Ceramah Master Cheng Yen: Menyerap Kebenaran ke Dalam Hati dan Tekun Melatih Diri
“Yang ahli mengerjakan tugas utama, sedangkan yang tidak ahli bisa membantu. Kami berharap ada makin banyak orang yang turut berpartisipasi,” kata Huang Fan-chen, relawan Tzu Chi.
“Ada tukang kayu, tukang besi, dan tukang cat. Sekitar 50-an orang dari tim Kaohsiung bergerak untuk memperbaiki 4 unit rumah hari ini,” kata Wu Zong-hua, relawan Tzu Chi.
“Melihat begitu banyak relawan Tzu Chi, saya sangat terharu dan berterima kasih,” kata Qiu Xue-teng, korban bencana.
Saudara sekalian, kita memiliki jalinan jodoh untuk melatih diri bersama di ladang pelatihan yang sama. Jika satu orang memiliki satu detik, berarti 200 orang memiliki 200 detik. Jadi, satu detik bisa menjadi beberapa menit.
“Sungguh, efisiensi kerja mereka sangat tinggi. Mereka berusaha mengerjakannya sesempurna mungkin,” kata salah seorang korban bencana.
“Ada banyak orang dan efisiensi kerja mereka sangat tinggi. Begitu datang, semua orang langsung mengerjakan tugas masing-masing. Semuanya sangat terorganisasi. Ini membuat saya merasa bahwa bukan sama sekali tidak ada harapan,” kata salah seorang korban bencana lainnya.
Jika dapat menyatukan hati, apa pun yang ingin kita lakukan, kita dapat menghimpun kekuatan untuk melakukannya. Yang penting, kita menapaki jalan yang benar. Apa yang hendaknya kita lakukan di jalan yang benar? Menapaki jalan yang benar berarti memiliki pengetahuan benar, kesadaran benar, dan pikiran benar. Jika bisa demikian, kita akan senantiasa berada di jalan yang benar. Di jalan yang benar, kita maju dengan mantap selangkah demi selangkah menuju arah pelatihan diri kita. Inilah yang disebut melatih diri. Kita melatih diri hingga memiliki pikiran benar dalam kesadaran kita. Inilah yang disebut melatih diri.

Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan juga terus berkurang. Dalam kehidupan sehari-hari, ingatlah bahwa kita adalah praktisi pelatihan diri. Dalam kehidupan sehari-hari, praktisi pelatihan diri harus senantiasa bersyukur atas budi luhur orang tua, budi luhur semua makhluk, dan yang terpenting, budi luhur Buddha. Jika hati kita dipenuhi rasa syukur, pikiran kita pasti benar dan arah kita pasti bajik. Dengan arah yang bajik dan pikiran yang benar, kita akan senantiasa dipenuhi rasa syukur.
Bodhisatwa sekalian, bersyukur berarti menyadari berkah. Agar dipenuhi berkah, kita membutuhkan benih dan jodoh berkah. Benih dan jodoh berkah diperoleh lewat pelatihan diri. Berkat pelatihan diri dan jalinan jodoh baik dari kehidupan ke kehidupan, barulah kita bisa melatih diri bersama dan memiliki tekad yang sama untuk bersumbangsih bagi dunia di Tzu Chi.
Yang dijalankan insan Tzu Chi ialah praktik Bodhisatwa. Bersumbangsih tanpa pamrih, senantiasa berpikiran baik, serta tekun dan bersemangat dalam setiap langkah, inilah yang kita lakukan di Tzu Chi. Membawa manfaat bagi semua makhluk adalah kewajiban kita. Mari kita senantiasa berpikiran benar serta tekun dan bersemangat dalam setiap langkah.
Dalam kehidupan sehari-hari, baik berjalan, berbicara, maupun mengerjakan sesuatu, berapa banyak yang dapat kita katakan atau lakukan? Satu tahun, satu bulan, ataupun satu hari, semuanya terakumulasi dari detik demi detik. Karena itu, kita harus bersungguh hati menggenggam setiap detik dan menjaga pikiran agar senantiasa berada di jalur yang benar. Saat berjalan, kita harus berfokus pada jalan yang ditapaki.

Bodhisatwa sekalian, sungguh tidak mudah untuk meninggalkan keduniawian dan mengenal ajaran Buddha. Kita harus menghargai ajaran Buddha. Kehidupan tidaklah kekal dan waktu berlalu dengan sangat cepat. Berapa banyak waktu yang kita butuhkan untuk mendengar satu kalimat dengan jelas dan menyerapnya ke dalam hati? Setelah menyerapnya ke dalam hati, kita juga harus membina perilaku dan sikap kita dalam menghadapi semua orang dan hal. Bagaimana kita memperlakukan orang lain dan diri sendiri, semua ini merupakan bagian dari pelatihan diri.
Bodhisatwa sekalian, yang terpenting ialah bersungguh hati. Melatih diri tak luput dari bersungguh hati. Kita harus bersungguh hati dalam berbicara, menolong sesama, dan mempraktikkan kebenaran. Apa pun yang kita lakukan, kita harus mengingatkan diri sendiri akan hal ini dalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah hendaknya kita memperlakukan diri sendiri. Bagaimana pula hendaknya kita memperlakukan orang lain untuk menjalin jodoh baik dengan mereka? Untuk menjalin jodoh baik, kita harus menjalankan praktik Bodhisatwa, bersumbangsih tanpa pamrih, dan menjalin jodoh berkah secara luas.
Dari kehidupan ke kehidupan, Kita bertekad untuk membimbing semua makhluk. Demikianlah tekad Buddha yang mendorong-Nya mencapai kebuddhaan. Beliau juga mewariskan tekad-Nya ini. Setelah membangkitkan tekad seperti ini, Beliau menjalankannya secara nyata. Beliau menggunakan pengalaman-Nya untuk membimbing semua makhluk.

Kita yang juga melatih diri hendaknya menjalankan ajaran Buddha dan mewariskannya dari generasi ke generasi. Karena itulah, saya sering mengingatkan kalian untuk menapaki jalan kebenaran, berbicara dengan baik, dan menghadapi semua orang dan hal dengan tulus. Sejak Tahun Baru Imlek hingga sekarang, inilah yang selalu saya katakan setiap hari.
Meski saya mengatakannya setiap hari, apakah kalian mengingatnya di dalam hati? (Ya.) Apakah kalian menjalankannya dalam keseharian? (Ya.) Mendengar kalian menjawab "ya", saya sangat sukacita. Namun, apakah kalian benar-benar menjalankannya dengan segenap hati dan pikiran? Kalian harus menjalankannya setiap detik dan menit dalam menghadapi semua orang dan hal. Hanya di tengah masyarakatlah kita dapat melatih diri. Jika hanya sendirian, kita tidak akan bisa melatih diri.
Apa yang dimaksud dengan pembinaan diri? Bagaimana hendaknya kita memperlakukan orang lain? Membuat orang-orang merasakan sukacita, melenyapkan noda batin, dan senantiasa mendengar Dharma dan mempraktikkannya hingga dipenuhi sukacita dalam Dharma, bisakah kita melakukannya? Ini disebut membawa manfaat bagi semua makhluk. Apakah kalian mengerti? (Mengerti.) Jika mengerti, kalian harus bersungguh hati dan selalu memperlakukan satu sama lain dengan tulus. Dengan demikian, kehidupan sehari-hari kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma.
Saya mendoakan kalian semua. Semoga setiap orang senantiasa dipenuhi sukacita dalam Dharma di tengah masyarakat. Mari kita menggenggam jalinan jodoh dan waktu. Semoga setiap orang dapat membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus.
Senantiasa melatih diri di jalan yang benar
Selalu membina rasa syukur dan niat baik
Menghadapi semua orang dan hal dengan hati yang tulus
Merasakan kedamaian dalam melakukan segala sesuatu
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 02 Maret 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 04 Maret 2025