Ceramah Master Cheng Yen: Menyimak Dharma, Berpegang pada Sutra, dan Giat Membentangkan Jalan

Sutra, jika kita lantunkan, junjung, dan praktikkan secara nyata sehingga kita bisa bersumbangsih di tengah masyarakat setelah mendengar Dharma, inilah kebenaran sejati.

Dharma yang sejati ada di dalam hati kita. Jika bisa mempraktikkannya, barulah kita disebut benar-benar menjunjung Sutra. Sutra menunjukkan jalan. Jalan ini hendaknya kita tapaki sehingga membawa transformasi. Yang terpenting, berdasarkan sumber Dharma ini, kita harus terus membentangkan jalan hingga jalan ini terbentang di masyarakat dan orang-orang dapat turut menapakinya. Mendengar dan memahami Sutra sangat penting.

Beberapa hari ini saya mengadakan telekonferensi, salah satunya dengan insan Tzu Chi di Kunming, Yunnan. Saya mendengarkan mereka berbagi tentang kesan mereka setelah mendengar Dharma dan bagaimana mereka memberi perhatian kepada warga kurang mampu.

Orang-orang yang kurang mampu dan menderita menerima kasih sayang dari insan Tzu Chi sehingga tersentuh dan kehidupan mereka berubah. Kini mereka juga dapat melestarikan lingkungan dan menyisihkan uang ke dalam celengan bambu. Meski mereka sendiri hidup dalam kesulitan, mereka tetap menyisihkan uang sedikit demi sedikit. Mereka tetap menyerahkan celengan yang terisi penuh dan berat kepada relawan Tzu Chi. Mereka berkata, “Kami ingin turut ambil bagian dalam memupuk pahala kebajikan.”


Kisah-kisah ini sangat menyentuh. Di antaranya, ada seorang penerima bantuan Tzu Chi bernama Gong Hongyun. Dia menderita penyakit hati yang sangat berat. Untuk pergi ke dokter, dibutuhkan biaya. Dia tidak punya uang untuk berobat. Dokter memberitahunya, “Penyakit hatimu ini diperparah oleh kurangnya nutrisi. Kamu perlu asupan protein.”

Bagaimana mungkin orang yang kurang mampu seperti Gong Hongyun mendapatkan asupan protein yang cukup? Untuk makan tiga kali sehari saja dia kesulitan. Bagaimana dia bisa memikirkan asupan protein? Ada orang yang memberitahunya untuk memelihara cacing hidup. Dia mengikutinya, lalu setiap hari memakan belasan ekor cacing hidup-hidup. Kondisinya malah tidak kunjung membaik. Kemudian, insan Tzu Chi menerima kasus ini dan mulai memberi perhatian. Saat itu, para relawan melihat penyakitnya sangat berat. Perutnya juga sudah membesar. Para relawan terus menghiburnya dengan cinta kasih.

Selain memberi bantuan materi, relawan Tzu Chi juga membimbing Gong Hongyun dengan tutur kata lembut. Perlahan-lahan dia dapat membuka hatinya dan dapat berpikir lebih jernih. Jadi, dia bisa membangkitkan semangatnya sendiri. Dia sangat giat dan mulai mengikuti kegiatan daur ulang. Insan Tzu Chi juga membimbingnya agar dia dapat turut bervegetaris. Jadi, dia juga mulai bervegetaris.


“Terima kasih kepada semua Kakak Tzu Chi yang telah memberi saya hidup baru sehingga saya tahu makna dan nilai kehidupan. Saya berikrar dari kehidupan ke kehidupan selalu mengikuti langkah Master, selamanya bervegetaris, dan mengajak keluarga untuk menyosialisasikan vegetarisme. Harapan terbesar saya saat ini ialah menyosialisasikan pelestarian lingkungan di komunitas tempat tinggal saya dan membuka posko daur ulang di sana agar orang-orang dapat memahami pelestarian lingkungan. Ini bermakna bagi masyarakat, negara, dan Bumi. Saya juga berharap kedua putri saya dapat bergabung menjadi relawan Tzu Chi,” kata Gong Hongyun.

Kemarin juga ada seorang lansia bernama Wang Fengyu yang berkata, “Saya seusia dengan Master.” Dia juga berbagi kisah. Dia mendengar Dharma dan terdengar bijaksana saat berbicara. Dia telah mempraktikkan makna dari isi Sutra. Para insan Tzu Chi, meski berada di tempat yang jauh dari Taiwan dan terpisah oleh selat ataupun gunung, dan terpisah oleh selat ataupun gunung, tetap giat mendengar Dharma.

Kini telekonferensi lewat internet sangatlah praktis. Kini telekonferensi lewat internet sangatlah praktis. Jadi, para relawan bisa mengikuti ceramah pagi tanpa ketinggalan setiap hari. Kabarnya, setiap hari di sana ada lebih dari 80 orang yang berkumpul untuk mengikuti ceramah pagi. Selain mendengar Dharma, kita harus menyebarkannya. Saat orang datang, kita harus terus berbagi permata Dharma yang kita dengar kepada mereka. Orang yang mendengarnya bagai memperoleh permata. Dengan demikian, sumber Dharma tidak akan hilang. Inilah ajaran Buddha.


Kita hendaknya menyerap segala Dharma. Kita mendengar dan menyerapnya ke dalam hati. Dharma ini meresap ke dalam hati. Kita dapat mengingatnya dan terus-menerus bersumbangsih. Saat melihat apa yang kurang di dunia ini, kita berusaha untuk bersumbangsih demi memenuhi kebutuhan semua makhluk. Kita mencari cara untuk melenyapkan kesulitan semua makhluk.

Asalkan ada hati, tidak ada kesulitan. Asalkan pikiran kita tidak lengah, kita bisa tetap tekun di dunia dan tidak lengah pula dalam membantu orang. Saat ada kesulitan, kita mencari cara untuk tetap dapat membantu orang lain dan membuka hati mereka yang tadinya tertutup. Inilah pahala dari mendengar Dharma dan menjunjung Sutra. Jadi, Sutra Bunga Teratai membimbing kita untuk menyerap segala Dharma dan mempraktikkan segala kebajikan.

Semua ini dapat kita temukan dalam Sutra ini. Jadi, kita harus mengingat dan menjunjung segala kebajikan serta tidak lengah. Kita tidak boleh lengah. Pahala dari menjunjung Sutra terletak pada pikiran yang tidak lengah. Sutra dan Dharma di dalamnya membuat kita memiliki banyak cara untuk memperoleh kebijaksanaan dan kekuatan sehingga kita tidak kekurangan keduanya. Inilah yang Sutra ini berikan pada kita. Ia juga memberi kita keyakinan.  

Menyimak Dharma, berpegang pada Sutra, dan giat membentangkan jalan
Terjun ke tengah masyarakat untuk memberi penghiburan dan bimbingan
Menjunjung semua Dharma bagai memperoleh permata
Pikiran tidak lengah dalam praktik kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 16 Agustus 2020
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 18 Agustus 2020
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -