Ceramah Master Cheng Yen: Menyelami Esensi Dharma untuk Menyucikan Hati dan Membawa Manfaat


“Dulu, saya hanyalah seorang gembala dan petani. Bisa menjadi seorang dokter, saya sangat menghargai misi ini. Dengan tekad Guru dan hati Buddha, saya tidak akan mundur dari misi kesehatan. Saat ini, saya masih mampu melayani karena pikiran saya masih jernih dan tubuh saya masih bisa bergerak. Meski tidak bisa dikatakan kuat, tetapi saya masih bisa bergerak dan mendedikasikan diri bagi pasien yang memercayai saya. Saya akan mengasihi orang yang dikasihi oleh Master dan melakukan apa yang Master ingin lakukan, termasuk merawat saudara se-Dharma,”
kata Chen Wen-de, Dokter berusia 85 tahun.

“Nama saya Zhan Fu-tian yang terdengar seperti ‘menanam ladang berkah’. Inilah ladang berkah yang diberikan oleh orang tua yang paling mengasihi saya. Berhubung memiliki berkah untuk dapat bergabung di Tzu Chi, saya ingin menggarap ladang berkah dengan tekun. Tzu Chi adalah kesayangan saya. Setiap pukul 6 pagi, saya sudah tiba di depo daur ulang untuk melakukan daur ulang hingga mendekati jam kerja, lalu pulang ke rumah untuk membersihkan diri dan sarapan. Setiap kali melakukan daur ulang, kami selalu menjalankannya seperti ini,” kata Zhan Fu-tian, apoteker berusia 80 tahun.

“Setiap tahun, Master selalu memberikan Kata Renungan Jing Si kepada para murid. Saya merasa tersentuh dan mendapatkan banyak manfaat. Dengan welas asih, Master berharap murid-murid Jing Si dapat mengembangkan welas asih di tengah penderitaan, menguji kebijaksanaan di tengah ketidakpastian, membangkitkan keteguhan di tengah kesulitan, dan melatih kesabaran di tengah kekalutan. Saya berikrar untuk mengikuti Master dari kehidupan ke kehidupan, mengasihi orang yang Master kasihi, dan menjalankan misi yang ingin Master jalankan,” kata Liao De-chuan, apoteker berusia 72 tahun.

Saya merasa sangat bahagia ketika tahu bahwa semua dokter, perawat, dan apoteker memiliki cinta kasih yang tulus. Saya selalu berkata bahwa yang terpenting ialah ketulusan. Dengan cinta kasih yang tulus, kita dapat memperpanjang jalinan kasih sayang dan memperluas cinta kasih agung. Dari apa yang saya dengar, kalian telah melakukan semuanya. Terlebih lagi, kalian telah sungguh-sungguh mendengar dan menyerap Dharma ke dalam hati serta mempraktikkannya dengan tekun dan bersemangat.

Tak peduli seberapa terjal jalan di pegunungan dan seberapa sulit jalan yang harus ditempuh, kalian tetap maju sambil menyingkirkan semua rumput liar dan terus membuka jalan. Jalan Bodhisatwa dunia harus dibuka dengan usaha sendiri. Hendaknya kalian berjalan langkah demi langkah dengan niat dan pikiran untuk menunaikan tanggung jawab sesuai profesi dan misi kalian. Sebagai dokter dan apoteker, kalian bertanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa dan melenyapkan penderitaan. Saya sangat berterima kasih.


Dalam perjalanan kali ini, saya selalu berbicara tentang ketulusan hati. Ketika semua orang bersatu, keindahan akan terpancar di dunia ini. Untuk seseorang mewujudkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan, itu bukanlah hal yang sulit. Jika semua orang dapat bersatu dan memperlakukan satu sama lain dengan tulus serta sama-sama membimbing ke arah yang bajik, ini sangat mengagumkan. Begitulah hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kita harus membuka jalan dan mencabut semua rumput liar. Dengan demikian, kita dapat selamanya membuka jalan yang lapang bagi dunia. Rumput liar ibarat pikiran pengganggu atau noda batin. Kita dapat memperlihatkan kepada orang-orang bagaimana kita melenyapkan noda batin. Jika kita bisa melakukannya, bagaimana mungkin orang lain tidak bisa? Jadi, kita membuka jalan dan menjadi teladan bagi orang lain.

Mendengar kisah kalian, saya sangat bahagia, tenang, dan bersyukur. Sungguh, waktu terus berjalan. Saya berharap semuanya dapat menggenggam setiap menit dan detik. Hendaknya kita menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.


“Saya berterima kasih kepada Master karena setelah bergabung di Tzu Chi, saya dapat mengubah kehidupan saya. Dahulu, saya sering mengeluh tentang kesehatan saya dan merasa bahwa Tuhan tidak adil. Namun, setelah bergabung di Tzu Chi, saya dapat melihat nilai kehidupan saya. Saya masih memiliki kekuatan untuk melakukan banyak hal hingga lupa dengan diri sendiri,”
kata Luo Ming-xian, relawan Tzu Chi.

“Saya selalu mendedikasikan diri dengan sepenuh hati bagi para korban bencana dan memikirkan bagaimana membantu mereka agar terbebas dari penderitaan dan meraih kebahagiaan. Master pernah memberi tahu kami sumber kekuatan Master, yakni ketekunan dan semangat para murid,” pungkas Luo Ming-xian.

“Kami berikrar untuk melakukan apa yang ingin Master lakukan dan menapaki jalan yang ingin Master tapaki. Kami berharap Master sehat selalu agar orang-orang yang menderita di seluruh dunia memiliki sandaran dan semua murid Jing Si memiliki tempat berlindung. Kami berharap murid Jing Si di wilayah tengah selalu berada di garis terdepan untuk bersumbangsih hingga akhir,” kata Lin Cong-ming, relawan Tzu Chi.

“Master, tenanglah. Master, jangan terlalu lelah. Ikrar Master yang teguh akan selalu kami ingat di dalam hati. Master, terima kasih telah membimbing, menginspirasi, dan mendukung pencapaian kami,” pungkas Lin Cong-ming.

Sepanjang hidup ini, apa lagi yang perlu saya minta? Hampir 60 tahun, langkah demi langkah, jumlah relawan Tzu Chi terus bertambah. Semuanya terus bersatu untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Ketulusan hati kalian dalam menjaga jiwa kebijaksanaan saya dan mewariskannya membuat saya sangat tersentuh.

Jiwa kebijaksanaan Tzu Chi adalah Sutra Makna Tanpa Batas. Sepanjang hidup ini, saya selalu membuka pintu Sutra Teratai dan menyelami Sutra Makna Tanpa Batas. Sutra Makna Tanpa Batas adalah inti sari ajaran yang ingin disampaikan oleh Buddha. Sebelum membabarkan Sutra Teratai, Beliau memancarkan cahaya di antara kedua alis-Nya. Dalam keheningan, sebelum berbicara, Beliau telah membabarkan Sutra Teratai Tanpa Kata-Kata yang mengandung makna tanpa batas.


Buddha telah membabarkan Dharma tanpa berbicara. Tanpa perlu berbicara, Buddha telah menyampaikan makna yang tanpa batas. Sutra Makna Tanpa Batas mengajarkan praktik Bodhisatwa di tengah masyarakat yang mencakup berbagai profesi dalam kehidupan. Dalam Sutra Makna Tanpa Batas juga dikatakan, "Tabib Agung mampu menganalisis berbagai penyakit." Oleh karena itu, kita harus menghormati para dokter.

Misi amal kita telah tersebar luas. Dalam misi kesehatan, kita telah mendirikan rumah sakit. Bayangkanlah, setiap potong batu bata dan setiap genggam pasir untuk membangun rumah sakit berasal dari ketulusan banyak orang. Kita telah menciptakan berkah bagi masyarakat. Baik rumah sakit maupun Aula Jing Si, semuanya harus kalian jaga dengan baik.

Aula Jing Si adalah tempat kita mewariskan semangat dan nilai-nilai Tzu Chi. Ini disebut dengan jiwa kebijaksanaan. Misi kesehatan hadir untuk melindungi kehidupan dan kesehatan dengan cinta kasih. Hidup di dunia ini, tidak ada yang lebih berharga daripada kehidupan. Jadi, hendaknya kita menyucikan kehidupan. Sebagai insan Tzu Chi, kita pun harus menyucikan diri sendiri dan menjadi teladan agar dapat menyucikan orang lain.

Melihat bagaimana semuanya melayani di komunitas, saya merasa tenang. Oleh karena itu, hendaknya kalian mencurahkan perhatian ke ladang pelatihan yang ada di komunitas. Inilah hal yang sangat membahagiakan dan perlu disyukuri. Ini disebut dengan mewariskan jiwa kebijaksanaan. Baik. Ada banyak hal yang tak habis untuk dibicarakan. Kalian semua sangat dekat di hati saya. Sebarkanlah ajaran saya secara luas dan lakukanlah apa yang ingin saya lakukan. Saya merasa puas dan bersyukur.

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan tulus, tekun, dan bersemangat
Memiliki tekad yang tidak tergoyahkan untuk melenyapkan penderitaan
Mempraktikkan Sutra Teratai dan Sutra Makna Tanpa Batas
Menyucikan hati, membawa manfaat, dan mewariskan jiwa kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 16 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 18 Maret 2025
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -