Ceramah Master Cheng Yen: Menyinari Pegunungan dan Menghangatkan Dunia


“Ada sebuah kasus. Dahulunya, orang ini adalah ketua geng lokal. Ketika kami pergi untuk melihatnya, dia telah meringkuk di bawah serambi. Saat itu, cuaca sangat dingin. Kebetulan, kami menyewa sebuah rumah untuk para penerima bantuan. Kami memintanya untuk tinggal di sana. Dia tinggal di lantai dua. Ada juga seorang pasien cuci darah di sana. Penerima bantuan ini selalu merasa pusing ketika selesai cuci darah sehingga setiap ke toilet, dia lupa untuk menyiramnya. Sekali, dua kali, ketua geng selalu menyiramnya. Setelah beberapa kali, dia marah dan mengamuk. Dia mengatakan bahwa dia sudah lama tidak membunuh. Penderita sakit ginjal ini sungguh ketakutan. Dia kabur dari rumah dan menelepon saya. Saya langsung pergi ke sana untuk memahami apa yang terjadi,”
kata Huang Xiu-yan relawan Tzu Chi.

“Ketua geng ini terus mengeluh. Saya berkata kepadanya, ‘Anda sungguh dipenuhi berkah. Anda hanya perlu menekan satu tombol di toilet dan kotoran akan hilang. Apakah Anda tahu? Ketika relawan Tzu Chi pergi melayani orang yang menderita, terkadang kami harus berjalan jauh atau menempuh perjalanan panjang dengan mobil untuk sampai ke tempat mereka. Suatu hari, ada sebuah kasus yang kami tangani. Ketika kami mengunjungi orang tersebut, ketika membuka pintu, lantai dipenuhi dengan kotoran yang telah menempel di lantai. Untuk membantu membersihkannya, relawan menggunakan sekop. Beberapa relawan ada yang keluar untuk muntah, lalu masuk ke dalam untuk membersihkannya lagi.’ Dia sangat tersentuh dengan apa yang saya ceritakan. Dia pun berkata, ‘Saya tidak akan seperti itu lagi’,” lanjut Huang Xiu-yan.

“Meski dahulunya mereka sering berbuat jahat, hendaknya kita mendedikasikan waktu untuk membimbingnya di akhir hidupnya untuk mengubah kejahatan menjadi kebajikan. Ketika kita menabur benih kebajikan padanya, hidup kita sungguh bernilai,” pungkas Huang Xiu-yan.

Dari kisah-kisah yang kalian bagikan, setiap orang telah mendedikasikan waktu dengan tulus. Banyak relawan yang bekerja di siang hari sehingga mereka hanya dapat mencari penerima bantuan di malam hari.


“Saya bekerja di siang hari. Selama 20 tahun terakhir, saya menggunakan waktu di malam hari dan hari libur untuk menangani kasus. Meski saya telah melakukannya selama lebih dari 20 tahun, saya merasa bahwa masih banyak orang yang menderita di berbagai sudut gelap masyarakat. Saya bersedia untuk menjadi pencari penerima bantuan di siang dan malam hari,”
kata Zhou Su-yun relawan Tzu Chi.

Ya, kalian semua memiliki bisnis dan karier. Namun, kalian masih harus meluangkan waktu untuk menjalankan misi amal. Hal ini membuat semua orang tersentuh. Kesan saya terhadap Keelung ialah daerahnya berbukit-bukit. Dahulu, ketika pergi ke sana, saya akan berjalan mendaki selangkah demi selangkah. Sungguh tidaklah mudah. Saat ini, usia relawan juga makin bertambah. Saya melihat kalian juga merangkul anak-anak muda.

Keelung sungguh memiliki kekuatan. Semua pasien kasus yang ada di sana tinggal di daerah yang tinggi atau terpencil. Saya bisa membayangkan betapa sulitnya berjalan di jalan seperti itu saat senja atau malam hari. Sulit untuk menemukan penerima bantuan, tetapi Anda telah melakukannya. Terutama, saya mendengar kisah rumah yang dipenuhi dengan kotoran. Saya sungguh memahami hal ini karena saya dahulu sering mendapat kasus serupa. Jadi, ketika kalian membagikan kisah, saya akan teringat kasus masa lalu. Dahulu, saya berkunjung dari Keelung hingga ke Hengchun.

Ada juga kasus yang dari luar pintu pun sudah tercium bau tidak sedap. Saya bisa membayangkan kondisi rumah-rumah ini. Namun, kalian tetap bersedia untuk bersumbangsih. Saya berterima kasih kepada kalian. Kalian juga bertanggung jawab untuk merawat keluarga kalian. Saya sering berkata bahwa selain melakukan pekerjaan Tzu Chi, kita juga harus merawat keluarga kita dengan baik. Hanya ketika keluarga kita terurus dengan baik, barulah kita dapat menjadi relawan Tzu Chi yang baik. Kalian semua telah mendengarkan ajaran saya. Biarlah suami dan anak-anak mendukung kalian. Bahkan, kalian harus dapat menginspirasi seluruh anggota keluarga untuk menjadi insan Tzu Chi. Ketika satu keluarga kalian menjadi Bodhisatwa, saya sungguh memuji dan berterima kasih.


Saya bersyukur memiliki jalinan jodoh untuk bertemu dengan banyak Bodhisatwa dunia yang berkumpul di hadapan saya untuk mencapai satu tujuan, yaitu aktivitas Tzu Chi. Pekerjaan Tzu Chi tidaklah mudah dan tidak sedikit. Pekerjaan Tzu Chi sungguh rumit karena tidak hanya menghadapi orang kurang mampu, melainkan juga orang sakit. Baru saja, kalian membagikan kasus penerima bantuan yang sakit dan kurang mampu. Kalian bahkan harus berhadapan dengan orang yang dahulunya adalah gangster dengan temperamen yang sangat buruk. Kalian harus dapat menenangkannya dan membantunya mengubah kebiasaan buruk menjadi bertemperamen baik. Ini sungguh tidak mudah. Jika bukan Bodhisatwa, tidak akan dapat mengubah dunia. Namun, kalian sungguh telah melakukannya.

Kalian telah mengubah noda batin sekelompok orang yang menghadapi neraka. Kalian telah berjaga di depan pintu neraka sehingga tidak ada orang yang jatuh ke dalamnya. Relawan bagaikan Bodhisatwa Ksitigarbha dan Bodhisatwa Avalokitesvara. Bodhisatwa Avalokitesvara akan muncul di mana pun ada orang yang membutuhkan. Semuanya tahu tentang ini. Bodhisatwa Ksitigarbha dapat mengubah kejahatan menjadi kebaikan. Menurut ajaran Buddha, kedua Bodhisatwa ini terjun ke dunia untuk menjadi pembimbing orang-orang menuju ke arah yang benar. Oleh karena itu, saya sungguh bersyukur karena semangat Bodhisatwa dapat diterapkan di dunia. Terlebih lagi, kalian memiliki jalinan jodoh dengan saya.


Saya memiliki banyak jalinan jodoh yang baik sehingga di era ini saya dapat bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Guru saya memberikan kalimat yang sangat sederhana, "Demi ajarqn Buddha, demi semua makhluk." Saya juga memberikan kalimat sederhana pada kalian, "Jadikan tekad Guru sebagai tekad diri sendiri." Hendaklah semua murid berani, tekun, dan bersemangat dalam membangkitkan cinta kasih kalian untuk melakukan hal-hal yang ingin saya lakukan. Saya sungguh bersyukur.

Saya sungguh dipenuhi berkah karena selalu bertemu dengan orang-orang baik. Semuanya telah membangun tekad dan ikrar untuk terjun ke dunia dan menjadi Bodhisatwa. Demikian pula, kalian telah membangun tekad dan ikrar untuk membantu setiap pasien kasus, baik mereka yang kurang mampu maupun sakit. Kalian telah bekerja dengan satu hati. Hal terpenting ialah selalu bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan.

Saat anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi bersatu hati, semua orang dapat menggarap ladang berkah. Dunia kita adalah ladang berkah yang luas dan semua orang adalah penggarapnya. Makin banyak hal yang kita lakukan, makin banyak kita memperoleh berkah. Satu benih dapat menghasilkan benih tak terhingga. Saya sungguh berterima kasih.

Mencari orang yang menderita di daerah yang gelap di pegunungan
Mengubah yang jahat menjadi baik dengan cinta kasih berkesadaran
Bodhisatwa mengubah dunia dengan kekuatan cinta kasih dan welas asih
Menggarap ladang berkah dengan kesatuan hati dan keharmonisan 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 29 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 31 Juli 2023
Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -