Ceramah Master Cheng Yen: Menyimpan Kebajikan di Dalam Kesadaran


Saat ini, orang-orang merasa takut dan gelisah. Setiap orang hendaknya memanfaatkan saat ini untuk berhenti, mendengar, dan melihat.

Banyak kegiatan yang bisa dihentikan dahulu. Manfaatkanlah teknologi untuk lebih banyak mendengar Dharma. Kita bisa mendalami Dharma dengan kemajuan teknologi sekarang. Lewat ponsel, kita bisa menonton Lentera Kehidupan. Kita bisa menonton dan mendengar episode-episode sebelumnya.

Saya merasa bahwa semua itu patut dihargai karena merupakan Dharma dan sejarah bagi umat manusia. Kita juga bisa melihat Bodhisatwa dunia. Dalam Lentera Kehidupan, selain ceramah saya, juga ada kata-kata murid-murid saya. Kalian bisa menontonnya secara daring. Terdapat banyak teladan Bodhisatwa.

Dharma bukan hanya untuk orang kaya ataupun orang terpelajar. Saya sangat bersyukur kita bisa hidup di zaman sekarang. Kita hidup berkecukupan dan memiliki batin yang kaya. Kekayaan materi sebanyak apa pun hanya bersifat sementara. Setiap orang datang ke dunia ini dengan tangan kosong. Kelak, kita juga akan pergi dengan tangan kosong. Tiada yang bisa dibawa pergi selain Dharma.

Dharma dan kebajikan akan menjadi ingatan yang bagaikan sebutir benih yang tertanam di dalam kesadaran kedelapan kita. Kita bisa mengakumulasi benih kebajikan di dalam kesadaran kedelapan kita. Kita harus menabur benih kebajikan dan menggarap ladang batin kita. Hanya benih-benih inilah yang bisa kita bawa pergi. Jadi, hanya kesadaranlah yang berlanjut dari kehidupan ke kehidupan.


Kesadaran ini mengandung kekuatan karma. Karma apa yang kita ciptakan di kehidupan sekarang, itulah yang akan kita bawa ke kehidupan mendatang. Dipenuhi berkah atau malapetaka, itu bergantung pada perbuatan kita di kehidupan sekarang. Kita harus bisa membedakan baik dan buruk. Kita harus menghindari semua perbuatan buruk dan giat melakukan semua perbuatan baik.

Pandemi saat ini mendatangkan pelajaran besar. Orang yang harus diisolasi hendaklah diisolasi untuk menghindari penyebaran virus penyakit. Di sisi lain, kita juga harus bersungguh-sungguh menabur benih kebajikan.

Berhubung kini kegiatan Tzu Chi berkurang, maka genggamlah waktu untuk mempelajari kembali Dharma yang sudah pernah dipelajari. Mari kita menonton dan mendengarkan kembali ajaran yang sudah pernah dipelajari. Jadi, mari kita menonton dan mendengarkan.

Setiap orang hendaknya segera berhenti menciptakan karma buruk. Selain itu, karena pandemi ini, banyak kegiatan yang tidak diperbolehkan. Karena itu, berbagai kegiatan juga dihentikan. Berhubung kini memiliki lebih banyak waktu luang, kita harus meningkatkan pemahaman terhadap Dharma dan mempelajari kembali Dharma yang telah dipelajari.

Kita harus menggenggam saat ini untuk menyaring benih yang akan ditabur. Dengan waktu dan ruang seperti ini, kini adalah momen bagi kita untuk menciptakan berkah. Jadi, kita harus merapikan pemahaman kita terhadap Dharma.


Jangan berhenti melakukan kebaikan. Terlebih, kita harus mencurahkan perhatian kepada saudara se-Dharma. Jika kalian mengenal mereka dan dapat menghubungi mereka, sampaikanlah pada mereka bahwa saya memperhatikan mereka. Katakanlah pada mereka bahwa saya berharap semua orang dapat membuka pintu hati dan menyerap Dharma ke dalam hati.

Di manakah pintu hati setiap orang berada? Di ponsel masing-masing.

Saat pintu ini terbuka, Dharma bisa meresap ke dalam hati. Jangan terus menutup pintu hati. Kini kita harus membuka pintu hati agar silsilah Dharma Jing Si dapat meresap ke dalam hati kita. Kita harus membuka pintu kebijaksanaan untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita.

Sungguh, saat ini kita harus membuka pintu hati agar air Dharma dapat membasahi ladang batin kita.

Untuk perbuatan buruk yang pernah kita lakukan, kita harus segera memperbaikinya. Jangan biarkan noda dan kegelapan batin menodai batin kita. Kita harus menggenggam waktu untuk menyaring perbuatan kita.

Sebagai murid Jing Si generasi pertama, kita harus meneruskan silsilah Dharma Jing Si. Kita harus bersungguh-sungguh menjaga dan membuka pintu kebajikan serta membimbing orang-orang memasuki pintu ini. Jadi, kita harus menggalang Bodhisatwa dunia.


Pikiran adalah pelopor segala sesuatu. Asalkan berniat, kita bisa berbagi tentang Tzu Chi dengan setiap orang yang ditemui. Bangkitkanlah ingatan kalian tentang Tzu Chi. Cinta kasih antara guru dan murid termasuk cinta kasih berkesadaran. Bodhi adalah kesadaran. Kita bersama-sama menapaki Jalan Bodhi yang juga merupakan Jalan Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran.

Jadi, kita harus bersungguh-sungguh membimbing orang-orang untuk memperluas cinta kasih dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Inilah yang harus kita lakukan dengan tekun sekarang.

Ingatlah bahwa misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis Tzu Chi merupakan satu kesatuan.

Semua orang hendaklah bekerja sama dengan harmonis dan saling memperhatikan. Kita harus menciptakan berkah dengan cinta kasih. Dengan cinta kasih yang tidak membeda-bedakan, kita berusaha untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kita juga mengembangkan welas asih terhadap makhluk yang menderita. Kita turut merasakan kepedihan dan penderitaan orang lain.

Sesama manusia hendaklah berinteraksi dengan bahagia dan harmonis. Bagaimana agar semua orang senantiasa bahagia dan harmonis? Kita harus mengembangkan cinta kasih universal. Kita harus melepas ego dan melapangkan hati. Jadi, kita harus mengembangkan cinta kasih universal.  
 
Memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan kebajikan
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan melenyapkan kegelapan batin
Bekerja sama dengan harmonis dan tekun melatih diri
Bodhisatwa memiliki kasih sayang tak berujung dan cinta kasih tak terbatas

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Juni 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 12 Juni 2021
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -