Ceramah Master Cheng Yen: Menyerap Dharma ke Dalam Hati dan Mempraktikkannya secara Nyata
Rapat
tahunan komisaris relawan Tzu Chi luar negeri telah berakhir kemarin. Relawan
Tzu Chi dari 20 negara kembali ke Taiwan. Relawan Tzu Chi dari 17 negara memberikan
laporan.
Kemarin, relawan
Tzu Chi Amerika Serikat juga sudah memberi laporan. Di setiap negara dan
wilayah, orang-orang sangat memuji kontribusi relawan Tzu Chi baik dalam
mencurahkan perhatian bagi korban bencana dengan penuh rasa hormat dan penuh
cinta kasih maupun dalam membagikan barang bantuan. Program bantuan Tzu Chi
lewat pemberian upah juga sangat menuai pujian.
Contohnya,
kerusakan yang ditimbulkan oleh Topan Haiyan di Filipina. Relawan Tzu Chi pergi
ke sana dan mengembangkan potensi yang sangat besar. Saat itu, Tzu Chi memberi
upah lebih tinggi dari upah rata-rata setempat. Tujuan utama kita bukan
memberikan upah, melainkan untuk membantu para korban bencana.
Kita meminjam
kekuatan warga setempat untuk membangun kembali kampung halaman sendiri. Kita
bukan ingin merusak pasaran upah rata-rata setempat. Usai menjalankan program
bantuan, kita juga menjelaskan kepada para partisipan bahwa upah rata-rata
mereka hendaknya dapat kembali seperti semula. Kita tidak ingin merusak pasaran
setempat. Inilah yang pernah kita lakukan.
Kita
bersiteguh untuk untuk melakukan hal yang harus dilakukan dengan cara
menjalankan program bantuan. Kita dapat melihat kini kehidupan warga setempat lebih baik dari sebelum
Topan Haiyan menerjang. Selain kehidupan mereka yang semakin baik, yang
terpenting adalah warga setempat telah mengubah sikap mereka dan meningkatkan
kualitas hidup sendiri.
Kini
mereka sudah tidak mengonsumsi miras, tidak merokok, dan tidak berjudi. Kini mereka
hidup berdisiplin diri. Relawan Tzu Chi Filipina sangat bersungguh hati untuk
membimbing warga setempat serta berusaha segenap tenaga untuk memberi bantuan.
Kini, wali
kota Ormoc telah menandatangani kerja sama dengan Tzu Chi. Mereka sangat
berharap relawan Tzu Chi dapat menyosialisasikan kegiatan daur ulang dengan
harapan dapat membawa perubahan bagi seluruh Kota Ormoc. Inilah cara kita mengubah
kehidupan warga setempat. Kita membimbing para korban bencana untuk keluar dari
keterpurukan serta menginspirasi mereka untuk menjadi Bodhisatwa dunia.
Banyak kisah
di Filipina yang dapat dicatat di dalam sejarah. Setiap kisah di sana dapat dicatat
di dalam Sejarah Tzu Chi. Kisah mereka sangat menarik.
Kita juga
melihat Afrika. Relawan Tzu Chi dari 7 negara di Afrika sangat bersusah payah. Mereka
bagaikan butir demi butir mutiara hitam yang bersinar terang. Kisah mereka
sangat banyak. Contohnya di Zimbabwe. Selain hidup kekurangan, warga setempat
juga kekurangan sumber daya air dan terkena bencana banjir.
Banjir
menyebabkan jalan sulit untuk dilewati. Karena itu, kita menimbun jalan dan
membuat saluran drainase untuk mereka. Mereka menimbun jalan hingga dapat
dilewati. Kontribusi mereka tak dapat dilukiskan
dengan kata-kata.
Di
Mozambik, relawan lokal menggunakan cara yang sederhana untuk mementaskan
sebuah perumpamaan di dalam Sutra tentang dunia ini yang bagaikan rumah yang
sedang terbakar. Dengan cara yang mengagumkan, mereka mengungkapkan bahwa meski
rumah tengah terbakar, tetapi masih banyak orang yang bermain-main di dalamnya.
Meski tetua terus memberi seruan, tetapi orang-orang tidak peduli dan tetap
hidup dalam ketersesatan. Tetua itu merasa sangat tidak berdaya.
Warga
setempat sangat tekun dan bersemangat untuk mendengar dan menyerap Dharma ke
dalam hati. Mereka sungguh menggemaskan. Meski tempat pelatihan mereka adalah
tanah berpasir, tetapi mereka tetap melakukan pradaksina dan ritual namaskara dengan
penuh rasa hormat. Itulah tempat pelatihan mereka.
Mereka
tidak melekat pada rupa dan kondisi. Tanpa memedulikan bagaimana bentuk tempat
pelatihan, mereka membangkitkan ketulusan untuk melatih diri. Mereka tidak
melekat pada wujud dan rupa dan tetap tulus melatih diri. Di saat yang
bersamaan, mereka juga melakukan tindakan nyata dengan sepenuh hati.
Contohnya, pascabencana, mereka segera bergerak dengan teratur dan tertib untuk membagikan bantuan dan bersumbangsih dengan penuh rasa hormat. Ini semua sungguh membuat orang tersentuh. Dalam keseharian, mereka selalu hidup bersahaja tanpa terpengaruh oleh berbagai kondisi dan nafsu. Namun, mereka sangat tekun dan bersemangat untuk mendalami Dharma. Inilah yang mereka lakukan selama bertahun-tahun ini.
Tanpa
memedulikan kondisi cuaca, mereka selalu bersumbangsih dengan sepenuh hati. Mereka
selalu memiliki batin yang sehat. Saat terluka sekalipun, mereka tetap menahan
sakit untuk terus bersumbangsih. Senyuman di wajah mereka membawa ketenangan
bagi banyak orang.
Mereka berusaha
segenap hati dan tenaga untuk membantu orang yang membutuhkan tanpa merisaukan
kondisi yang ada. Mereka dapat berhati lapang dan berpikiran murni serta
senantiasa merasakan kebahagiaan. Orang seperti apa yang paling berada di
dunia? Orang-orang yang kaya spiritual adalah orang yang paling berada.
Kali ini,
ada relawan Tzu Chi dari banyak negara yang kembali ke Taiwan. Saya juga sangat
berterima kasih kepada relawan Tzu Chi Taiwan. Relawan Tzu Chi Taoyuan membantu
penjemputan di bandar udara dan membantu persiapan rapat. Hingga kemarin, lebih
dari 200 relawan berada di Hualien untuk melakukan pendampingan dan membantu
persiapan rapat.
Beberapa
relawan yang berusia hampir 80 tahun tetap berjongkok untuk membersihkan lantai.
Selain relawan yang berambut hitam, relawan yang beruban juga sangat banyak.
Dunia yang dipenuhi Bodhisatwa sungguh indah. Karena itu, saya sangat berharap semua
relawan di Taiwan dapat bersungguh hati untuk menyerap Dharma ke dalam hati.
Kita dapat
melihat relawan Tzu Chi luar negeri yang harmonis dan kaya spiritual. Ini
karena mereka telah menyerap Dharma ke dalam hati dan melapangkan hati. Mereka
saling menyemangati sehingga dapat mengemban misi Tzu Chi dengan sangat baik.
Singkat kata, selama empat hingga lima hari ini, lebih dari 400 relawan dari
luar negeri berkumpul bersama untuk saling berinteraksi dan berbagi cara mereka
untuk melanjutkan misi Tzu Chi.
Meski
sangat sibuk setiap hari, tetapi saya sangat gembira. Setiap hari saya menerima
persembahan makanan spiritual dari kalian. Saya sangat tersentuh.
Menjalankan program bantuan untuk membantu korban bencana
Memperbaiki kehidupan dan mengubah tabiat buruk
Menyerap Dharma ke dalam hati dan memprakikkannya secara nyata
Saling menyemangati dan
berbagi pengalaman
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 April 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina