Ceramah Master Cheng Yen: Menyempurnakan Berkah dan Kebijaksanaan dengan Mempraktikkan Dharma
Belakangan ini, insan Tzu Chi tetap mencurahkan cinta kasih.
Saya terus berpesan pada mereka untuk menjaga keselamatan diri.
Lihatlah, mereka terus melangkah maju untuk bersumbangsih. Mereka tidak mengejar ketenteraman dan kebahagiaan pribadi. Meski perjalanan sangat sulit, mereka tetap maju selangkah demi selangkah dengan mengatasi setiap rintangan. Jadi, meski penuh rintangan dan kesulitan, mereka tetap melangkah maju.
Setiap hari, saya mengkhawatirkan banyaknya penderitaan di seluruh dunia. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Saat memberikan bantuan pada satu negara, kita juga mengkhawatirkan negara lain.
Selain itu, saya juga mengkhawatirkan relawan yang memberikan bantuan. Karena itulah, saya terus mengingatkan mereka untuk berhati-hati. Saya berharap relawan kita bisa tekun melatih diri. Namun, berhubung perjalanan sangat sulit, saya berharap mereka dapat menunggu hingga kondisi jalan diperbaiki, baru pergi. Kedua pikiran itu bertentangan.
Saya berharap mereka dapat segera bergerak untuk memberikan bantuan, tetapi juga mengkhawatirkan para relawan yang menjalankan misi di tengah kondisi yang sulit dan berbahaya. Pikiran saya sungguh terbebani setiap hari. Namun, yang paling membuat saya sedih ialah ketidakselarasan iklim yang terus menimbulkan bencana. Jadi, saya sungguh sangat khawatir.
Belakangan ini, kita juga dilanda bencana yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Bencana apakah itu? Pandemi COVID-19.
Pandemi ini ditimbulkan oleh virus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
“Talenan untuk memotong daging sudah dicuci. Namun, saat melakukan kultur bakteri, kami mendapati puluhan, bahkan ratusan bakteri pada talenan itu. Bakteri-bakteri itu bukan hanya bisa menimbulkan penyakit, bahkan bisa mematikan. Bakteri itu bisa menimbulkan pendarahan dan infeksi serius di saluran pencernaan,” kata Chien Sou-hsin Kepala RS Tzu Chi Taichung.
Dari sini bisa diketahui bahwa penyakit bisa masuk melalui mulut jika kita mengonsumsi daging. Banyak orang yang mengonsumsi daging. Demi memenuhi nafsu makan manusia, banyak hewan yang dibunuh.
Kini, dengan menggunakan mesin, manusia bisa dengan mudah membunuh banyak hewan. Ini berkat adanya pengetahuan. Dengan pengetahuan, kita mengetahui banyak hal. Namun, dengan pengetahuan, manusia juga bisa menciptakan karma buruk. Karena itu, orang yang berpengetahuan hendaknya dibimbing ke arah yang benar. Dengan membimbing mereka ke arah yang benar, kita bisa menginspirasi kebajikan mereka sehingga mereka bisa menggunakan pengetahuan untuk melakukan kebajikan dan hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
Jika memiliki jalinan jodoh yang lebih dalam, kita juga bisa berbagi ajaran Buddha dengan mereka agar kekuatan cinta kasih mereka semakin besar. Bagi orang yang memiliki berkah dan kebijaksanaan, mereka akan menyelami ajaran yang bijaksana. Dengan menyelami ajaran yang bijaksana, mereka dapat menyerap Dharma yang menakjubkan, menyucikan hati, dan menuju arah yang benar, yakni cinta kasih yang murni dan tanpa pamrih. Inilah yang diajarkan oleh Buddha.
Kita mempelajari Dharma yang sesungguhnya. Dharma bukanlah pengetahuan umum, melainkan ajaran yang bijaksana. Dharma sungguh menakjubkan. Namun, jangan hanya mempelajarinya tanpa mempraktikkannya.
Aksara mandarin “kebijaksanaan” terdiri atas “pengetahuan” dan “matahari”. Matahari mendatangkan kecemerlangan. Jadi, jika pengetahuan dilengkapi dengan kecemerlangan, kita akan memiliki kebijaksanaan. Dengan kebijaksanaan, kita bisa menganalisis sesuatu secara menyeluruh. Saat melihat sesuatu, kita bisa memahami semua kebenaran yang terkandung di baliknya.
Melihat bencana yang terjadi, kita bisa membayangkan kondisi para korban bencana sehingga kita berusaha untuk memberikan bantuan pada mereka. Jadi, kita perlu menghimpun tetes demi tetes cinta kasih.
Kita bisa melihat banyak bencana dan orang yang menderita di seluruh dunia. Dibutuhkan cinta kasih setiap orang untuk mengurangi bencana dan mewujudkan masyarakat yang tenteram. Tanpa menciptakan berkah, kita tidak bisa mengurangi bencana. Jadi, kita harus menciptakan berkah untuk melindungi orang-orang dan mewujudkan ketenteraman.
Janganlah kita meremehkan diri sendiri. Setiap orang memiliki kekuatan. Himpunan kekuatan kecil juga bisa membentuk kekuatan besar.
Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian atas cinta kasih kalian. Kalian telah mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Apakah kita hanya ingin memiliki pengetahuan tentang semua orang dan hal? Tidak. Kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan.
Dengan pengetahuan, kita masih memiliki sikap perhitungan dan nafsu keinginan. Namun, dengan kebijaksanaan, kita bisa melenyapkan nafsu keinginan dan terbebas dari sikap perhitungan. Ini dapat menyucikan hati kita. Dengan hati yang murni, barulah kita bisa membina moralitas, keluhuran, serta cinta kasih yang murni dan tanpa pamrih.
Saat menapaki Jalan Bodhisatwa, kita juga membina moralitas dan keluhuran. Inilah yang disebut kebijaksanaan.
Bodhisatwa sekalian, saya bersyukur pada kalian yang mengerahkan kebijaksanaan dan kekuatan untuk menolong orang-orang yang menderita. Asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja.
Berharap
insan Tzu Chi dapat segera menyalurkan bantuan bencana
Mengkhawatirkan
keselamatan insan Tzu Chi
Menginspirasi
kebajikan untuk menyelami Dharma yang menakjubkan
Menyempurnakan berkah dan kebijaksanaan dengan
kecemerlangan
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Juli 2020