Ceramah Master Cheng Yen: Menyerap Kebajikan dan Mempraktikkan Ikrar Bersama


Buddha mengatakan bahwa kehidupan tidaklah kekal. Kita hendaknya senantiasa mengingatkan diri sendiri akan hal ini. Orang-orang mungkin berkata, "Master mengatakan hal yang sama setiap hari." Saya memang mengatakan hal yang sama setiap hari. Saat ketidakkekalan datang, segala sesuatu akan berubah. Karena itu, kita harus menghargai kehidupan sehari-hari kita.

Kita hendaknya senantiasa mengingatkan diri sendiri bahwa kehidupan sehari-hari kita sangatlah berharga. Kita hendaknya membina rasa syukur setiap waktu dan bersyukur atas menit dan detik yang kita lalui dengan aman dan tenteram. Tentu saja, hidup aman dan tenteram setiap waktu, itu sangatlah sulit. Karena itulah, kehidupan yang aman dan tenteram sungguh sangat berharga.

Prinsip kebenaran selalu tak jauh-jauh dari "biasa" dan "luar biasa". Bisa menjalani hari demi hari seperti biasa, inilah kehidupan yang paling dipenuhi berkah. Saat bertemu dengan sesuatu yang luar biasa, apakah yang harus kita lakukan? Contohnya, kondisi iklim.

Dalam satu tahun terdapat empat musim yang masing-masing memiliki perbedaan yang sangat jelas. Di musim dingin, tiupan angin terasa menusuk. Di musim panas, matahari sangat terik. Ini adalah cuaca panas dan dingin yang ekstrem. Cuaca pada musim semi dan gugur lebih bersahabat. Akan tetapi, baik segala sesuatu berjalan seperti biasa maupun luar biasa, kita telah melewatinya dengan aman dan selamat.

Contohnya, topan kali ini. Saya bersyukur kepada para insan Tzu Chi yang segera bergerak untuk mencurahkan perhatian dan cinta kasih. Di masa-masa luar biasa ini, saya benar-benar melihat kesungguhan dan ketulusan mereka. Semua orang bersumbangsih dengan sungguh-sungguh dan tulus.


Dalam sekejap, kami kehilangan segalanya. Rumah kami penuh dengan batu. Saya dan suami saya menangis. Entah di mana kami harus tinggal. Rumah kami ini belum lama dibangun,” kata Nyonya Du warga.

“Kami mewakili Master dan insan Tzu Chi di seluruh dunia mendoakan kalian. Semoga kalian dapat mengatasi rintangan kali ini,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

Rumah Anda penuh dengan lumpur. Sudah berapa hari Anda membersihkannya?” tanya relawan Tzu Chi.

“Sudah empat hingga lima hari. Lumpur lebih sulit untuk dibersihkan. Air banjir lebih mudah untuk dibersihkan. Semua ini adalah lumpur,” kata Bapak Qiu warga.

“Tanah dan batu menerjang ke dalam rumah ini,” kata Lin Xian-tang Lurah Dajin.

“Apakah Anda ketakutan?” tanya relawan Tzu Chi.

“Ya,” jawab Ibu Zhang warga.

“Pintu jendela telah kami tutup, tetapi terjangan tanah dan batu merusak pintu belakang dan semuanya masuk dari dapur,” lanjut Ibu Zhang.

“Guru kami, Master Cheng Yen, mengutus kami, para murid Jing Si, datang untuk menghibur dan memperhatikan kalian,” kata relawan Tzu Chi.

“Tolong sampaikan rasa terima kasih saya pada beliau,” Ibu Zhang.

“Kami pasti akan menyampaikan rasa terima kasih Anda pada Master,” pungkas relawan.


Buddha berkata bahwa kehidupan tidaklah kekal. Ketidakkekalan bukan sesuatu yang biasa, bukan pula yang luar biasa. Ketidakkekalan bukanlah sesuatu yang terjadi sehari-hari, melainkan terjadi dalam sekejap dan mendatangkan dampak yang sangat besar.

Mengenang masa lalu, kita hendaknya bersyukur bisa melewati topan kali ini dengan selamat dan penyaluran bantuan juga lebih mudah dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi, saat berada di tengah kondisi yang buruk, kita hendaknya ingat bahwa ada yang lebih buruk dari kita.

Ada orang yang berkata, "Saya sangat menderita, padahal telah melatih diri dengan tekun." Mengapa kita melatih diri? Agar kita dapat memahami bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Contohnya, saya. Saya melatih diri bukan demi kedamaian, kebahagiaan, dan pembebasan pribadi. Saya hanya ingin menjalin jodoh baik dan bersumbangsih bagi dunia. Hanya ini yang saya inginkan.

Saya tidak berani berpikir bahwa saya bisa mencapai pembebasan dengan melatih diri. Tidak semudah itu. Meski demikian, saya merasa terbebaskan setiap hari. Ini karena saya tidak bertikai dengan siapa pun dalam hal apa pun di dunia ini.

Setiap hari, saya menjalani hidup seperti biasa tanpa pamrih. Namun, saat terjadi sesuatu, saya harus mengemban tanggung jawab. Ini tidak bisa dilakukan seorang diri. Kini, melihat semua orang bersumbangsih bersama, saya berkata pada diri sendiri bahwa kehidupan saya bernilai.

“Hari ini, di Kantor Perwakilan Tzu Chi Shanhua, lebih dari 100 relawan datang tanpa diminta untuk membantu. Kami harus menyiapkan nasi kotak sebelum pukul 10.30 dan mengantarkannya ke Xinying untuk dibagikan oleh saudara se-Dharma kita di sana,” kata Li Jin-yu relawan Tzu Chi.

“Kami berencana untuk mengunjungi lebih dari 4.000 keluarga. Untuk mengemas barang bantuan dan menyiapkan makanan hangat, dibutuhkan tenaga banyak orang. Karena itu, saya sangat bersyukur kepada sesama relawan,” kata Huang Hui relawan Tzu Chi.

“Kami keluar setiap hari. Kami melakukan pembersihan kemarin serta mengantarkan makanan hangat dan memberi perhatian dua hari lalu. Hari ini, kami melakukan kunjungan kasih,” kata Wen Bao-qin relawan Tzu Chi.


Yang mengemban tanggung jawab bukan hanya saya. Ada banyak orang yang berinisiatif untuk mengemban tanggung jawab dan bekerja sama untuk bersumbangsih bagi banyak orang di dunia. Bukan hanya saya yang berbuat demikian.

Berkat adanya jalinan jodoh baik, saya dapat mendirikan Tzu Chi. Di Tzu Chi, semua orang memiliki kesatuan ikrar dan melatih diri bersama. Di mana pun berada, kita selalu berinisiatif untuk bersumbangsih. Ini berkat adanya jalinan jodoh yang istimewa. Setiap orang bisa menjalin jodoh seperti ini. Hanya saja, jalinan jodoh kalian belum cukup kuat.

Saya pasti telah menjalin jodoh baik dengan kalian dari berbagai kehidupan lampau hingga sekarang sehingga kalian semua bisa bekerja sama dan menghimpun kekuatan untuk mendukung saya. Pascatopan kali ini, kalian semua bergerak menuju arah yang benar dan sama. Jika menuju arah yang berbeda, kita akan bagaikan kawanan kuda yang terpencar-pencar dan menimbulkan kekacauan.

Agar memiliki arah yang sama, kita harus melatih diri lewat berbagai orang dan hal yang kita hadapi dalam keseharian serta menjaga pikiran kita. Kita harus mengubah pikiran yang rumit menjadi pikiran yang sederhana. Pikiran yang sederhana ini akan menjadi arah tujuan kita. Jika kalian tidak tahu bagaimana mengubahnya, cobalah renungkan yang saya katakan ini.

Saat ada banyak orang, bagaimana menyatukan hati semua orang? Tanpa ada yang memberikan perintah, semua orang secara alami menuju arah yang sama. Topan kali ini adalah ujian. Pascatopan kali ini, saya telah menyaksikan bagaimana kalian menghadapi ujian ini. Hati saya dipenuhi rasa syukur.

Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Pikirkanlah mengapa saya sering bersyukur pascatopan kali ini. Saya sungguh bersyukur dengan tulus. Saya selalu berharap dapat melihat semua orang menghimpun kekuatan. Saya telah melihatnya dan sangat bersyukur.

Bersyukur dan menghargai setiap menit dan detik yang dilalui dengan tenteram
Bersumbangsih dengan tulus dan mengingat ketidakkekalan
Menjalin jodoh baik yang mendalam dan luas selama berbagai kehidupan
Menyerap kebenaran ke dalam hati dan mempraktikkan ikrar Bersama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Agustus 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 04 Agustus 2024
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -