Ceramah Master Cheng Yen: Menyerap Dharma ke Dalam Hati dan menolong Makhluk yang Menderita

Pemberkahan Akhir Tahun setahun sekali diadakan di Aula Jing Si. Aula Jing Si ini adalah yang kita inginkan.

Saya teringat lebih dari 20 tahun lalu, di Taoyuan, kita hanya memiliki tempat yang kecil hingga akhirnya kita memiliki sebidang lahan dan membuat rancangan untuk mewujudkan rumah insan Tzu Chi ini.

Bodhisatwa sekalian, tempat ini adalah rumah kalian, rumah saya, dan rumah semua orang. Aula Jing Si ini adalah rumah kita semua. Rumah keluarga kalian masing-masing adalah rumah untuk satu kehidupan ini, sedangkan Aula Jing Si adalah rumah untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dari kehidupan ke kehidupan. Di sini kita bertekad dan berikrar serta merampungkan pelatihan diri kita. Di sini kita sama-sama menyempurnakan Jalan Bodhisatwa.

Lebih dari 2.500 tahun lalu, Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa. Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita demi melenyapkan penderitaan semua makhluk. Jadi, kita harus selalu berpikir untuk membantu melenyapkan penderitaan semua makhluk. Intinya, jangan menambah penderitaan semua makhluk adalah yang terbaik.


Kita melihat bahwa demi memenuhi nafsu makan, manusia yang populasinya mencapai 7 miliar lebih di dunia dalam satu detik menghilangkan nyawa 2.443 ekor hewan. Dalam satu hari, lebih dari 200 juta ekor hewan dikorbankan. Ini belum termasuk hewan air. Betapa banyak karma buruk yang manusia ciptakan. Betapa banyak nyawa yang telah dibunuh oleh manusia. Semua korban ini menyimpan rasa dendam dan menunggu kesempatan untuk menuntut balas. Jadi, saat memakan daging, secara tidak langsung kita telah menjalin jodoh buruk dan akan menerima akibat buruk pula.

Lihatlah, hewan-hewan dibawa ke pejagalan dengan sangat cepat. Hewan-hewan itu tak perlu berjalan menaiki tangga. Tangga atau ban berjalan itu bergerak otomatis sehingga tanpa perlu berjalan, hewan-hewan itu bisa sampai ke tempat yang dituju. Begitu menginjak ban berjalan itu, hewan-hewan itu akan terjebak di jalur yang sempit. Mereka tidak bisa lari ke mana-mana.

Begitu menginjak ban berjalan tersebut, hewan-hewan ini perlahan-lahan diarahkan menuju tempat perhentian akhir. Hewan-hewan itu hanya bisa meraung-raung. Dari sana, mereka akan segera dibunuh, dikuliti, dikeluarkan isi perutnya, dan digantung terbalik.


Setiap tahun kita membahas tentang upacara Ullambana. Sesungguhnya, menyelamatkan semua makhluk menurut Buddha ialah tidak membunuh mereka. Kita harus menyelamatkan semua makhluk dan menolong makhluk-makhluk yang digantung terbalik.

Wabah COVID-19 kali ini mulanya menular dari hewan ke manusia, hingga akhirnya menular dari manusia ke manusia. Jadi, jika manusia tidak mengonsumsi daging hewan, sesungguhnya tidak akan ada masalah ini. Jadi, kita harus waspada terhadap apa yang kita makan. Usahakanlah untuk tidak memakan daging makhluk hidup. Janganlah membunuh makhluk hidup. Kita harus mengembangkan cinta kasih yang menyeluruh untuk mengasihi semua makhluk.

Manusia sering kali membahas tentang berbuat baik. Namun, meski ada berbuat baik dan menciptakan berkah, kebijaksanaan manusia masih belum cukup. Manusia kurang dalam hal ini. Karena itu, mereka melukai makhluk hidup lain. Singkat kata, dalam kehidupan kita, kita tidak harus mengonsumsi daging hewan. Jika tidak mengonsumsinya, kita tak perlu membunuh.


Dengan mengurangi konsumsi daging, kita mengurangi pembunuhan. Dengan tidak mengonsumsi daging, kita tidak membunuh. Ini adalah prinsip yang pasti. Tanpa menciptakan karma buruk, kita tidak akan menerima akibat buruk. Kita memiliki berkah karena menaati sila, berbuat baik, dan mendengar ajaran Buddha. Kita mengurangi atau menghentikan konsumsi daging karena telah mendengar Dharma dan tulus menerima Dharma. Dengan demikian, hidup kita akan lebih tenteram.

Kita telah hidup tenteram di masa lalu. Karena itu, setiap hari kita harus terus memupuk berkah. Jadi, saya sering mengatakan bahwa berkah harus kita pupuk demi masa depan, bukan hanya demi meredam karma buruk. Kita harus memupuk berkah demi masa depan. Dengan demikian, barulah kita dapat memiliki hari-hari yang tenteram. Jika tidak, kita akan terbelenggu karma buruk kolektif.

Meski kita ada berbuat baik, tetapi jika orang lain berbuat jahat, berarti kebajikan satu orang harus melawan kejahatan sepuluh orang. Dengan demikian, kebajikan dan kejahatan bagai tarik-menarik. Saat orang yang berbuat jahat semakin banyak, kekuatan karma buruk akan lebih cepat terhimpun sehingga bencana akan lebih banyak terjadi.

 

Bodhisatwa sekalian, saya sudah mengatakan ini dengan sangat jelas. Harap kalian memasukkannya ke dalam hati.

Di dunia ini, kita harus membangkitkan tekad yang baik untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia agar dunia kita bisa aman dan tenteram.

“Master yang terkasih, Tzu Chi sudah berjalan selama 55 tahun. Terima kasih kepada Master yang telah memimpin kami memasuki Jalan Bodhisatwa. Setiap orang berbuat kebajikan adalah tujuan kita bersama. Menyosialisasikan vegetarisme adalah yang terus kami usahakan. Ajaran Master akan kami dengarkan sepenuh hati. Aktivitas Tzu Chi akan kami jalankan dengan sungguh-sungguh. Mohon agar Master bertenang hati,” ikrar seluruh peserta Pemberkahan Akhir Tahun di Taoyuan.

Terima kasih. Setiap orang mempertahankan tekad selama puluhan tahun ini sama seperti sediakala; bertekad dan berikrar membimbing semua makhluk dan senantiasa menggalang Bodhisatwa dunia. Namun, saya tetap berharap kalian semua ingat bahwa ini baru titik awal bagi kita di Jalan Bodhisatwa.

Kini kita baru mulai melangkah dari titik awal. Jalan Bodhisatwa harus ditapaki dari kehidupan ke kehidupan. Kini kita baru melihat arah ini. Selanjutnya, setiap orang harus senantiasa maju melangkah dengan tekun dan bersemangat menuju arah yang benar. Inilah harapan terbesar saya.

Mempraktikkan Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Menyelamatkan semua makhluk dan menolong makhluk-makhluk yang digantung terbalik
Menyerap Dharma ke dalam hati dan mengendalikan nafsu makan
Bertindak dengan bijaksana untuk menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 November 2020      
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 November 2020
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -