Ceramah Master Cheng Yen: Menyinari Jalan di Dunia

Kondisi iklim sungguh tidak bersahabat. Dari dua hari yang lalu hingga kemarin, di Malaysia turun hujan deras selama 15 jam berturut-turut. Dalam waktu singkat, terjadi banjir. Wilayah yang terendam banjir sangat luas. Sesungguhnya, banyak insan Tzu Chi yang juga terkena dampak bencana. Banyak toko yang terendam banjir. Yang dikhawatirkan insan Tzu Chi adalah besarnya dampak bencana yang ditimbulkan.

Begitu hujan reda, mereka segera mencari cara untuk melakukan survei bencana dan menyediakan makanan hangat. Para insan Tzu Chi mengembangkan nilai hidup mereka. Saat ada yang membutuhkan, mereka selalu muncul untuk memberi bantuan. Warga setempat tahu jelas akan hal ini. Kita bisa melihat mereka dengan sepenuh hati membantu upaya pembersihan.

Berhubung saat ini bukan masa liburan, sekolah sangatlah penting. Karena itu, relawan kita segera membersihkan sekolah. Banjir terjadi pada dua hari yang lalu dan kemarin, relawan kita langsung bergerak untuk membersihkan sekolah. Tindakan mereka yang segera memberikan bantuan sangat patut dipuji.

doc tzu chi

Kita bisa melihat insan Tzu Chi di berbagai wilayah bersumbangsih seperti ini. Sumbangsih mereka sungguh patut dipuji. Seperti inilah insan Tzu Chi Malaysia. Kondisi kehidupan warga termasuk makmur, tetapi begitu bencana terjadi, relawan kita bisa melepas ego untuk menolong orang-orang yang terkena bencana.

Selain itu, juga ada sekelompok relawan di Afrika Selatan. Pada awal bulan Oktober, angin kencang dan hujan deras menimbulkan bencana di wilayah yang luas di Afrika Selatan. Warga yang semula sudah hidup kekurangan tidak mampu menghadapi bencana ini. Karena itu, insan Tzu Chi di Afrika Selatan segera membagi diri ke dalam beberapa kelompok untuk menjangkau lokasi bencana.

Sebagian warga kurang mampu tinggal di wilayah terpencil yang akses transportasinya terbatas. Perjalanan mereka semakin sulit dengan terjadinya tanah longsor. Namun, mereka tidak takut bekerja keras. Terlebih lagi, bagi beberapa relawan, berjalan kaki tidaklah mudah karena kondisi kesehatan mereka. Namun, itu tidak menghalangi mereka untuk bersumbangsih. Inilah ketulusan mereka.

Dalam memberikan bantuan, mereka memastikan setiap butir beras digunakan untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkan dan setiap suap nasi disediakan untuk orang-orang yang benar-benar kelaparan. Inilah prinsip mereka. Mereka tidak akan menyia-nyiakan sesuap nasi pun karena tidak mudah untuk mendapat bahan pangan.

doc tzu chi

Berhubung tidak mudah mendapat barang bantuan, maka mereka bertanggung jawab untuk memastikan semua barang bantuan digunakan pada tempatnya. Inilah prinsip mereka. Meski ada relawan yang kondisi kesehatannya kurang baik, tetapi mereka juga turut menjangkau orang-orang yang paling membutuhkan untuk bersumbangsih. Ketulusan mereka membawa rasa haru yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Kita juga melihat di Sierra Leone, banyak anak yang hidup menderita. Tentu saja, semua penderitaan itu ditimbulkan oleh berbagai faktor. Tanah Sierra Leone mengandung berlian. Saat orang-orang tahu bahwa tanah negara ini mengandung berlian, maka timbullah ketamakan.

Ketamakan ini membuat pikiran orang-orang menyimpang sehingga melakukan kekerasan. Demi apa? Demi berlian. Demi apa? Demi uang. Uang ini digunakan untuk membeli senjata. Dengan senjata, mereka bisa menjajah negara lain. Inilah karma buruk yang diciptakan oleh manusia. Akibatnya, banyak orang yang menderita dan wilayah pegunungan pun terluka. Ini sungguh memprihatinkan.

doc tzu chi

Pada bulan Agustus 2017, guyuran hujan deras menimbulkan tanah longsor yang menewaskan lebih dari seribu orang. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Ini terjadi pada bulan Agustus tahun ini. Sejak saat itu hingga kini, kita menyediakan makanan hangat setiap hari. Kita mengirimkan beras ke sana. Agar anak-anak bisa makan secara higienis, kita terlebih dahulu mengirimkan mangkuk dan sendok ramah lingkungan.

Seorang pastor setempat sangat tersentuh. Beliau berkata bahwa banyak anak di sana yang selama ini tidak memiliki apa pun. Selain pakaian usang di tubuh mereka, mereka tidak memiliki apa-apa. Mangkuk dan sendok yang kita berikan merupakan satu-satunya mangkuk dan sendok yang mereka miliki hingga saat ini. Beliau sangat tersentuh dan bersyukur.

Kini anak-anak bisa mengambil makanan hangat dengan mangkuk masing-masing setiap hari. Kita sangat berharap kelak, kita bisa membimbing mereka. Belakangan ini, sebuah rumah sakit militer di Sierra Leone mengutus orang untuk belajar ke Taiwan. Kita juga mengajak mereka ke posko daur ulang. Mereka sangat takjub melihat bahwa botol plastik bisa diolah menjadi pakaian.

Mereka berkata bahwa setelah pulang, mereka akan menggalakkan kegiatan daur ulang untuk melindungi bumi. Mereka akan mendaur ulang barang-barang yang bisa didaur ulang. Mereka juga memiliki hati penuh rasa syukur. Mereka menyimpan karung-karung dari beras yang kita kirimkan dan mengolahnya menjadi barang lain. Bahkan karung beras pun sangat mereka hargai. Kisah yang menyentuh sangatlah banyak. Apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin? Barang yang dibuang orang kaya bisa menjadi barang yang sangat berharga bagi orang miskin.

Melihat dan mendengar kondisi mereka, saya sungguh merasa tidak tega. Setiap orang memiliki kekuatan untuk menolong orang yang menderita. Saya berharap setiap orang dapat memahami kondisi orang-orang yang menderita di seluruh dunia dan bersumbangsih bagi mereka. Setiap orang memiliki kekuatan.

Segera menyediakan makanan bagi korban bencana
Bersatu hati membantu membersihkan sekolah
Mengatasi berbagai kesulitan demi menolong orang yang membutuhkan
Menggalakkan kegiatan daur ulang dan belajar mandiri

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 6 November 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 8 November 2017

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -