaik. Hendaklah kita menunjukkan ketulusan kita. Jadi, hendaklah kita membangkitkan ketulusan yang mendalam agar para Buddha menampakkan diri-Nya. Jadi, kita bukan bersandiwara. Saya selalu memberi tahu kalian bahwa ini bukanlah sandiwara. Kita harus mempersembahkan Dharma dengan tulus. Jadi, kita harus sangat tulus.


Saat ini, hendaklah kita semua berpikir bagaimana cara mementaskan adaptasi Sutra dengan baik dan rapi agar dapat menunjukkan kebenaran, ketulusan, kebajikan, dan keindahan. Dengan hati yang tulus, kita dapat menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Kebajikan adalah Dharma. Dharma tidak berwujud. Apa itu kebajikan? Dengan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang baik. Orang baik selalu melakukan kebajikan. Berapa banyak kebajikan yang harus kita lakukan hingga bisa dianggap sebagai orang baik? Tidak terbatas.

Saat ini, usia saya telah lanjut. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa nilai hidup seseorang terletak pada ketulusannya. Dalam hidup ini, saya tidak memiliki keahlian khusus, kecuali ketulusan. Seumur hidup ini, jika saya merasa ada sesuatu yang perlu dilakukan, saya akan melakukannya. Inilah mengapa orang-orang tersentuh oleh ketulusan saya.

Selain ketulusan, saya tidak memiliki apa pun untuk megimbau semua orang. Hal ini terdengar sangat sederhana. Namun, ketika dipikirkan, ini sungguh bernilai. Kita bagaikan perlahan-lahan mendulang emas dari tumpukan pasir. Tahukah kalian bahwa emas yang didulang dari tumpukan pasir sangat halus? Karena itulah, saya berkata bahwa para insan Tzu Chi telah ratusan kehidupan mendulang emas dari tumpukan pasir. Saat ini, kita semua adalah sebutir emas. Jika bukan karena begitu banyak orang, Tzu Chi tidak akan ada hari ini. Insan Tzu Chi sungguh berharga. 

Memiliki hati yang hening dan jernih seperti yang diulas dalam Sutra Makna Tanpa Batas
Mempraktikkan esensi Dharma dengan tekad yang tidak tergoyahkan
Para insan Tzu Chi mendukung pencapaian Tzu Chi dengan ketulusan dan kemurnian
Menyelami kitab suci dan menunjukkan keagungan  

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 07 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 09 Juni 2023
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -