Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran dan Menenteramkan Masyarakat

Semula, hati orang-orang sudah tidak tenang akibat wabah COVID-19. Jadi, terbunuhnya seorang warga berkulit hitam di AS pun memicu aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan. Setelah dimulai, aksi demonstrasi terus-menerus meluas.

Dunia ini sangatlah rentan. Buddha berkata bahwa hidup manusia tidak kekal dan bumi pun rentan. Ketidakselarasan pikiran manusia mudah memicu terjadinya bencana. Sungguh, ini merupakan bencana akibat ulah manusia. Kita juga tidak berdaya. Ini tidak seharusnya terjadi.

Orang-orang yang menimbulkan kerusuhan mungkin juga tidak tahu mengapa mereka begitu impulsif. Saya yakin demikian. Mengapa mereka bertindak impulsif? Ini sulit untuk dipahami.

Ada banyak orang yang tidak berani keluar rumah karena mewabahnya COVID-19. Ditambah dengan kerusuhan kali ini, orang-orang semakin takut dan tidak berani keluar rumah. Aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan ini telah menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat. Ini mendatangkan penderitaan.

Dunia ini memang penuh dengan penderitaan. Ada penderitaan karena kemiskinan, usia tua, penyakit, mengkhawatirkan keluarga, dan berbagai penderitaan lainnya. Aksi demonstrasi ini juga mendatangkan penderitaan. Sesungguhnya, apa penyebab penderitaan?

 

Manusia bisa hidup damai. Meski terdapat penderitaan karena kemiskinan atau penyakit, tetapi asalkan masyarakat damai dan harmonis, maka akan ada insan penuh cinta kasih yang memberikan bantuan. Dengan demikian, orang kurang mampu juga bisa hidup stabil dalam jangka panjang. Jadi, meski terdapat orang kurang mampu, kestabilan masyarakat tetap bisa terjaga.

Namun, akibat aksi demonstrasi ini, orang berada tidak bisa tenang dan orang kurang mampu semakin takut dan cemas. Ini karena pikiran manusia tidak selaras. Pada zaman sekarang, kita harus memetik hikmah dari bencana yang terjadi. Kita membutuhkan kekuatan cinta kasih untuk menenangkan hati orang-orang.

Insan Tzu Chi selalu merangkul dan menghibur orang yang membutuhkan. Kita bukan sekadar menghibur, tetapi juga merangkul mereka dengan penuh kasih sayang. Selain menjangkau dan menghibur mereka, kita juga merangkul mereka. Saat tahu bahwa ada orang yang membutuhkan, kita bersedia mencari cara untuk memberikan bantuan.

Meski tidak memiliki hubungan apa pun, demi ketenteraman dunia, insan penuh cinta kasih akan menjangkau orang yang membutuhkan untuk bersumbangsih. Inilah cinta kasih agung tanpa mementingkan jalinan jodoh. Kita berusaha menjalin jodoh baik dengan semua orang.

Melihat orang yang kekurangan, jatuh sakit, atau menderita, kita juga membangkitkan perasaan senasib dan sepenanggungan. Kita turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain. Meski orang lain yang terluka, tetapi kita turut merasakan rasa sakit mereka. Demikianlah hati Bodhisatwa.

 

Kita bersumbangsih dengan cinta kasih tanpa pamrih. Jadi, orang-orang yang menderita karena kemiskinan atau penyakit bisa mendapat bantuan yang penuh cinta kasih dan kehangatan. Setelah menerima bantuan, mereka juga bisa memperbaiki kehidupan menjadi orang yang bisa menolong sesama. Setiap hari, kita bisa melihat kasus seperti ini.

Di Amerika Serikat, relawan kita bekerja sama dengan bank makanan agar orang yang membutuhkan dapat memilih bahan pangan yang dibutuhkan dan membawanya pulang secara gratis. Inilah yang dilakukan oleh relawan kita di Amerika Serikat. Di sana terdapat kebiasaan seperti ini. Saya merasa bahwa ini adalah cara yang bagus. Orang berada bersumbangsih dengan gembira bagi orang kurang mampu. Jadi, orang kurang mampu bisa mendapat bantuan dari insan penuh cinta kasih.

Harga diri mereka tetap terjaga dan mereka bisa mendapatkan barang bantuan dari insan penuh cinta kasih untuk menjaga kelangsungan hidup mereka. Saat mendengarnya, saya memuji bahwa cara seperti itu sangat bagus. Namun, melihat kerusuhan tadi, kita sungguh tidak berdaya.


Kini kita harus berdoa dengan tulus. Mari kita berdoa dengan tulus semoga kemarahan publik segera mereda. Jika tidak, kerusuhan seperti ini akan lebih menakutkan daripada pandemi. Saya berharap orang-orang di seluruh dunia dapat berdoa dengan tulus semoga kerusuhan di Amerika Serikat segera berakhir. Jika tidak, negara-negara lain, termasuk negara di Eropa, juga akan terpengaruh. Berdasarkan siaran berita, di Inggris dan Jerman, pikiran orang-orang juga mulai tidak tenang dan melakukan aksi demonstrasi.

Intinya, kita berharap masyarakat damai dan pikiran manusia dapat selaras. Saat pikiran manusia selaras, barulah dunia bisa tenteram. Mari kita bersama-sama berdoa bagi mereka. Semoga pikiran setiap orang dapat selaras. Penyakit batin manusia lebih menakutkan daripada wabah penyakit. Jadi, janganlah kita membiarkan penyakit batin ini terus menular.

Wabah penyakit kali ini saja sudah membuat setiap orang merasa takut. Kini ketidakselarasan pikiran orang-orang di Amerika Serikat sudah hampir menimbulkan penyakit batin. Saya berharap dunia dapat tenteram dan terbebas dari bencana. Untuk itu, semua orang harus berdoa dengan tulus.

Ketidakselarasan pikiran manusia menimbulkan kerusuhan
Orang kurang mampu merasa takut, orang berada pun panik
Menghibur dan merangkul yang membutuhkan serta membantu memperbaiki kehidupan mereka
Semoga masyarakat stabil dan kemarahan publik segera mereda

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 04 Juni 2020
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -