Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Pikiran Manusia dan Membawa Harapan


“Pada masa pandemi Covid-19, saya dan relawan lainnya menjalankan misi Tzu Chi di berbagai pulau terpencil dan membimbing relawan setempat. Tahun ini, akan ada 60 orang relawan di Filipina yang dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah Tzu Chi Filipina. Kami pasti akan sungguh-sungguh mewariskan semangat Tzu Chi dan membina relawan baru. Kami akan menggalang Bodhisatwa dunia secara luas untuk menggarap ladang berkah Bersama,”
kata Henry Yunez Ketua Tzu Chi Filipina.

Setiap kali mendengar laporan Tzu Chi Filipina, saya selalu sangat tersentuh. TIMA juga berawal dari Filipina. Pada masa-masa awal, Dokter Qua, Dokter Leh, Dokter Sy, Dokter Say, dan dokter lainnya dari Filipina selalu berkunjung ke Hualien pada saat bulan purnama di bulan 8 Imlek. Saya masih ingat saat itu, di lapangan Griya Jing Si yang penuh rumput, kita berhimpun untuk menikmati keindahan bulan. Saya masih mengingatnya dengan jelas. Ini berkat adanya jalinan jodoh.

Para anggota TIMA di Filipina telah bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Mari kita mengenang masa lalu dan memandang penting semuanya. Ini adalah sejarah. Perjalanan mereka selama ini penuh kesulitan, tetapi mereka merasa bahagia. Saya yakin bahwa Tzu Chi dapat dijalankan di sana hingga selamanya.

Berhubung Tzu Chi selalu menolong orang-orang yang kekurangan, jatuh sakit, atau mengalami keterbatasan fisik di tengah masyarakat, Tzu Chi sungguh sangat dibutuhkan di sana. Insan penuh kasih di tengah masyarakat juga memberikan dukungan kepada Tzu Chi dengan antusiasme dan cinta kasih tanpa pamrih. Karena itulah, Tzu Chi bisa dijalankan di Filipina hingga kini.


Saya sangat bersyukur kepada para relawan dan ketua Tzu Chi Filipina yang sangat bersungguh hati. Para relawan kita tidak pernah menyerah untuk bersumbangsih, bahkan terus meningkatkan kekuatan cinta kasih mereka. Kita hendaknya bersungguh hati menggarap ladang berkah dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Menggalang Bodhisatwa dunia berarti meningkatkan harapan untuk menyucikan hati manusia. Kita berharap ada makin banyak orang yang bersatu hati dan bergotong royong.

Kita harus bersungguh hati untuk menginspirasi lebih banyak orang bergabung dengan kita. Dengan demikian, barulah energi kebaikan dan keharmonisan bisa tercipta. Kita tahu bahwa dunia ini makin lama makin keruh. Ajaran Buddha dapat menyucikan dunia ini. Karena itulah, kita harus mempraktikkan ajaran Buddha. Saya juga menghormati agama lain yang mengajarkan kebenaran. Berhubung Tzu Chi merupakan organisasi Buddhis, kita pun mempraktikkan semangat ajaran Buddha di Kompleks Tzu Chi dengan kesatuan hati, tekad, dan ikrar.

Di Tzu Chi, kita memiliki misi. Menjalankan misi Tzu Chi adalah tekad dan ikrar kita. Kita harus membangun tekad dan ikrar untuk melakukan tindakan nyata dan menyucikan dunia. Kompleks Tzu Chi adalah ladang pelatihan terbaik untuk menghimpun kebajikan dan cinta kasih orang-orang. Karena itu, Kompleks Tzu Chi sangat dibutuhkan. Tentu saja, ajaran Buddha harus disebarluaskan.


Hari ini, saya juga mendengar tentang Zamboanga. Relawan Lim sudah sangat senior. Dahulu, sering terjadi masalah sosial di Zamboanga. Berkat keteguhan Relawan Lim, mereka dapat menjalankan Tzu Chi di sana, bahkan menyebarluaskannya. Namun, juga dibutuhkan lebih banyak tenaga manusia. Makin banyak orang yang bergabung, makin besar kesempatan kita untuk mengembangkan Tzu Chi di Zamboanga.

Selain itu, sepuluh tahun lalu, kita juga menyalurkan bantuan bencana di Pulau Bohol dan sekitarnya. Tentu saja, kita sering berkata bahwa di mana pun bencana terjadi, insan Tzu Chi akan pergi ke sana untuk bersumbangsih. Karena itulah, kita bisa menginspirasi orang-orang yang penuh cinta kasih untuk bergabung.

Kini, saya berharap tak ada lagi bencana yang terjadi. Kita harus membangkitkan cinta kasih. Di mana pun berada, kita harus memperkenalkan Tzu Chi serta bersumbangsih dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Mari kita bertekad untuk menjadi petani yang menabur butir demi butir benih cinta kasih. Asalkan ada petani yang baik dan lahan yang subur, benih-benih ini akan bertumbuh. Asalkan bersungguh hati dan tekun menabur benih cinta kasih di Filipina, kita bisa mengubah lahan yang gersang menjadi lahan yang subur.


Selain itu, dengan cuaca yang bersahabat, secara alami pepohonan, bunga, dan rumput akan tumbuh subur dan menjadi pemandangan alam yang indah. Untuk menciptakan pemandangan alam yang indah dan masyarakat yang harmonis, kita harus menjadi petani yang benih cinta kasihnya telah bertumbuh dan kembali menabur benih cinta kasih.

Para anggota Tzu Cheng, komite, komisaris kehormatan, dan donatur, agar alam makin indah dan hijau serta setiap orang hidup aman dan tenteram, kita harus menyelaraskan kondisi iklim. Saya sering merasa prihatin akan hal ini. Sesungguhnya, ketidakselarasan pikiran manusialah yang membuat iklim menjadi tidak selaras. Kini, kita harus menyelaraskan pikiran manusia dengan Dharma. Untuk itu, kita harus terlebih dahulu menginspirasi orang-orang untuk bergabung agar memiliki kesatuan hati dengan kita.

Saya sering memperagakan isyarat tangan dari "menyatukan hati". Saat setiap orang menyatukan hati yang penuh cinta kasih, dunia ini akan menjadi Tanah Suci Bodhisatwa.   

Menolong orang yang menderita hingga selamanya
Menghimpun cinta kasih dan kebajikan serta tekun bersumbangsih
Tzu Chi di Filipina terus berkembang seiring waktu dan membawa harapan
Menyelaraskan pikiran manusia dan mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 16 Juni 2023
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -