Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran demi Ketenteraman Dunia

Memikirkan kondisi dunia ini, saya merasa khawatir setiap hari. Sungguh, akibat ketidakselarasan empat unsur alam, terjadi banyak bencana di seluruh dunia. Pikiran manusia yang tidak selaras juga menimbulkan banyak bencana akibat ulah manusia. Setiap hari, saya merasa sangat khawatir. Kini, mengapa langsung terjadi banjir begitu turun hujan deras? Jika selokan dan sungai tersumbat, banjir tentu lebih mudah terjadi. Ini karena tersumbat sampah.

Selama puluhan tahun ini, masalah sampah masih belum teratasi karena kurangnya kesadaran lingkungan masyarakat. Semua orang tahu bahwa perubahan iklim ditimbulkan oleh meningkatnya temperatur Bumi. Meningkatnya temperatur Bumi berkaitan erat dengan kelestarian lingkungan. Meski semua orang tahu bahwa pemanasan global terjadi karena polusi udara, tetapi banyak negara yang menyatakan bahwa mereka masih harus melakukan pengembangan industri agar bisa memperoleh keuntungan. Keuntungan tetap diprioritaskan.


Kita juga tidak berdaya. Karena itulah, saya berkata bahwa jika kita hanya sepaham, tetapi tidak sepakat untuk bertindak bersama, kita tetap harus menerima akibat dari karma buruk kolektif semua makhluk. Apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan membiarkannya? Setiap hari, saya berkata bahwa menyucikan hati manusia adalah satu-satunya cara. Menyucikan hati manusia tidak bisa dilakukan dengan ucapan saja, kita harus bertindak secara nyata.

Jika kalian mengikuti ceramah pagi saya, kalian pasti sering mendengar saya berkata bahwa kita harus menyucikan hati manusia. Untuk menyucikan hati manusia, kita harus bertindak secara nyata. Kita harus menjaga kebersihan dari sumbernya. Saya sangat bersyukur kepada para relawan yang melakukan daur ulang secara nyata. Berhubung memiliki jalinan jodoh ini, kita harus menggenggamnya dengan baik. Kita mengumpulkan barang daur ulang bukan demi menghasilkan uang. Bukan demikian. Yang terpenting adalah menyucikan hati manusia.


Kita menggunakan konsep daur ulang untuk mengimbau setiap keluarga hidup sederhana dan jangan terlalu boros. Kita juga mengimbau orang-orang untuk mengurangi konsumsi air mineral. Kita berharap orang-orang dapat memasak air sendiri. Air yang sudah dimasak seharusnya lebih aman untuk dikonsumsi daripada air mineral. Sesungguhnya, di mana sumber air mineral? Sesungguhnya, dari mana air mineral berasal? Kita tidak tahu jelas.

Dengan memasak air di rumah, kita bisa memastikan bahwa air itu sudah steril dan aman untuk dikonsumsi. Kini, ketersediaan sumber daya air tidak merata. Lihatlah, ada wilayah yang kekeringan, sedangkan wilayah lainnya dilanda banjir akibat guyuran hujan deras. Di wilayah yang kekeringan, mendapat seteguk air saja sulit. Karena itu, kita harus menghargai sumber daya air. Kita juga mengimbau orang-orang untuk menjaga kebersihan barang daur ulang.


Jika setiap keluarga dapat langsung memilahnya di rumah, kita dapat menghemat tenaga. Sebaliknya, jika mengumpulkan barang daur ulang dari tumpukan sampah, selain tidak higienis, kita juga harus menggunakan banyak air untuk mencucinya setelah melakukan pemilahan. Ini sangat disayangkan karena memboroskan banyak air. Jika kita bisa mengimbau setiap orang untuk memasak air sendiri, maka tidak ada yang perlu membeli air mineral. Dengan demikian, kita bisa mengurangi penggunaan botol plastik.

Jika berkesempatan untuk berinteraksi dengan warga, kita harus mengimbau mereka untuk menyiapkan bekal makan siang di pagi hari. Dahulu, orang-orang menggunakan kotak bekal berbahan logam untuk anak-anak mereka. Usai menyantap sarapan di rumah, jika kita bisa membawa bekal makan siang ke sekolah atau tempat kerja, maka kita tidak perlu membeli makanan di siang hari lagi. Banyak orang yang membuang makanan yang tidak bisa dihabiskan. Ini bukan hanya menyia-nyiakan makanan, tetapi juga bisa mendatangkan serangga. Jika memiliki kesempatan, kita harus memberikan imbauan.


Saya melihat bahwa saat melakukan daur ulang di malam hari, kalian berbagi kebenaran-kebenaran ini dengan orang-orang dengan harapan mereka dapat mengasihi Bumi, menghargai sumber daya air, dan menjaga kebersihan. Dengan berbuat demikian, pahala kalian sungguh tak terhingga. Inilah yang disebut menyucikan hati manusia. Menyucikan hati harus dimulai dari diri sendiri. Ini bisa kita lakukan setiap hari.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, dengan kesungguhan hati, tidak ada yang tidak bisa dicapai. Kita menyebarkan benih cinta kasih di seluruh dunia. Di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi selalu bergerak untuk memberi bantuan. Jika terdapat relawan di lokasi bencana, saya merasa lebih tenang. Jika tidak, kita harus mengandalkan relawan dari negara lain untuk menyalurkan bantuan bencana. Ini membutuhkan kerja keras.


Saya juga mengkhawatirkan relawan kita. Bagaimana memastikan keselamatan relawan yang menyalurkan bantuan? Ini merupakan tanggung jawab saya. Jadi, saya sangat mengkhawatirkan keselamatan para relawan kita. Singkat kata, Bodhisatwa harus mempraktikkan Enam Paramita. Kita harus memikirkan cara untuk menolong dan membimbing sesama. Untuk itu, dibutuhkan Enam Paramita, yakni dana, disiplin moral, kesabaran, semangat, konsentrasi, dan kebijaksanaan.

Kita harus mempraktikkan Enam Paramita sebagai wujud kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi. Kita juga harus menggunakan berbagai cara untuk berbagi pengalaman dengan orang-orang. Bodhisatwa sekalian, berhubung hidup di tempat yang aman dan tenteram, kita harus lebih bersungguh hati dan tulus. Dengan ketulusan dan kesungguhan hati, kita menciptakan berkah bagi dunia dengan harapan menjaga ketenteraman di Taiwan.

Orang yang hidup aman dan tenteram hendaknya bersumbangsih bagi sesama dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya saat bencana terjadi. Jika tidak, semuanya akan terlambat. Saat kondisi aman dan tenteram, kita juga harus bersumbangsih. Dengan demikian, barulah kita benar-benar menciptakan berkah bagi dunia.

Menyelaraskan pikiran demi ketenteraman dunia

Menerapkan konsep bersih dari sumbernya dalam melakukan daur ulang

Mengendalikan nafsu, tahu berpuas diri, dan mempraktikkan Enam Paramita

Menciptakan berkah bagi dunia dengan ketulusan dan kesungguhan hati

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 6 April 2018

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -