Ceramah Master Cheng Yen: Menyelami Sutra Teratai dan Menapaki Jalan Bodhisatwa


Bodhisatwa sekalian, kita harus sungguh-sungguh bersyukur. Setiap pikiran kita dan semua tindakan kita harus dilandasi rasa syukur. Saya makin bersyukur dan tersentuh oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia karena berada dalam ladang pelatihan yang sama dengan saya, yaitu ladang pelatihan Sutra Teratai. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan mulia, yaitu mengajarkan Sutra Teratai. Mengapa demikian? Karena Sutra Teratai adalah semangat inti dari Buddha. Apa yang ingin Beliau ajarkan? Jalan Bodhisatwa.

Agar semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa, Buddha membabarkan Sutra Teratai. Tzu Chi tidak hanya membahas Sutra Teratai. Sesungguhnya, 56 tahun yang lalu, Tzu Chi telah mempraktikkannya dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Saat itu, Tzu Chi dimulai dari 30 orang ibu rumah tangga dengan 30 tabung celengan bambu. Hal itu berjalan hingga saat ini. Jalinan jodoh Dharma masa lalu telah matang dan berlanjut sampai saat ini sehingga insan Tzu Chi tersebar di seluruh dunia.

Kita semua bagai berada dalam persamuhan Sutra Teratai. Semuanya mempraktikkan ajaran Buddha dengan kesatuan hati dan pikiran. Jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan. Karena itu, kita harus bersyukur, terutama di saat ini, ketika banyak bencana terjadi dan pikiran manusia berada dalam kekacauan.


“Karena tidak ada yang menemani saya bermain, saya hanya dapat melihat ponsel sepanjang hari. Dahulu, saya sering berlari dan bermain sepeda bersama teman-teman saya,”
kata Anastasiia Aleksandrova Warga Donetsk.

“Perang tidak membawa sukacita bagi siapa pun. Kami berusaha keras untuk membuat hidupnya menarik. Dia masih anak-anak yang perlu berlari, melompat, dan bermain sesuka hatinya,” kata Olena Aleksandrova Nenek dari Anastasiia.

“Setelah bertemu dengan teman-teman, tidak ada seorang pun di jalan selain saya. Rasanya seperti akhir dari dunia. Saya merasa bahwa saya tidak dapat mewujudkan segala hal yang ingin saya lakukan. Semuanya berantakan dalam satu malam,” kata Oleksandr Pruzhyna Warga Donetsk.

Lihatlah para pengungsi. Mereka sungguh merasakan penderitaan yang tak tertahankan. Saya berpikir bahwa kita juga harus mendoakan mereka yang saat ini berada dalam kondisi tenteram dan damai. Saya juga berpikir bahwa jika saya tidak segera menyerukan kepada mereka untuk menggenggam waktu dan bersumbangsih, maka semua akan terlambat. Di masa depan, akumulasi karma buruk akan makin banyak dan bencana akan makin sering terjadi. Jadi, saat ini kita harus sungguh-sungguh menyerukan hal ini. Kita semua harus sadar.


Saya sering mengatakan bahwa bahaya di dunia ini telah meningkat. Oleh karena itu, bencana yang menggemparkan dunia terus terjadi. Saat ini, satu-satunya cara ialah bangun dan sadar. Kita harus memahami bahwa orang yang menciptakan karma buruk makin lama makin banyak. Apa yang harus kita lakukan saat ini? Hendaklah kita membangun tekad dan ikrar untuk melenyapkan karma buruk dengan ajaran. Ajaran apa? Ajaran Buddha, yakni jalan menuju kesadaran.

Lebih dari seribu tahun yang lalu, para guru Dharma bertekad untuk menyebarkan ajaran Buddha melalui tulisan. Berkat mereka, semangat dan prinsip ajaran Buddha dapat diwariskan secara melimpah hingga saat ini. Namun, sangat disayangkan bahwa meskipun semua orang telah menerima ajaran Buddha di dalam hati dan pikiran, telah menyerapnya dalam hati dan membangun tekad, mereka masih belum mempraktikkannya dalam tindakan nyata. Dahulu, orang yang sungguh-sungguh terjun ke tengah masyarakat untuk menjalankan praktik nyata sangatlah sedikit. Hendaklah kita memiliki tekad yang besar.

 Di zaman ini, ada banyak cara bagi kita untuk menyebarkan ajaran Buddha. Hendaklah kita berusaha dan segera membangkitkan kembali ajaran Buddha. Dibutuhkan orang-orang yang memiliki tekad dan sepenuh hati untuk memimpin kita terjun ke tengah masyarakat dan membawa kembali ajaran Buddha. Ajaran Buddha hendaknya membawa manfaat bagi semua makhluk dan menyelamatkan semua makhluk. Apa yang harus diselamatkan? Pemikiran dan arah kehidupan. Inilah keyakinan, ikrar, dan praktik.


Saya berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi. Berkat jalinan jodoh baik, kita dapat memulai segalanya sejak 56 tahun yang lalu sehingga saat ini kita dapat melihat jejak insan Tzu Chi di peta. Dengan membantu orang yang membutuhkan, kita dapat menyebarkan ajaran Buddha kepada orang yang tak terhitung jumlahnya dan dapat berinteraksi dengan mereka. Kita selalu membawa semangat Tzu Chi ke mana pun kita pergi. Saya sungguh berterima kasih. Beginilah cara kita menyebarkan ajaran Buddha, yaitu dengan menyerukan kepada orang-orang bahwa ajaran Buddha ada di dunia.

Kita semua harus menonton berita di Da Ai TV. Sesungguhnya, penderitaan dan hal-hal yang disesalkan sungguh banyak terjadi dalam kehidupan ini. Namun, kehidupan ini penuh dengan pembelajaran. Banyak hal yang harus kita pahami. Inilah nilai kehidupan manusia. Kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk memahami segala sesuatu. Yang lebih penting ialah kita harus hidup sebagai Bodhisatwa dunia. Kita harus bersumbangsih bagi orang-orang yang menderita. Saya berharap setiap kali ada orang yang menderita atau tidak mengerti kebenaran hidup, kita dapat membagikan ajaran Buddha kepadanya. Ini disebut berdana Dharma. Selain itu, ada pula dana materi.

Kita harus membawa bantuan bagi orang yang kurang mampu dan membawakan ajaran Buddha bagi batin mereka yang tidak memahaminya. Singkat kata, praktik dana adalah salah satu dari Enam Paramita yang meliputi dana, sila, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan.

Bodhisatwa sekalian, kita semua harus sering melafalkan dan menghafalnya. Hendaklah kita melakukan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, tekun, dan bersemangat.

Semangat Sutra Teratai adalah Jalan Bodhisatwa
Menyebarkan semangat celengan bambu untuk meneruskan jalinan jodoh
Sadar akan penyebab bencana dan memperbaiki perbuatan
Membawa manfaat bagi semua makhluk dengan keyakinan, ikrar, dan praktik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 22 Agustus 2022
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -