Ceramah Master Cheng Yen: Menyempurnakan Karakter, Menolong Semua Makhluk

Kondisi di Venezuela kini sangat tidak tenang. Pasar-pasar swalayan setempat sering kali dijarah akibat terjadinya inflasi. Warga tidak tahan lagi terhadap kurangnya barang pemenuh kebutuhan sehingga banyak orang menghalalkan segala cara, seperti menjarah dan sebagainya. Namun, kita memiliki seorang relawan di sana. Dia adalah relawan pertama di Venezuela. Selama bertahun-tahun, dia berbisnis di sana dan tetap memegang teguh semangat Tzu Chi. Setinggi apa pun tingkat inflasi di sana, dia tidak menimbun barang dan tidak menaikkan harga. Dia tetap memegang teguh prinsip ini sehingga dikagumi oleh warga setempat. Selain itu, di masyarakat, saat bertemu orang yang menderita, lansia, orang yang berketerbatasan fisik, orang sakit, dan lain-lain dia sangat bersedia untuk membantu.

Dari mana dia mendapat sumber daya untuk itu? Berhubung dirinya sangat tulus, maka dia mendapat dukungan dari warga setempat. Dia menyosialisasikan kegiatan daur ulang. Banyak orang yang mendukung kegiatan ini dan hasilnya dihimpun sedikit demi sedikit. Dia juga ingin membagikan beasiswa, ingin membantu warga yang kesulitan, cacat, atau sakit. Dia sangat adil sehingga mendapat pujian dari banyak orang, bahkan polisi pun berinisiatif untuk mendampinginya menjadi relawan.

Selama bertahun-tahun, dia menjalankan misi dan menyosialisasikan daur ulang di tengah berbagai keterbatasan. Dia pun tidak berkata, "Ini karya saya." Dia selalu berkata, "Ini berkat semangat celengan bambu dari Taiwan dan berkat sumbangsih banyak orang yang mendukung kegiatan daur ulang." Dia berhati lapang dan tidak merasa berjasa. Meskipun begitu, orang-orang sangat mengasihinya. Kualitas bantuan yang diberikan pun meningkat karena para relawan sangat menghormati penerima bantuan. Bukan hanya para penerima yang berterima kasih, warga sekitar pun sangat kagum. Dia telah mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Kita sungguh harus mengapresiasi dirinya. Berkat dirinya, banyak orang bersedia mengikuti kegiatan daur ulang.

doc tzu chi

Kita juga melihat sebuah kasus dari Filipina. Tujuh tahun lalu, pasien ini mengalami sakit gigi dan kesulitan untuk berobat. Seorang mantri setempat mencabut giginya.

“Saya mencari seorang mantri untuk membantu. Dia mencabut gigi saya dengan sendok. Gigi yang dicabut sangat kecil, tetapi ternyata gigi itu hanya patah sebagian dan tidak seluruhnya tercabut. Akibatnya, rasa sakitnya pun berlanjut,” ucap Sarah Dayday, pasien.

Gigi-gigi yang lain pun mulai tanggal. Kondisi ini berlanjut hingga tujuh tahun. Kemudian, seorang dokter di Filipina mengenalkannya pada Tzu Chi.

“Saya tak bisa membantunya secara ekonomi. Saya hanya bisa membantu Sarah dengan mengantarkannya ke Tzu Chi untuk menjalani operasi,” ucap Maco, Dokter gigi asal Filipina.

doc tzu chi

Dokter Hsia mengevaluasi kondisinya dan mendiagnosis adanya tumor pada rahangnya. Rahang bagian bawahnya diselimuti tumor sehingga tulangnya tidak lagi terlihat. Ini adalah sebuah operasi besar. Tumornya harus diangkat. Selain itu, dokter harus mengambil tulang dari bagian kakinya untuk merekonstruksi rahangnya. Sekarang sudah ada teknologi 3D sehingga rekonstruksi wajah dapat lebih akurat.

“Kami mengambil tulang dari kakinya, lalu merekonstruksi bentuknya sesuai cetakan bentuk rahangnya. Kemudian, tulang ini dipasang pada mulutnya. Pada saat proses rekonstruksi, kami berharap pembuluh darah dapat tumbuh sehingga rahangnya dapat digerakkan,” ucap dr. Hsia Yi-ran, Spesialis bedah mulut.

Proses ini bergantung pada kerja sama tim. Dokter Hsia juga berkata bahwa proses itu bukan hanya mengandalkan satu orang, melainkan mengandalkan kerja sama tim. Mulanya, operasi diperkirakan memakan waktu 14 jam, tetapi karena prosesnya yang kompleks, operasi itu harus berlangsung selama 16 jam. Bayangkan, operasi selama 16 jam itu membutuhkan kesabaran, cinta kasih, dan ketelitian. Kini pasien itu telah pulih kembali.

doc tzu chi

“Saya berterima kasih kepada Tzu Chi dan Master yang telah membantu saya,” ucap Sarah Dayday.

“Dia bilang sekarang dia sudah pulih. Terlebih dahulu dia ingin berterima kasih kepada Master. Terima kasih, Master. Kini dia tidak kesakitan lagi. Dia juga berikrar untuk bervegetaris. Kini kehidupannya telah pulih kembali,” ucap Chen Li-jun, relawan Tzu Chi.

Ini terwujud berkat kekuatan cinta kasih tim medis dari rumah sakit kita. Kini dia menanti untuk menjalani implan gigi agar dia bisa kembali mengunyah seperti orang pada umumnya. Ini sungguh mengharukan. Kekuatan cinta kasih seperti ini sungguh membuat orang terharu. Ini adalah pujian yang tulus. Saya sungguh bersyukur. Kekuatan cinta kasih ini berasal dari ketulusan cinta kasih banyak orang yang telah bersumbangsih. Saya sungguh berterima kasih kepada para dokter. Mereka sungguh patut dipuji.

Belakangan ini kita sering membahas tentang spirit dokter, spirit perawat, dan spirit karakter manusia yang sempurna. Ya, spirit ini adalah misi kita untuk bersumbangsih bagi dunia. Di tengah dunia yang diliputi kekeruhan ini, kita harus menyebarkan semangat ajaran Buddha untuk menyucikan hati manusia agar keharmonisan masyarakat tercipta. Untuk menyucikan hati manusia, kita harus terlebih dahulu menyucikan hati sendiri. Jika masih ada sedikit noda di dalam hati kita, berarti kualitas karakter kita sebagai manusia masih belum sempurna. Melatih diri berarti menyempurnakan karakter. Inilah pelatihan diri.

Pada pembahasan Bab Praktik Damai dan Sukacita, kita terus diingatkan bahwa di tengah dunia yang penuh kekeruhan ini, kita harus berusaha agar tetap damai dan penuh sukacita saat bersumbangsih bagi umat manusia. Kita juga harus menyempurnakan karakter dengan menempa diri lewat masalah yang dihadapi. Dengan memanfaatkan kondisi dunia yang kompleks dan penuh kekeruhan ini, kita menempa karakter kita hingga menuju kesempurnaan. Kita harus membangun ikrar agung. Inilah yang belakangan ini terus kita bahas. Menjaga kemurnian tubuh, ucapan, dan pikiran, inilah yang disebut tiga prinsip. Ditambah satu lagi, yaitu ikrar, seluruhnya menjadi empat prinsip. Dengan empat prinsip ini, kita menyempurnakan karakter diri sendiri, kemudian menyelamatkan semua makhluk.

Dalam menyelamatkan semua makhluk, kita bukan hanya melenyapkan penderitaan fisik, tetapi juga membimbing mereka untuk keluar dari kekeliruan dan kegelapan batin. Kita membantu melenyapkan penyakit mental yang meski tak terlihat dan tak bisa diraba, tetapi tetap ada. Jadi, kita harus menjaga kesehatan fisik dan batin. Hanya jika kita memiliki kesehatan fisik dan batin, barulah kita dapat menyucikan hati manusia. Setelah hati manusia tersucikan, kita harus sungguh-sungguh mendorong mereka untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan tekad yang sama, kita bersama-sama berusaha menolong semua makhluk yang menderita.

Menolong orang banyak di tengah ketidakstabilan ekonomi
Membimbing dengan tulus tanpa menghitung jasa
Wajah pasien dari Filipina berhasil dipulihkan
Menyempurnakan karakter dengan empat prinsip

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Mei 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 Mei 2017

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -