Ceramah Master Cheng Yen: Menyelaraskan Tubuh dan Pikiran untuk Mempraktikkan Kebajikan Bersama
“Jika tidak makan daging, apakah kita bisa melindungi Bumi? Bisa.”
“Manusia ingin hidup. Apakah kita pernah berpikir bahwa hewan juga memiliki nyawa dan karena nafsu keinginan mulut manusia, nyawa ini akan hilang? Kita akan menyadari bahwa bervegetaris adalah suatu hal yang baik karena dapat membangkitkan empati kita untuk memiliki welas asih dan mencintai hewan,” kata Yan Yu-shan Guru TK Cinta Kasih Tzu Chi.
“Sudah siap untuk berangkat dan menjalankan tantangan?”
“Mereka berkata bahwa kita harus bervegetaris. Bumi telah mengalami pemanasan global sehingga kita harus melindungi Bumi dengan bervegetaris dan melestarikan lingkungan,” kata Huang Yu-qiong Warga.
“Anak-anak ini berkata bahwa pola makan vegetaris baik bagi Kesehatan,” kata Jiang Yun-yan Warga.
“Apakah Anda bersedia bervegetaris bersama mereka? Ya.”
Di dunia ini, salah satu hal paling utama bagi manusia ialah makanan. Makan adalah hal yang terpenting. Oleh karena itu, sungguh banyak karma buruk yang berawal dari makanan dan nafsu keinginan mulut.
Saat ini, kita hidup di era berkelimpahan, terutama di Taiwan. Apa pun yang ingin kita makan, semuanya tersedia. Kita tidak merasa bahwa perkara makan sangatlah penting. Semua keinginan bisa kita dapatkan dengan mudah. Namun, di tempat yang penuh penderitaan, bahkan untuk mendapatkan semangkuk nasi pun sangat sulit. Jadi, bagi kita yang masih berkecukupan, kita harus memikirkan orang-orang yang tidak dapat makan.
Sungguh, pada saat seperti ini, semua orang dapat menjadi guru bagi orang lain. Khususnya bagi insan Tzu Chi, kita harus dapat memikul tanggung jawab ini. Lebih dari 2.500 tahun yang lalu, Buddha datang ke dunia dan menyaksikan berbagai penderitaan yang ada, antara lain kekurangan materi, pakaian, makanan, dan tempat tinggal yang layak.
Kehidupan ini sungguh penuh dengan penderitaan. Terlebih lagi, orang-orang kekurangan sandaran batin sehingga kehidupannya diliputi oleh noda batin, kegelapan batin, dan pikiran yang sesat. Pada saat itu, Buddha menyadari bahwa untuk menolong orang, kita bukan hanya memastikan mereka cukup makan dan memiliki pakaian yang hangat, melainkan yang terpenting ialah memberikan bimbingan spiritual.
Saat ini, kita dipenuhi dengan makanan, pakaian, dan materi. Namun, masih ada yang kurang dan masih harus kita tingkatkan. Kita belum memberikan bimbingan spiritual. Hendaklah kita melatih diri dan memperhatikan tindakan, pikiran, dan tutur kata kita. Ke mana pun saya pergi, saya selalu melihat tata krama insan Tzu Chi selalu sama. Begitu pula dengan pakaian seragam yang dikenakan oleh anggota komite Tzu Chi, Tzu Cheng, dan komisaris kehormatan.
Jika seseorang membawa dirinya sendiri dengan cara yang bermartabat, orang lain akan menghormatinya. Inilah pelajaran yang dapat kita terapkan dalam tindakan sehari-hari kita. Oleh karena itu, hendaklah kita menyelaraskan pikiran dan tubuh kita. Tentu saja, ini bukanlah hal yang mudah. Dalam 10 gelar Buddha, salah satunya adalah "Penakluk". Penakluk dapat menaklukkan dan mengajar semua makhluk.
Bagi semua makhluk hidup, kehidupan adalah hal yang terpenting. Pikiran manusia untuk bertahan hidup sama dengan hewan. Jadi, keinginan untuk bertahan hidup antara manusia dan hewan adalah sama. Hendaklah kita memiliki sikap empati. Kita telah mempelajari ajaran Buddha yang mengajarkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang merasa sepenanggungan.
Hendaklah kita berpikir dengan sikap empati. Setelah memikirkan ajaran ini, kita seharusnya mengubah pola pikir dan meluruskan pandangan kita yang salah. Inilah yang saya katakan mengenai mengubah kehidupan. Meski saya berbicara mengenai mengubah kehidupan orang-orang di Nepal, sesungguhnya saya ingin mengubah kehidupan di seluruh dunia.
Untuk orang yang berada, hendaklah kita mengubah nafsu keinginan mereka menjadi cinta kasih sehingga mereka dapat bersumbangsih dengan cinta kasih. Bagi yang serakah, kita harus mengubah pola pikir mereka menjadi pola pikir untuk melayani sesama. Ketika semua orang memiliki pikiran yang sama, Bodhisatwa dapat membentangkan jalan dengan cinta kasih dan membuka hati setiap orang. Jika semua orang bersatu, kita dapat membentangkan jalan yang rata di dunia. Hendaklah kita menginspirasi orang lain dan menggalang Bodhisatwa.
Saya ingin menyampaikan kepada seluruh insan Tzu Chi bahwa kita harus memiliki pengetahuan, pandangan, dan tindakan yang benar. Saya berharap bahwa seluruh Bodhisatwa dapat hidup sederhana dan bervegetaris. Inilah gaya hidup yang paling mulia. Tidak hanya menjaga penampilan yang sederhana, kita juga harus menggalakkan vegetarisme. Janganlah kita memakan daging makhluk hidup. Dengan bervegetaris, kita dapat menjaga kemurnian tubuh karena tidak membuang bangkai hewan ke dalam perut kita.
Di masa lalu, saya mengatakan bahwa janganlah kita menjadikan perut kita sebagai kuburan hewan. Kita dapat menjaga kemurnian tubuh dengan bervegetaris. Terlebih lagi, sayur-sayuran dan buah-buahan dapat lebih mudah dicerna. Dengan demikian, kita dapat memiliki gizi yang cukup tanpa membunuh hewan. Setelah bervegetaris, tubuh dan pikiran kita akan merasa tenang karena kita tidak berutang karma kepada hewan.
Janganlah kita mengonsumsi daging makhluk hidup karena kita akan berutang karma kepada mereka. Kita harus membayar sesuai dengan jumlah daging yang kita makan. Ini sangatlah adil. Janganlah kita memulai untuk membunuh hewan. Jika kita mengharapkan dunia yang damai dan tenteram, kita harus membebaskan kehidupan hewan. Ini bukan berarti kita sengaja membeli hewan, lalu melepaskannya ke alam. Dengan tidak mengonsumsi hewan, kita telah membebaskan mereka.
Ketika beberapa orang berkumpul, untuk membuat 500 nasi kotak, kita membutuhkan 38 ekor ayam. Jika 500 orang bervegetaris, berarti 500 orang telah menyelamatkan nyawa 38 ekor ayam. Jadi, hendaklah kita semua bersungguh hati.
Saya sering berbicara tentang kelompok. Kelompok adalah orang banyak yang berkumpul. Ketika orang banyak berkumpul dan menyatukan tekad mereka, ini disebut kesatuan hati. Ketika kita membentuk aksara Tionghoa "orang" dan menempatkannya di depan mulut kita, terbentuklah aksara Tionghoa "kesatuan".
Hendaklah semua orang bersatu hati untuk mengimbau orang lain untuk mencintai, membebaskan, dan melindungi hewan. Inilah hal-hal yang dapat kita lakukan. Insan Tzu Chi dapat menjadi teladan bagi semua orang di dunia dan menciptakan pahala yang tak terhingga.
Tahu berpuas diri dan mengurangi nafsu keinginan demi memurnikan perbuatan
Menyelaraskan pikiran sendiri di tengah masyarakat
Membentangkan cinta kasih dan mengubah kehidupan
Membangkitkan welas asih dan mempraktikkan kebajikan bersama
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 Maret 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 14 Maret 2023