Ceramah Master Cheng Yen: Menyosialisasikan Keyakinan Benar
Pada zaman Buddha hidup, Beliau terus mengingatkan kita bahwa selain bencana alam, ada pula wabah penyakit dan bencana kelaparan. Semua itu dapat membawa penderitaan bagi dunia. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dalam menjalani hidup. Mendengar berbagai berita dari seluruh dunia, saya sungguh merasa tidak tenang.
Kita dapat melihat di Turki terjadi serangan bom. Pikiran segelintir orang yang menyimpang menyebabkan banyak orang hidup tidak tenang. Jadi, kita sungguh harus menjaga pikiran dengan baik.
Kebakaran hutan di Amerika Serikat masih terus meluas. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Sejak bulan Juni lalu, wilayah pesisir barat Amerika Serikat terus terjadi kebakaran hutan. Kobaran api terus merambat dan melahap lahan demi lahan hutan di sana. Belakangan ini, tepatnya pada tanggal 16 Agustus, kembali muncul satu titik api baru di California Selatan. Dalam waktu dua hingga tiga hari ini, kobaran api itu sudah melahap sekitar 30.000 hektare lahan. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya.
Singkat kata, kehidupan manusia tidak kekal dan bumi pun rentan. Saat salah satu unsur alam tidak selaras, maka akan mendatangkan bencana yang besar. Sebagai manusia, kita sungguh harus menyucikan hati dan menenangkan pikiran. Dengan menenangkan hati, kita dapat menghimpun banyak kekuatan bajik dan mengembangkan kebijaksanaan.
“Bisnis saya tetap sangat lancar. Segala sesuatu berjalan dengan lancar. Saya sudah tidak percaya pada takhayul dan sudah memiliki keyakinan benar. Saya juga tidak membakar kertas sembahyang lagi,” kata Pan Wen-tu seorang relawan.
Sungguh, kita harus memiliki keyakinan benar dan meyakininya dengan setulus hati. Keyakinan kita harusnya benar dan tanpa noda. Dengan begitu, baru cahaya kebijaksanaan kita dapat bersinar. Memiliki cahaya kebijaksanaan adalah tujuan kita dalam menganut suatu keyakinan. Janganlah kita percaya pada takhayul.
Di wilayah Taiwan selatan, ada sebuah kelenteng yang sudah hampir 100 tahun tidak mengadakan upacara persembahan pada bulan 7 Imlek. Ini karena sekitar 100 tahun lalu, di sana terjadi bencana kekeringan yang sangat parah. Pada tahun 1901 dan 1902, di sini terjadi bencana kekeringan yang sangat parah. Sebagian besar warga di sini bermatapencaharian sebagai petani. Bencana kekeringan menyebabkan gagal panen. Pada saat itu, warga kesulitan untuk mengadakan upacara pesembahan di bulan 7 Imlek.
Ada sebuah ungkapan berbunyi, “Orang Quanzhou sangat mementingkan persembahan kepada leluhur, orang Zhangzhou sangat mementingkan upacara persembahan”. Karena itu, di bulan 7 Imlek, mereka saling berlomba, bahkan meminjam uang untuk mengadakan upacara persembahan. Akibatnya, pada bulan 8 Imlek, mereka tak memiliki uang untuk menyambut Festival Kue Bulan. Kabarnya di Youchang, ada dewa yang menurunkan titah kepada warga untuk tidak mengadakan upacara persembahan, cukup menghormati dan mengenang kebajikan leluhur. Dengan demikian, maka warga tidak perlu menghabiskan uang dan menciptakan karma buruk akibat membunuh hewan. Sejak saat itu, mereka tidak lagi melakukan upacara persembahan dan membakar kertas sembahyang.
“Di Youchang, kami tidak mengadakan upacara persembahan,” kata Bapak Yang seorang Warga Youchang. Apakah Anda pernah mengadakan persembahan? (Tidak).
“Saat duduk di bangku sekolah menengah, suatu hari, ada seorang teman saya berkata, ‘Datanglah ke rumah saya untuk menikmati makanan dari persembahan.’ Saya merasa heran dan bertanya, ‘Apa itu upacara persembahan?’ Teman saya menertawakan saya dan berkata, ‘Kamu tidak tahu apa itu upacara persembahan di bulan 7 Imlek?’ Saya berkata bahwa saya tidak tahu karena kami tidak pernah melakukannya. Saat itu saya baru tahu bahwa tradisi di luar berbeda dengan tradisi di kampung halaman saya. Kami tetap hidup aman dan tentram meskipun tidak memberikan persembahan di bulan 7 Imlek. Kami tetap hidup aman dan tenteram,” kata Bapak Yang.
Sungguh, kita harus tahu berpuas diri dan bersyukur. Dengan tahu berpuas diri, maka kita tak akan meminta lebih banyak. Yang penting kita hidup aman dan tenteram. Inilah keyakinan benar yang harus kita miliki. Intinya, kita harus bersungguh hati.
Saya juga sangat berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang sangat berani Di Taiwan, selama beberapa tahun ini. Relawan Tzu Chi terjun ke jalan dan berkunjung dari rumah ke rumah untuk mengimbau orang tidak membakar kertas sembahyang dan tidak membunuh hewan. Berkat kerja keras mereka, kini kita sudah dapat melihat hasilnya. Sungguh, pencemaran udara telah menjadi isu penting bagi dunia internasional. Pikirkanlah, proses pembuatan kertas sembahyang juga menciptakan pencemaran lingkungan. Saat kertas sembahyang dibakar, ia juga menciptakan pencemaran.
Menghabiskan uang untuk mencemari lingkungan, apakah ini tindakan yang bijaksana? Ini merupakan tindakan yang didasari kepercayaan pada takhayul. Apakah membakar kertas sembahyang dapat mendatangkan berkah bagi kita? Semudah itukah? Apakah ia dapat mendatangkan ketenteraman bagi hidup kita? Sebaliknya, ia malah menciptakan pencemaran yang berbahaya bagi kesehatan kita dan dapat merusak bumi.
Kita harus mengubah tindakan kita yang didasari kepercayaan pada takhayul. Kita hendaknya berbuat baik dengan hati yang tulus dan murni tanpa noda, dengan hati yang tulus dan murni tanpa noda. Kita hendaknya menghemat uang untuk membeli kertas sembahyang dan menggunakannya untuk membantu orang yang kelaparan, membantu anak-anak yang kesulitan bersekolah, atau membantu lansia yang hidup sebatang kara. Masyarakat kita membutuhkan tenaga manusia, materi, dan curahan cinta kasih.
Inilah cara yang paling tulus untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Makna upacara persembahan yang sesungguhnya adalah melenyapkan penderitaan dan memberikan sukacita kepada semua orang. Untuk membersihkan lingkungan, terlebih dahulu kita harus menyucikan hati manusia.
Saya berharap sebagai murid Buddha, kita harus bisa memikul tanggung jawab atas dunia dan bersungguh hati untuk menyosialisasikan praktik benar. Youchang merupakan tempat teladan bagi kita. Semoga setiap orang dapat memiliki keyakinan benar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kita harus mengandalkan diri sendiri untuk membina kepribadian yang baik dan menciptakan berkah sendiri. Dengan membina berkah dan kebijaksanaan, secara alami kehidupan kita akan aman dan tenteram.
Meningkatkan kewaspadaan di tengah dunia yang dilanda berbagai bencana
Menganut keyakinan dengan hati yang tulus dan tanpa pamrih
Melihat teladan sebuah kelenteng di Taiwan
Menghimpun kekuatan untuk menyelamatkan semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Agustus 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Agustus 2016