Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran dan Membawa Manfaat bagi Masyarakat

Berapa lamakah bumi ini bisa tetap terjaga dengan baik? Jika bumi terluka, maka umat manusia tidak bisa hidup tenteram. Karena itu, setiap orang bertanggung jawab untuk melindungi bumi. Kini berbagai organisasi keagamaan terus mengimbau orang-orang untuk menghargai bumi dan mengingatkan orang-orang bahwa kondisi iklim yang esktrem seperti sekarang ini berkaitan erat dengan aktivitas manusia. Sejak Buddha mulai membabarkan Dharma, Beliau sudah mengajarkan kepada kita kebenaran duniawi serta kebenaran nonduniawi yang bertujuan agar kita terbebas dari penderitaan. bertujuan agar kita terbebas dari penderitaan.

Hidup di dunia ini, kita harus memahami tentang segala kebenaran di alam semesta secara tuntas. Jika kita tidak memahami segala kebenaran secara tuntas, kita tidak akan tahu bagaimana cara membebaskan diri dari berbagai penderitaan dan apa sumber dari segala penderitaan. Di sebuah pantai di Turki, ditemukan jenazah seorang anak berusia 3 tahun yang merupakan pengungsi dari Suriah. Kehidupannya berakhir begitu saja karena bencana akibat ulah manusia. Namun, kita tidak bisa berbuat apa-apa. ketidakselarasan pikiran manusia. Keluarga anak ini seharusnya menjalani hidup dengan bahagia di negara asal mereka. Namun, ketidakselarasan pikiran manusia telah menimbulkan bencana akibat ulah manusia yang membuat puluhan juta orang terpaksa mengungsi ke berbagai Negara dan mengalami penderitaan yang tak terkira.

Kondisi dunia ini bergantung pada pikiran manusia. Kondisi dunia ini bergantung pada pikiran manusia. Banyak bencana di dunia ini yang timbul akibat pikiran manusia yang tidak selaras. Sebaliknya, jika membangkitkan cinta kasih, kita dapat melakukan banyak kebajikan. Selama hampir 20 tahun ini, insan Tzu Chi terus membantu orang yang dilanda penderitaan di wilayah ini. Banyak rumah warga di wilayah pegunungan yang tidak memiliki tembok yang utuh. Saat berbaring pada malam hari, mereka bisa melihat cahaya bintang di langit karena atap rumah mereka sudah rusak. Saya masih ingat dengan jelas saat turun hujan, air mengalir masuk dari atap jerami ke dalam rumah dari atap jerami ke dalam rumah sehingga selimut mereka basah kuyup. Berhubung merasa tidak tega, kita pun berusaha untuk memperbaiki kehidupan mereka. Meski mereka hidup kekurangan, tetapi asalkan memiliki jalinan jodoh, maka secara alami, penyelamat dalam hidup mereka akan muncul.

Lihatlah, insan Tzu Chi membangun rumah bagi para warga di sembilan wilayah untuk memperbaiki kehidupan mereka. Selain itu, yang terpenting adalah membantu anak-anak bersekolah. Sekitar empat atau lima tahun yang lalu  saya mendengar bahwa ada lebih dari 200 anak yang telah lulus dari perguruan tinggi. Jadi, selama hampir 20 tahun ini, selain mendirikan tempat tinggal yang aman bagi warga setempat, kita juga memberikan dana pendidikan kepada anak-anak di sana. Kita bisa melihat banyak anak yang kembali ke kampung halaman mereka untuk mengajar setelah menyelesaikan pendidikan mereka. Setelah menyelesaikan pendidikan mereka. Hingga kini, kita masih terus memberikan bantuan dana pendidikan.

Kita bisa melihat para relawan dari Guangdong membagi diri ke dalam sepuluh kelompok menuju Dongjia, Luodian untuk melakukan survei dan mencari penerima bantuan dana pendidikan. Para relawan kita masih terus melakukan survei untuk memahami kondisi setiap keluarga dan membantu anak yang membutuhkan bantuan dana pendidikan. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada para relawan kita di seluruh dunia yang terus bersumbangsih tanpa gentar menempuh perjalanan yang sulit. Banyak anak di sana yang dibesarkan oleh kakek dan nenek mereka. Selain itu, juga ada banyak keluarga yang hidup kekurangan. Menjelang musim dingin, para relawan kita kembali mengadakan kunjungan kasih para relawan kita kembali mengadakan kunjungan kasih untuk memahami kebutuhan warga di musim dingin. Relawan kita telah kembali melakukan kunjungan. Saya sungguh sangat tersentuh.

Kita juga bisa melihat di Tacloban, Filipina, beras bantuan dari Taiwan masih terus dibagikan kepada orang yang membutuhkan. “Kami kehabisan beras kemarin. Hari ini anak saya pergi ke sekolah tanpa makan apa-apa,” kata Carolina, salah satu warga Tacloban. “Untuk beberapa waktu, saya tidak perlu khawatir harus mendapatkan uang dari mana untuk membeli beras. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ucap Gerardo. “Saat menerima beras, saya sungguh sangat senang. Tuhan telah mendengar doa saya,” tutur Aurelia. “Relawan Tzu Chi merupakan malaikat. Meski kami sangat miskin, tetapi masih ada begitu banyak orang yang mengasihi kami,” ungkap Rosie. Warga-warga di sana sangat membutuhkan beras. Karena itu, mereka sangat bersyukur. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Kita juga bisa melihat para Silent Mentor yang mendonorkan tubuh mereka demi membantu pendidikan mahasiswa-mahasiswi kedokteran. Kita bisa melihat seorang dokter yang merupakan alumni Universitas Tzu Chi kembali ke universitas kita untuk membimbing adik-adik kelasnya. Dia adalah dr. Loh Tzu-wen dari departemen bedah saraf yang telah menjadi dokter tetap selama bertahun-tahun. Kali ini, dia kembali untuk membimbing adik-adik kelasnya dalam kelas simulasi bedah.

Pendidikan sungguh sangat penting. Meski perjalannya sangat sulit, tetapi setiap kali melihat hasilnya, saya selalu merasa sangat tersentuh. Saat mendonorkan tubuh mereka, banyak Silent Mentor yang berkata kepada murid-murid kita, “Kalian boleh salah menyayat tubuh saya ribuan hingga puluhan ribu kali, “Kalian boleh salah menyayat tubuh saya ribuan hingga puluhan ribu kali, tetapi jangan sekali pun kalian salah menyayat tubuh pasien.” Inilah harapan terakhir para Silent Mentor. Mereka mendedikasikan diri dengan tulus dan cinta kasih tanpa pamrih untuk membantu para calon dokter. Betapa indahnya kehidupan mereka. Mereka telah mengembangkan potensi besar dalam kehidupan mereka.

Murid-murid kita juga dapat terus berkembang dengan adanya cinta kasih para Silent Mentor. Sungguh, potensi anak-anak muda tidak bisa diremehkan. Kita juga bisa melihat di Wulai, pascatopan kali ini, banyak anak muda di masyarakat yang turut membantu membersihkan lingkungan bersama insan Tzu Chi. Lihatlah, mereka harus mengangkat kulkas dari ruang bawah tanah ke atas. Kulkas ini bukanlah kulkas kecil seperti kulkas rumah tangga biasa, melainkan kulkas untuk keperluan komersial yang sangat besar dan berat. Lihatlah, insan Tzu Chi mengangkatnya dari lantai ketiga ruang bawah tanah hingga ke lantai dasar. Sekelompok anak muda ini sungguh merupakan bantuan besar bagi kita. Di masyarakat kita, ada banyak anak muda yang bisa membawa manfaat bagi masyarakat. Alangkah baiknya jika setiap orang bisa membawa manfaat bagi masyarakat seperti sekelompok anak muda ini.

Kapal yang terbalik membuat para pengungsi kehilangan anggota keluarga

Menabur benih kebajikan dan memberikan bantuan dana pendidikan

Mendonorkan tubuh untuk membina dokter humanis

Mengajak anak-anak muda untuk melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 September 2015

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -